Pengalaman, pandangan, dan kehidupan

Rabu, 16 Oktober 2024

/

 Meskipun perkataannya terlihat masuk akal. Jika ternyata kenyataannya bukan demikian. Maka kita tak wajib mengikutinya. Sebab ia berpendapat sesuai dengan pengalamannya, yang bisa jadi berbeda dengan kita.

Kalau kita ingin mengikuti cara mereka, tentunya tidak bisa copy paste langsung. Perlu dimodifikasi dan disesuaikan dengan pengalaman dan kehidupan kita. Karena ia berpendapat sesuai dengan apa yang ia ketahui. Yang belum pernah kita ketahui. Jadi kesannya seperti benar, padahal belum tentu.

Dan perlu dicek pula apakah yang ia katakan bisa dipercaya. Karena terkadang ia berbicara hanya untuk kepentingannya. Keuntungannya sendiri. Bisa saja kita dijerumuskan ke dalam suatu hal yang sebenarnya belum kita ketahui. Karena kita percaya-percaya saja, akhirnya kita yang merasa rugi.

Sebab ternyata tidak setimpal dengan biaya yang kita keluarkan. Kita selaras dengan apa yang kita harapkan. Maka kita perlu untuk benar-benar mengecek ulang, apakah memang ia bisa dipercaya. Apakah memang hanya untuk kepentingan dirinya sendiri.

Selasa, 15 Oktober 2024

/

 Beberapa kali saya berpikir bahwa nanti bisa dikerjakan, ternyata nggak dikerjakan juga. Menunda memang semenyenangkan itu. Tapi akan ada konsekuensi tragis jika kita ternyata tidak mampu menyelesaikannya.

Sepertinya penyesalan pastinya. Kemudian menyalahkan diri sendiri. Dan enggan memperbaiki diri. Saat mengatakan nanti, ternyata lupa, hingga akhirnya tidak dikerjakan. Pada suatu waktu ingin mengerjakan, tapi karena terlalu menumpuk, jadi lebih stres.

Karena stres, akhirnya ditinggalkan. Lalu stres kembali karena harus mengerjakan. Begitulah konsekuensi dari menunda. Padahal memungkinkan jika dikerjakan, dengan hal yang dirasa paling mudah. Lalu digabungkan dengan hal yang menyenangkan.

Jadi rasanya saat mengerjakan tak semenderita itu. Sehingga menunda itu hanya opsi saja. Bisa dipikirkan, tapi tak perlu dilakukan. Sebab kita tahu bahwa pada akhirnya harus dikerjakan. Maka lebih baik dikerjakan saja diawal. Dan menunda itu hanya dirasa saat tak terlalu prioritas.



Senin, 14 Oktober 2024

/

 Banyak orang yang kebingungan antara pilihan bertahan ditempat yang sama ataupun pindah tempat kerja. Sebenarnya keduanya sama-sama baik. Bertahan akan membuat semakin kokoh. Sedangkan pindah akan membuat perkembangan menjadi lebih masif.

Tentunya orang yang bertahan akan memiliki risiko. Seperti bosan akut pada pekerjaan yang dilakukan. Pergantian atasan yang ternyata gaya kepemimpinan tidak sesuai dengan cara kerjanya. Dan gaji yang kenaikannya sudah ditentukan oleh perusahaan. Bukan berarti tidak bisa bertumbuh. Justru karena sudah paham cara kerjanya. Jadi bisa mengatur untuk kerja, dan bisa mengalokasikan waktu untuk belajar hal lain.

Sementara itu, berpindah-pindah kerja bukan berarti buruk. Sebab ia pindah karena ingin mencari sesuatu yang baru. Entah itu pengalaman, suasana, orang, tempat yang baru. Dengannya sudut pandang menjadi lebih luas. Dan ia jadi kenal dengan berbagai orang baru. Ia jadi bisa menantang dirinya melakukan hal yang belum pernah dilakukan, dan ternyata tidak semudah atau sesulit yang dibayangkan. Bisa jadi berbeda dengan yang dipikirkan.

Pindah atau bertahan adalah pilihan. Tentunya dengan mengetahui risikonya, kita bisa memilih salah satu, yang lebih cocok dengan kita. Lagipula kita yang tahu, apa yang sesuai dengan kita. Tekanan dari luar dapat kita anggap sebagai pertimbangan. Sedangkan keputusan ada ditangan kita.

Minggu, 13 Oktober 2024

/

 Kita tahu bahwa ada orang yang suka marah-marah. Kita tidak tahu kenapa ia bisa demikian. Bisa jadi karena masalah yang semakin menumpuk, yang selalu ia pikirkan. Bisa jadi karena ia yang pendapatnya selalu diabaikan. Bisa jadi karena keinginannya selalu dianggap tidak penting.

