Pengalaman, pandangan, dan kehidupan

Jumat, 26 April 2024

/



Bulan berwarna hijau datang

Memanggil burung lalu ikan

Sebagaimana halnya menata

Seperti halnya diikat


Aku ingin kembali

Tetapi sudah dipertengahan jalan pulang

Adapun anjing yang berceloteh

Ataupun kucing yang berebahan


Satu detik sebelumnya

Aku tertidur di alam

Rumah yang nampak terik

Tapi aku tak sedikitpun tertarik

Benar, sungguh tak sedikitpun


Desember 2021 


Dari Ebook Sebagaimana Aku yang Telah Terlewati

Jumat, 19 April 2024

/

Photo by Dids . from Pexels


Secangkir kopi dileburkan

Terlarut di dalam cahaya

Angin yang memanjakan kepalsuan

Atau debu yang mengaitkan luka


Dua belas jam sebelumnya

Kamu lupa lagi mematikan alarm

Tapi malah ingat menghidupkan masa lalu

Tersenyum kecil memandang kelam


Siang ini kamu masih duduk

Di sebelah sudut ruangan hening

Tiba-tiba muncul seseorang

Telah lama dinanti dan bermimpi


Desember 2021


Dari Ebook Puisi Sebagaimana Aku yang Telah Terlewati

Senin, 15 April 2024

/

 

Image by Memed_Nurrohmad from Pixabay


Ada orang yang kalau dilihat, kita langsung suka. Bisa jadi perilaku yang baik menjadikan hati kita ikut menyukainya. Tapi ada juga orang yang tidak kita suka. Orang yang bermasalah. Kalau ada dia, sepertinya semuanya menjadi negatif. Pada tulisan ini kita sama-sama belajar menjadi orang yang mudah disukai.


1. Belajar Mendengarkan


Mendengarkan itu memang melelahkan, sebab melibatkan hati dan perasaan. Dengan mendengarkan orang lain, berarti kita menaruh perhatian. Mendengarkan berarti kita terbawa pada pikiran dan perasaan yang berbicara. Artinya menghargai pengalaman, pengetahuan, wawasan dari sang pembicara.


2. Belajar Menyetujui


Kita mengangguk sesekali ketika ia berbicara, maka ia akan merasa senang karena dihargai. Kita sependapat dengannya, sehingga mereka merasa aman menceritakan kehidupannya. Belajar menyetujui bukan berarti kita mengiyakan semuanya. Tapi kita mempertimbangkan dengan baik. Dan kita bisa memahami orang lain, tidak egois.


3. Jujur


Orang jujur pasti mudah disukai. Jujur bukan berkata apa adanya, itu namanya polos. Kalau jujur ada filternya, sedangkan polos tak ada. Jujur berarti berkata baik, sopan santun dan berbicara mengenai apa yang benar.


Kejujuran ada dua, pada diri sendiri dan orang lain. Kadang kita bisa jujur pada orang lain, tapi pada diri sendiri? Mungkin kita perlu merenung dan memikirkan diri kita, apakah kita jujur terhadap diri kita sendiri.


4. Bisa Dipercaya


Orang akan percaya dengan kita, ketika kita dapat menjaga lisan. Lisan yang terjaga, omongannya bisa dipegang. Berbeda kalau mulutnya manis, tapi sering ingkar janji. Maka orang tidak akan suka, dan bahkan menjauh dari kita. Dapat dipercaya berarti kita menghargai diri sendiri dan menghargai orang lain.


5. Berpikiran Positif


Kita tidak mengetahui alasan ia berbuat seperti itu. Kita tidak mengetahui kenapa dia melakukan itu. Lebih baik berpikir positif saja, karena seringkali kita tidak memahami tapi langsung menghakimi. Berarti kita tidak peka terhadap perasaannya, dan tidak berupaya memahami perasaan orang tersebut.


6. Suka Tersenyum


Siapa yang tidak suka melihat orang tersenyum? Dengan senyum kita yang indah, dapat membuat orang lain juga ikut tersenyum. Kita bisa menyapa orang dengan senyuman. Senyum yang tidak hanya wajah, tapi mata yang juga ikut tersenyum. Senyum akan menghipnotis orang lain yang melihatnya untuk melakukan hal yang sama.


