Pemimpin sekarang di negara kita seakan-akan hanya seperti sebuah simbol. Dimana semua orang bisa jadi pemimpin. Siapa saja bisa jadi pemimpin. Asal pilih, yang penting terlihat bagus. Padahal hanya kelihatannya saja, kinerjanya belum tentu.
Bakal calon yang kita lihat blusukan. Supaya lebih dekat dengan rakyat. Mendengar keluh kesah rakyat. Tapi hanya didengar, bukan untuk dicatat, apalagi dipahami. Jadi hanya supaya terlihat citranya itu dekat dengan rakyat. Padahal kenyataannya, hanya saat-saat dibutuhkan suaranya, baru mendekat.
Setelah terpilih, lupa aspirasi, akibat banyaknya resesi, jadi seakan tanpa solusi. Sebab terlalu sibuk citrakan diri, persiapan administrasi, dan lupa membenahi diri. Lebih pilih melihat survei daripada masalah-masalah yang dialami rakyat. Dan memilih orang-orang yang tidak tepat pada bidangnya.
Rakyat dipedulikan hanya suara dan uangnya. Wakil rakyat hanya pigura. Lagipula rakyat mending urus dirinya sendiri. Kalau misalnya jalan rusak, cari saja jalan lain. Sayang uangnya kalau digunakan untuk perbaiki jalan, fasilitas umum yang rusak. Lebih baik untuk jalan-jalan, studi banding ke luar negeri, membangun kantor baru. Rakyat hanya pelengkap. Bukan sebagai pihak yang dilayani, tapi pihak yang hanya diingat jika diperlukan. Persulit rakyat merupakan hal yang biasa terjadi. Semoga kita bisa terhindar dari pemimpin yang demikian, lagi.
0 Comments:
Posting Komentar
Tolong menggunakan bahasa yang baku dan tanpa singkatan, terima kasih.