Pengabaian itulah yang membuatnya marah. Sebab direndahkan. Cuaca yang panas akhir-akhir ini juga tak jarang menyulut emosi. Lagipula marah itu seakan pelepasan emosi yang terpendam. Daripada menumpuk.

Bukan seperti cara orang luar negeri yang ekstrem. Yang boleh membanting piring seenaknya. Atau memukuli dan menghancurkan apapun yang ada disekitarnya. Tapi biasanya dengan kalimat yang membuat pendengarnya emosi juga, disertai kalimat dengan nada yang lebih tinggi. 

Kemudian masalah ekonomi ikut serta. Ekonomi termasuk, karena tak jarang yang uangnya habis, lebih cepat marah. Sudah bekerja dengan tenaga, waktu, pikiran yang habis, ternyata uangnya lenyap. Ditambah fasilitas publik yang jauh dari harapan. Bisa jadi daerah tertinggal padahal uang yang digelontorkan dari pusat, jauh dari kata sedikit. Pengelolaan keuangan yang buruk, dimulai dari pribadi, masyarakat, dan pemerintah. Jadi marah-marah memang banyak penyebabnya, mungkin dari sisi psikologi dan mental juga ada. Tapi cukup sekian tulisan kali ini.

Sabtu, 12 Oktober 2024

/

 Terkadang adakalanya konsistensi itu dibenci. Mungkin karena perasaan bosan yang terlalu lama, terakumulasi. Yang menjadikan rasa muak seutuhnya. Mungkin karena melakukan pekerjaan berulangkali dalam jarak waktu yang konstan.

Hal ini bisa diatasi dengan melakukan hal tersebut di tempat lain. Melakukannya ditempat lain akan mengurangi rasa jenuh itu. Dengannya kita bisa kembali melakukan yang tadinya menjenuhkan. Bisa jadi karena tidak adanya tantangan.

Karena terlalu lama berjalan dijalan mendatar dan lurus, sehingga lama-lama menjadi bosan. Bosan pada pelajaran, pendidikan, pekerjaan, keseharian, apapun itu. Lantas apakah tidak boleh merasa bosan? Tentunya bosan merupakan hal yang wajar.

Tapi dalam pekerjaan, jikalau bosan kemudian berhenti. Maka kita akan dipertanyakan kredibilitasnya. Sebabnya konsistensi kita terputus. Bukan berarti tidak boleh berhenti kerja, tapi kalau berhenti karena bosan, jenuh, kesannya meremehkan. Berbeda kalau memang bosan, lantas ingin mencoba tantangan baru, baik ditempat yang sama maupun ditempat lain. Tidak apa-apa bosan, lagipula kebosanan itu terkadang menyenangkan. Dan konsistensi terhubung erat dengan kebosanan.


Jumat, 11 Oktober 2024

/

 Saat baru memulai suatu hal, rasanya agak menakutkan sekaligus menyenangkan. Sebab mencoba melakukan sesuatu yang belum pernah dilakukan, dipikirkan sebelumnya. Mencoba melakukan sesuatu yang sepertinya, atau kelihatannya dipikiran begitu sulit.

Tetapi setelahnya, ternyata tidak begitu menakutkan. Sayangnya muncul perasaan bahwa ketika memilikinya, kemampuannya, tapi ternyata belum mampu dimanfaatkan. Belum mampu menggunakan, atau menerapkan pengetahuannya secara maksimal.

Lalu berpikir bahwa, bagaimana jika tak berguna? Dan menepisnya, pasti ini akan berguna, suatu saat nanti. Di suatu saat yang entah kapan terjadinya. Disuatu saat yang berapa lama datangnya. Kemampuan, dan pengetahuan yang dirasakan akan sangat berguna, pada hakikatnya tak begitu.

Kemudian kita semakin takut. Ternyata memang benar tak berguna, khususnya hingga saat ini. Apakah semuanya sia-sia? Entahlah. Bisa jadi sia-sia. Bisa jadi akan dibutuhkan yang entah kapannya itu terjadi. Kita sendiri tak mengetahuinya. Tapi ketakutan merasa tak berguna, hal ini cukup kita rasakan dan alami saja.

Kamis, 10 Oktober 2024

/

 Ada orang membenci kita, hal tersebut bukanlah masalah, jika kita memang benar-benar tidak tahu. Tiba-tiba ia membenci kita, biarkan saja. Kenapa kita perlu repot-repot memberikan perhatian padanya.

Lagipula di waktu saat ini yang terasa lebih cepat berganti, pagi, siang, sore, dan malamnya. Apakah kita memang harus membencinya, dan diri kita sendiri? Apakah memang kita harus dibenci? Kalaupun kita dibenci, apakah kita memang layak untuk dibenci? Bisa saja ia marah akan hal lain, tapi melampiaskannya, kekesalannya kepada kita. Tentunya kita bingung kenapa juga. Dan tidak perlu terlalu dipikirkan.