7. Suka Menolong


Jika ada yang membutuhkan bantuan, dengan segera kita siap bersedia untuk membantunya. Seringkali orang enggan menolong, sebab tidak bersedia untuk mengorbankan dirinya bagi orang lain. Padahal menolong dengan tulus itu banyak manfaatnya. Karena Tuhan Maha Melihat, siapa tahu kebaikan kita hari ini akan dibalas kelak dikemudian hari.


Sebaik apapun diri kita, akan ada mereka yang tidak suka. Tugas kita bukan mengubah diri kita menjadi apa yang dia suka. Tugas kita adalah mengubah pribadi kita menjadi lebih baik dari sebelumnya. Dengannya hati lega dan pikiran tenang, sebab menjadi diri sendiri itu perlu.



Jika ada kritik, saran, pertanyaan dapat dikirimkan melalui email aldirahman108@gmail.com.

Minggu, 14 April 2024

/

 

Image by Sam Jotham Sutharson from Pixabay

Kuliah merupakan masa-masa di mana kita akan mengalami hal-hal menarik sekaligus akan membuat kita berpikir dan merenungi arti kehidupan. Terkadang kita berkuliah bisa jadi karena keberuntungan. Kesempatan menjadi mahasiswa ini perlu dimanfaatkan dan dimaksimalkan sebaik mungkin.


Belajar di kelas bersama-sama teman, menyimak apa yang disampaikan dosen, hingga pulang kembali ke kamar. Tentu tidak hanya kegiatan rutinitas itu yang akan dilakukan. Hal-hal ini yang bisa jadi kamu bayangkan saat kuliah.


1. Bagaimana Rasanya Hidup Mandiri?


Kita takut membayangkan apa yang akan terjadi ketika hidup sendirian di kota lain. Mandiri dan tanggungjawab yang akan menguatkan dan mengubah karakter kita dalam mengarungi luasnya lautan kehidupan. Mengubah kita menjadi lebih tangguh.


Kita dapat menyeleksi apa yang baik dan tidak bagi hidup kita. Mandiri membutuhkan kekuatan dari jiwa dan raga. Jangan sampai kita terus-menerus terjebak pada kenyaman semu. Segera tinggalkan kenyamanan, sebab inilah momentum untuk lakukan perubahan.


2. Kehidupan yang Lebih Bebas


Dengan jam pelajaran yang tidak full hari itu, terkadang satu hari hanya satu mata kuliah. Hal ini akan membuat kita merasa lebih bebas. Banyak hal yang bisa dilakukan dengan waktu yang melimpah. Walau kenyataannya kita seringkali menghabiskan waktu dengan percuma. Kita bisa mencari tahu apa yang menjadi kelebihan kita, dan mengasahnya.


3. Apakah Pelajarannya Susah?


Kita berpikir, apakah pelajaran yang ada lebih sulit daripada sewaktu SMA? Apakah kita bisa mendapat nilai A? Apakah Indeks Prestasi kita nilainya akan tinggi? Kita tidak perlu terlalu memikirkan semuanya. Cukup berusaha semampu dan semaksimal kita, belajar dengan sungguh-sungguh. Niscaya nilai ikut bersama dengan keinginan kita, meskipun ada faktor-faktor lain juga. Jadi perlu untuk tidak meremehkan hal-hal yang nantinya akan menjadi penghalang kedepannya.


4. Ingin Bergabung di Organisasi


Bergabung dengan organisasi untuk dapatkan pengalaman, relasi, softskill dan pembelajaran. Organisasi untuk terlihat lebih keren, padahal tugas yang dibebankan tak jarang bisa mengganggu tugas kuliah. Ketika kita tidak bisa membagi waktu dengan baik, pertimbangkan apakah memang benar kita ingin bergabung dengan organisasi? Maka perhatikan niat dan tujuan kita saat bergabung dengan organisasi yang demikian. Apakah memang selaras dengan tujuan kita kedepannya.


5. Bagaimana Cara Mendapatkan Uang?


Kita bisa bekerja pada lembaga tempat kita berkuliah yang membuka lowongan kerja. Contohnya kita dapat bekerja seperti Student Employee (SE) yang terdapat pada unit lembaga yang sesuai dengan jurusan kita, atau membantu dosen kita. Tentunya untuk itu kita butuhkan persiapan. Kita juga bisa menulis, mengikuti lomba dan sebagainya. Tapi semuanya jelas wajibkan usaha pantang menyerah.


6. Skripsi Bukan Beban, Tapi Kewajiban


Banyak mahasiswa yang kesulitan menghadapi skripsi. Sebenarnya skripsi membutuhkan kemandirian, dan upaya ekstra untuk menyelesaikannya. Bukankah skripsi memiliki bobot setara dua mata kuliah? Untuk menuntaskan skripsi dibutuhkan inisiatif dan perjuangan. Ingatkan diri untuk selesaikan kuliah secepatnya agar tak jadi beban orangtua, kecuali kalau kita memang ingin membayar uang kuliah sendiri. Jadi mencicil skripsi setiap hari, setiap hari mengharuskan adanya kemajuan sekecil apapun.


7. Memikirkan Apa yang Akan Dilakukan Setelah Lulus Kuliah


Baik bekerja ataupun melanjutkan studi, semua keputusan itu kamu yang menentukan. Pilihan hidupmu ada di tanganmu. Masing-masing pilihan akan melahirkan konsekuensi, baik negatif maupun positif. Melanjutkan studi akan menjadikan akan kita lebih ahli. Sementara bekerja menjadikan kita profesional. Seluruhnya bergantung pada kesungguhan dan kemauan kita.


Terima kasih sudah membaca. Jika ada kritik, saran, pertanyaan dapat dikirimkan melalui email aldirahman108@gmail.com

Sabtu, 13 April 2024

/

 

Gambar oleh Michaela, at home in Germany from Pixabay


Pernah merasa kesal dan benci? Tentu pernahkan tapi jangan berlebihan. Sebab sesuatu yang berlebihan tak pernah baik. Memaafkan orang lain memang sukar, tapi kita dapat belajar memaafkan. Tulisan ini dibuat supaya kita lebih mudah disukai.


Semua perilaku membutuhkan pembelajaran. Berarti membutuhkan usaha, bukan hanya lalui lisan, melainkan tindakan, perbuatan, perilaku dan hati. Karena manusia cenderung menyukai apa yang di dalam hatinya baik. Bila di dalamnya busuk, pantas orang enggan mendekat.


Instrospeksi diri sebelum mencaci, sadar diri sebelum menghina, dan lihat diri sendiri sebelum meremehkan orang lain. Semoga kita akhirnya tak jadi melakukan keburukan, sebab ternyata kenyataannya kita memang tak sebaik itu.


1. Belajar Memperhatikan

Kita perhatikan dengan baik apa yang diucapkan oleh orang lain. Memperhatikan dengan keseluruhan fokus. Bukan hanya mendengar, masuk telinga kanan lalu keluar kuping kiri. Tapi mendengar serta belajar memperhatikan. Padahal dengan mendengar, kita dapat lebih memahami. Ketika teman bicara, kita sibuk main gawai, berarti kurang bisa menghargai.


Bukankah setiap orang ingin diperhatikan? Membutuhkan perhatian? Maka perhatikan orang dengan seksama, pelajari yang baik-baik apa yang disampaikan. Bisa jadi ilmunya akan kita terima. Karena ilmu dapat hadir dari manapun, kapanpun dan siapapun.


2. Belajar Menyetujui

Terkadang berat mengangguk setuju, terutama bagi pendapat yang kurang sesuai dengan kata hati dan pendapat kita. Tapi kita bisa belajar untuk itu. Kita bisa belajar menyetujui pendapat orang lain yang berseberangan. Bukan menjadi pribadi yang egoistis, melainkan mengalah untuk kepentingan bersama. Mengalah bukan berarti kalah, tapi menunjukkan bahwa kita kuat, bersedia menerima pendapatnya itu dengan hati yang lapang.