Mungkin kita akan memikirkannya terus. Berhari-hari kepikiran. Jadi stres. Padahal ia membenci kita, hanya karena suatu hal yang ia tidak suka, dan kita tidak pernah menyadarinya. Bisa jadi ada suatu hal yang kita lakukan, dan ternyata kita salah, tapi kita belum menyadarinya. Bisa juga ada hal yang berhubungan dengan kita. Yang ternyata itu merupakan hal yang ia benci. Kita tidak pernah tahu akan hal itu.

Dan tidak masalah juga kalau pun tidak berteman. Kalaupun dikucilkan. Memangnya teman hanya dia. Lebih baik sendirian. Yang terpenting tidak membenci diri sendiri juga. Sudah sendirian, membenci diri sendiri. Rasanya agak menyakitkan. Kalau semuanya membenci kita, diri sendiri pun juga membenci kita, lalu siapa yang membersamai diri kita, jika bukan diri kita sendiri.

Rabu, 09 Oktober 2024

/

 Kenapa orang yang sudah kaya? Sudah tidak perlu mencari uang lagi dengan susah payah. Masih saja ingin mencari uang dengan lebih banyak. Sebab ia tidak ingin lagi diremehkan oleh orang lain. Saya belum pernah menjadi kaya, jadi saya hanya bisa melihat ke sekitar, dan bertanya kenapa bisa begitu.

Orang kaya memang bekerja keras, tapi ada juga mereka yang bekerja keras disepanjang kehidupannya, hidupnya masih dalam perjuangan yang sepertinya tidak akan berakhir sampai ia meninggal. Kenapa yang kaya tidak membagi-bagikan hartanya kepada yang lain? Simpel saja, ia tidak ingin yang lain ada diatasnya. Ia tidak ingin yang lain menjadi kaya juga. Ia tidak ingin yang lain menjadi sukses dan tenteram hidupnya, sebab tidak lagi memikirkan urusan finansial.

Karena ia menyadari, saat susah semua orang menjauhinya. Dan ia baru bisa dihargai saat memiliki harta atau kekuasaan yang didapatkannya dengan bekerja keras. Jadi ia hanya mau membantu, orang yang dulu pernah membantunya saat susah. Kehidupan membentuknya demikian. Jadi ia tidak mau sembarangan membantu orang lain. Hal yang wajar. Tapi menjadi tidak wajar tatkala uang yang didapatkan orang kaya semakin kaya, dan ditimbunnya.

Sementara orang yang hidupnya kesulitan keuangan. Semakin kesulitan karena pemerintah yang kebijakannya seakan mendukung orang kaya. Sehingga kini orang semakin banyak mengeluh, dan membanding-bandingkan kehidupan dulu, serta kehidupan saat ini. Berbeda pada persaingan yang sulit bagi mereka yang kesulitan. Dihadapkan pada persaingan tidak adil, dengan modal dan keahlian yang terlalu jauh perbedaannya. Kalau hanya mengandalkan keberuntungan, bisa saja ia akan dihadapkan pada kenyataan yang menjatuhkannya.


Selasa, 08 Oktober 2024

/

 Orang egois terkadang tidak menyadari atau justru sadar dan mengabaikan bahwa diri mereka egois. Bisa jadi ia belum sadar bahwa dia egois. Atau bisa juga dia egois dengan kepentingannya, yang dipikirnya benar.

Apalagi orang-orang yang suka berkata sebebas-bebasnya. Ia tidak suka menjaga ucapannya. Maka kita juga bisa demikian. Agar kita tidak lagi diremehkan. Sebab ia saja tidak memikirkan perasaan kita, memikirkan apakah hal tersebut menyakiti hati orang lain. Maka kita juga bisa berbuat hal serupa. Dengan mengatakan hal atau sesuatu tanpa perlu pertimbangan apapun.

Hal ini berbahaya. Bisa jadi ia memang orang yang pemarah, bisa jadi ia merasa lebih powerful dibandingkan sekitarnya. Jika kita memang ingin terus-menerus ditekan. Pada akhirnya kita tidak akan diam saja. Kita akan melawan dengan cara kita sendiri.

Dan orang-orang yang egois itu menempatkan dirinya lebih dulu. Demi keuntungan pribadinya. Apakah tidak boleh? Tentu saja boleh. Masalahnya jika ia tidak mau mengalah, dalam segala hal. Inginnya selalu menang. Ingat, bahwa suatu hari ia akan kalah. Serta kekalahan itu pastilah menyakitkan. 

Jumlah Dibaca Bulan Ini

Hansel.id : Dus Makanan Terbaik

Translate

Popular Posts

BTemplates.com

Chrome Pointer

About

Protected by Copyscape