3. Jujur

Berkata kebenaran dan baiknya perilaku. Bedakan antara jujur dan polos. Jujur itu ada saringan, sebab ditambah dengan perilaku santun. Sementara polos tanpa saringan, apa yang A, diucapkannya A, tak jarang menyinggung hati.


Jujur yang hatinya bersih, perilakunya tulus. Tidak curang, tidak berpura-pura, ikhlas membantu orang lain. Dengan kejujuran, orang akan mudah menyukai kita. Sebab kita manifestasi dari pribadi yang manis.


4. Dapat Dipercaya

Lisannya terjaga, omongannya dapat dipegang. Bukankah kita membenci orang yang bermuka dua? Ketika dia ke si A, omongannya A. Datang ke si B, bilangnya B. Munafik, itu yang sering diucapkan orang saat marah ketika dikhianati. Orang munafik dibenci oleh Tuhan dan manusia.


Bagaimana agar kita dapat dipercaya? Kita dapat dipercaya bila kita memang mampu dalam memenuhi tanggung jawab itu. Perilaku, tindakan, pikiran kita, tak membahayakan orang lain. Amanah yang diberikan oleh Tuhan, akan sesuai dengan kemampuan kita. Maka kita berusaha untuk terus meningkatkan nilai dan kemampuan diri.


5. Berpikir Positif

Ketika ada peristiwa negatif sekalipun menyedihkan hati, kita dapat belajar bersyukur dan berpikir positif. Sebab dengannya kita dapat menjadi tegar dan kuat. Ada orang yang selalu berpikir negatif kepada orang lain. Maka orang seperti ini, hidupnya akan penuh kepusingan. Sebab ia memikirkan sesuatu prasangka buruk, yang belum tentu benar. Jangan habiskan tenaga untuk berprasangka buruk pada orang lain. Meskipun terkadang prasangka itu muncul dengan sendirinya. Prasangka buruk pada orang lain saja tak boleh, apalagi kepada Tuhan?


6. Tersenyum

Tersenyum merupakan kebaikan. Dan balasan dari kebaikan adalah kebaikan. Siapa yang tak suka melihat senyuman? Ah, apalagi senyumnya itu manis, bisa-bisa hati kita tertawan olehnya. Sebuah senyuman dapat mengubah pikiran negatif menjadi positif.


Dengan tersenyum, orang akan merasa nyaman dan hangat bersama kita. Tersenyum adalah bahasa universal untuk semua orang. Artinya dengan tersenyum dapat dipahami bahwa, kita ini orang yang baik, tanpa perlu menunjukkan. Kita ini ramah, tanpa perlu memperlihatkan.


7. Suka Menolong

Menolong berarti meringankan kesusahan, kesulitan, yang dihadapi orang lain. Membantu orang lain supaya dapat melakukan sesuatu. Jangan sampai kita menjadi orang yang kalau butuh bantuan mendekat, kalau telah selesai kemudian pergi. Adanya kalau lagi butuh, ini akan membuat kita dibenci.


Jika ada yang membutuhkan bantuan, dengan sigap kita bersedia untuk membantu. Agar dapat secara otomatis menolong orang lain, maka lakukan kebaikan secara terus-menerus. Perilaku itu akan meresap ke dalam pikiran dan tubuh kita, hingga nantinya tergerak dengan sendirinya menuju kebaikan, menolong orang lain.


Jangan sampai kita inginnya menang sendiri. Kita inginnya berhasil sendirian, tidak memperdulikan yang lain, tak ingin membantu yang lain. Ini perilaku yang membuat kita tak disukai. Bila ingin berhasil, upayakan keberhasilan bagi orang lain. Bila tahu informasi penting, berikan kepada yang lain. Jangan pelit, dan inginnya sukses sendiri.


Kita memang tidak bisa menyenangkan hati semua orang, tapi jangan sampai banyak orang yang membenci kita, sebab lisan, perilaku dan sikap kita yang jelek. Semoga tulisan ini dapat mengubah kita menjadi pribadi yang disukai, dan hal itu membutuhkan proses.


Tulisan ini tak bermaksud menyinggung siapapun. Tulisan ini menjadi nasehat bagi diri saya sendiri. Bahagia bukan ditentukan dari luar, tapi dari dalam diri. Semoga tulisan singkat ini dapat bermanfaat untuk kamu.


Tulisan ini telah diterbitkan di Hipwee


Jika ada kritik, saran, pertanyaan dapat dikirimkan melalui email aldirahman108@gmail.com.

Jumat, 12 April 2024

/

Photo by cottonbro studio from Pexels

Ketika sedang jenuh dengan kehidupan, kita menganggap hidup ini begitu membosankan. Menganggap bahwa sedang ada badai pikiran melanda, dan setiap rutinitas yang dijalani serasa tanpa perubahan dan semangat. Kehidupan rasanya sarat dengan masalah. Maka, sejatinya ada beberapa kegiatan bermanfaat yang dapat kita lakukan, sebagai penyegaran atas rutinitas pekerjaan maupun kegiatan sehari-hari. Ada beberapa hal yang bisa kamu lakukan saat jemu dengan aktivitasmu.


1. Membaca buku

Membaca buku merupakan kegiatan dengan beragam manfaat. Sangat cocok untuk hiburan, dan bahkan bisa menginspirasimu. Membaca buku akan memberikan informasi, pengalaman yang akan menjadikan pembelajaran bagi kehidupan. Membaca buku ialah kegiatan dengan beragam manfaat. Kegiatan yang cocok dijadikan sebagai rutinitas.

2. Menulis

Menulis dapat membuat perasaan menjadi lebih baik. Menulis menyebarkan informasi yang membantu. Dengan menulis kita dapat menghibur pula. Lewat tulisan banyak yang dapat terinspirasi. Tidak ada tulisan yang jelek, yang ada hanya kita yang mengganggap demikian.


3. Pergi ke toko buku

Di toko buku penuh dengan berbagai buku-buku terbaru. Berjalan-jalan di sana, melihat banyak buku akan membuat kita bersemangat. Terlebih jika berkenan membawa satu atau dua buku pulang bersama. Selain menjadi teman, buku akan mencerahkan pikiran.

4. Pergi ke perpustakaan

Di sana engkau temukan buku-buku dengan kualitas. Buku-buku yang disusun secara teratur, sehingga dapat dengan mudah ditemukan kembali. Kita dapat meminjam banyak buku di sana. Membaca buku di tempat yang hening, bukan berarti tidak boleh berdiskusi, hanya jangan kencang-kencang, nanti ditegur.


5. Berani mencoba

Jangan takut salah, dan takut tidak berhasil. Jangan turuti pikiran negatif dan pandangan negatif orang lain, itu belum tentu benar. Dan ikuti apa yang menurut kita benar. Tidak ada salahnya mencoba. Belum tentu pikiran negatif orang lain di tujukan kepada kita. Dan tidak mengapa jika salah, maka kita akan belajar setelahnya. Penyesalan banyak terjadi, karena tidak berani mencoba dan jarang berani untuk mengambil kesempatan. Ikuti event yang terkait dengan hobimu, dan bertemu dengan orang baru.

6. Melatih disiplin

Dengan datang tepat waktu, menyelesaikan tugas sebelum deadline, menetapkan target baru, akan berguna bagi kehidupan agar tak lagi membosankan. Disiplin itu penting sekali. Dengan disiplin, kita yang malas dipaksa untuk mengikuti rutinitas baik yang telah dibangun. Langkah awalnya, membentuk rutinitas. Baru setelahnya disiplin dalam diri akan bergerak memaksa kita.


7. Menghubungi orang tua, guru, sahabat, teman, dan kenalan

Dengan menghubungi orang tua, guru, sahabat, teman, dan kenalan, kita bisa mendapat kabar. Terutama orang tua, kita harus menghubunginya. Dengan menghubungi kerabat dekat, kita akan mendapat informasi baru dari mereka, bahkan teman-teman yang dulu pernah satu sekolah dengan kita.


Terkadang hidup akan begitu membosankan. Kita tidak tahu harus melakukan apa. Jangan bingung, karena kita bisa melakukan kegiatan bermanfaat. Sibuk bukan berarti produktif, dan produktif tidak harus sibuk. Lakukan kegiatan di atas, dan kita akan segera menjadi produktif. Selamat mencoba, semoga tulisan ini bermanfaat.


Tulisan ini telah diterbitkan di Hipwee


Jika ada kritik, saran, pertanyaan, dapat dikirimkan melalui email aldirahman108@gmail.com.

Kamis, 11 April 2024

/

 


Ketika persahabatan hanya sementara, mungkinkah dapat bertahan selamanya? Mungkin, karena persahabatan memiliki ikatan tak kasat mata. Hanya bisa dirasakan oleh yang memiliki. Mengerti tanpa saling bicara. Memakan makanan yang kita simpan tanpa izin. Membela kita ketika tak ada yang membela pun. Memberitahukan kesalahan-kesalahan kita, tapi dibelakang ia berbicara hal baik tentang kita. Meski tak selalu bersama, tapi kita tetap selaras.

 

Image by freepik


Di Saat Sendiri

Saat kita sendiri, ia datang menghampiri. Kemudian bertanya mengenai hal-hal tentang kita. Lalu tanpa disadari, tiba-tiba menjadi begitu dekat. Bukan dalam arti fisik, melainkan ada sesuatu yang tak terlihat. Membuat kita nyaman kalau sedang bersamanya. Ia begitu menyenangkan dan terkadang menyebalkan. Ia membantu kita keluar dari kesendirian.

 


Kebersamaan Sampai Kapanpun

Saat bersama rasanya begitu menyenangkan. Mungkin lupa waktu karena bermain game atau mengobrol. Bersama kita mampu melewatinya. Ketika ujian pun, kita bersama-sama untuk jujur tidak menyontek disaat yang lain begitu. Walau bersama, kita tetap mandiri, berusaha sendiri. Bersama dalam kebaikan, menjauhi keburukan. Terkadang kita lupa waktu saat bersama. Bersama selamanya, bukan dalam arti fisik melainkan sesuatu yang hanya bisa dirasakan oleh hati dan pikiran.




Berbeda Tapi Membela

Ketika kita memiliki perbedaan, kita tetap menyatu. Saat kita dijauhi teman-teman karena berbuat salah. Engkau justru memotivasi dan memberikan solusi. Engkau membela disaat tak ada yang membela. Memberikan kepercayaan penuh tanpa ragu. Engkau berbicara panjang lebar, bahkan rahasiamu engkau katakan. Sungguh engkau tak melihat perbedaan.

 



Suka Membantu

Engkau selalu membantu, bahkan ketika tak diminta sekalipun. Membantu disaat susah, disaat kita kadang mengeluh. Disaat tidak ada lagi teman yang ingin membantu. Disaat kita menganggap, ini hanya masalah kita sendiri. Padahal engkau siap membantu, engkau siap melakukan hal yang membuat kita senang dan menghilangkan rasa susah yang tadi kita rasakan.

 



Enggan Membiarkan Kita Menunggu

Tentu teman sejati ialah teman yang tidak akan membiarkan menunggu. Menunggu dalam hal jawaban chat, atau ketika kita sedang ingin bicara dengannya. Menunggu dalam hal apapun. Teman yang baik tidak akan menjadikan kita berlama-lama untuk menunggu, karena ia tahu bahwa menunggu itu tidak menyenangkan.

"Seseorang yang benar-benar menyayangi, tidak akan membiarkan kita menunggu - meskipun dia tahu kita bersedia saja menunggu." Tere Liye




Dapat Dipercayai

Rahasia kita aman bersamanya. Ia dapat dipercayai dan ia juga percaya sepenuhnya pada kita. Rasa saling percaya ini merupakan sesuatu yang penting. Ada teman yang jika kita berikan rahasia kita padanya, ia malah memberitahu rahasia kita kepada yang lain. Ada teman yang membicarakan hal buruk dibelakang kita. Nah, teman yang baik ialah teman yang bisa dipercayai dan bisa menjaga rahasia.




Jalan Berbeda

Ketika matahari terbenam, kita berjalan bersama menuju panggilan-Nya. Bersama selalu begitu menyenangkan. Mungkinkah ini persahabatan? Saat langkah terayun beriringan. Inilah saat dimana angin berhembus. Bintang mulai bermunculan, sayang bulan tertutup awan. Memori menjadi sebuah arsip manis. Kita melewati arus yang begitu deras, dan kini telah membawa kita menjauh. Waktu membuat pilihan dan jalan kita berbeda. Mungkin itulah alasan kenapa kita berpisah.


Tulisan ini telah diterbitkan di Hipwee.com


Jika ada kritik, saran, pertanyaan dapat dikirimkan melalui email aldirahman108@gmail.com.

Rabu, 10 April 2024

/


Saya rasanya agak berat rasanya berpisah dengan bulan Ramadan. Meski hal itu tentunya akan terjadi. Berat, karena suasananya terasa lebih nyaman. Saat Ramadan lebih hangat dan menentramkan. Meskipun tetap sama macetnya kalau pulang kerja, kecuali di jam-jam tertentu saat orang berhenti dan berbuka puasa dijalan. Dan menghabiskan banyak waktu dijalan untuk pulang kerja, jadi istilah tua dijalan pun tepat sebetulnya.


Apa rasanya menjadi lebih tua, mungkin terasa lebih menakutkan. Menyesali ketakutan yang melahap keberanian-keberanian hingga akhirnya harus tersingkirkan oleh keadaan pula. Percayalah dan lihat hal yang ada disekeliling kita. Banyak yang lebih tua, bisa jadi ia terlihat menyesali kesempatan yang dibiarkannya hilang dahulu, akibat dari enggan mengganti kebiasaan buruk dengan yang baik.


Ia pun tidak lagi pasrah menuju pada kebaikan, tapi pasrah menatapi nasib dan dunia yang semakin lama semakin kehilangan esensi dan empati. Ketika terlalu takut untuk memulai. Mungkin kita akan menyesalinya dikemudian hari. Entah baik ataupun buruk, seharusnya kita pasrah pada hal yang ingin dilakukan.


Tidak hanya melakukan kebaikan tetapi juga mencegah keburukan. Hal yang seringkali diacuhkan. Karena ketakutan akan dihakimi oleh hukum sosial yang semakin lama semakin lemah, mendiamkan keburukan. Semakin acuh, tidak lagi mengucapkan salam pada orang yang tidak dikenal. Orang asing kini semakin asing, seperti robot. Urusanmu-urusanmu sendiri, buat apa aku bantu.


Lagi pula banyak orang yang ditolong dan dibantu pun semakin kurang ajar, mudah memanfaatkan kebaikan yang diberikan, sehingga orang jadi trauma membantu. Padahal membantu orang lain harusnya kebaikan, tapi membantu malah dibunuh, ikut campur urusan orang malah dibunuh, ucapan yang bikin sakit hati, dibunuh, ada dendam, dibunuh, sekarang nyawa manusia menjadi tidak berharga.


Mungkin orang yang berusia tua melihat dunia yang semakin acuh ini malah tersenyum, sekarang nyawa tidak lagi berharga, dan sebentar lagi akan segera pergi dari dunia. Meski banyak penyesalan yang dilalui, meski ada pengorbanan yang dilakui, dan banyak ketakutan yang dihadapi, penyesalan kini jadi memori, untuk yang manis-manis.


Pasangan yang menjadi tua dan menyesali banyak hal bersama ialah sebagai kegembiraan, bagaimana kemudian menanggapi dan melalui, belajar dari kesalahan penyesalan orang-orang yang lebih berumur darinya dan telah melewatinya, sehingga bisa lebih mengurangi rasa penyesalan. Terutama bagi yang muda tatkala berumur nantinya, semoga.


Selamat hari raya Idul Fitri, minal aidin wal faizin, mohon maaf lahir dan batin. Kita kembali untuk maju menjadi lebih baik. Lebaran kali ini bisa jadi terlihat biasa saja. Tapi memang tetap saja banyak yang berbelanja. Ditengah harga kebutuhan yang tidak eksotik. Semoga kamu menyukai makanannya.


Jika ada kritik, saran, pertanyaan, dapat dikirimkan melalui email aldirahman108@gmail.com.

Selasa, 09 April 2024

/

 


Kita bisa belajar dari pengalaman orang lain. Pernah nggak lihat orang yang nggak berani melakukan suatu hal, padahal bagi kita sebenarnya tidak semenakutkan itu. Hal itu karena mereka terlalu memikirkan rasa takutnya, sehingga ia merasa lebih baik dia diam ditempat dan tak bergerak, menghindari ketidaknyamanan yang pada akhirnya sebetulnya akan merasa nyaman-nyaman saja.


Padahal bisa bergerak tetapi ia malah memilih diam. Padahal sudah diinjak-injak, tapi masih memilih bertahan, aneh memang atau bodoh, tidak masalah. Memang begitulah kehidupan, butuh kesabaran dan hidup ini adakalanya tidak menjadi bahagia, dikarenakan kurangnya keberanian dan rasa ragu yang terlampau banyak.


Lalu tiba-tiba waktu berlalu dan penyesalan memang. Seperti dibohongi rasanya oleh diri sendiri, orang lain, kemudian menyalahkan orang lain, menyalahkan keadaan, sedangkan kita sendiri yang merasakan sesalnya, merasa sesak, hingga akhirnya bergerak maju, dan percaya bahwa hal yang berat dan menakutkan itu akan berlalu pada waktunya.


Kalau merasa dibohongi oleh orang lain, tenang saja, sebab perbuatan mereka dilandasi oleh kepercayaan bahwa mereka lebih berkuasa dan lebih sombong, padahal hanya Tuhan yang boleh sombong. Bisa-bisanya manusia berlaku sombong dan berlagak angkuh, ketika tersandung barulah ia tahu rasanya, barulah mikir-mikir, ingin berbuat baik dan kembali ke jalan yang benar. Sementara dibohongi oleh diri sendiri, berarti tidak menjalankan apa yang sudah dikatakan dalam hati. Misal ingin menulis setiap hari, tapi ternyata besoknya tidak dilakukan.


Lagipula hidup ini bukan tentang kesalahan-kesalahan kita yang terus-menerus berulang, tetapi adapula kebahagiaan-kebahagiaan yang belum pernah kita rasakan. Misal mencicipi makanan yang baru, menonton film baru, pergi ke tempat antah-berantah, bertemu dengan orang asing, seakan-akan kita terus yang salah dalam hidup ini, kita terus yang bodoh dalam hidup, nggak pintar-pintar juga, nggak belajar dari kesalahan sendiri maupun orang lain.


Kita sebisa mungkin tidak terlalu berterus terang pada masalah yang dihadapi, meskipun ini boleh dilakukan pada orang yang kita pilih. Kita sebisa mungkin menyimpan rencana yang ingin dilakukan, meskipun boleh diungkapkan kepada orang-orang terpilih. Kita perlu mencobanya dulu, bisa jadi ketakutan besar yang dibayangkan akan berubah menjadi kebahagiaan baru bagi kita suatu hari nanti. Dan kita dapat tersenyum pada diri sendiri karena telah melalui jalan yang terjal tersebut. Bahkan mengucapkan selamat atas lulusnya kita dari ketidakberdayaan selama ini, kepasrahan untuk tidak memaksa keadaan berubah, tapi memaksa diri untuk melaju, berubah atas kemauan dan keputusan diri kita sendiri.


Jika ada kritik, saran, pertanyaan, dapat dikirimkan melalui email aldirahman108@gmail.com. Hopefully can answer and write it for you

Senin, 08 April 2024

/

Gambar oleh Anja from Pixabay


Saya terkadang begitu frustasi jika ada pekerjaan menumpuk didepan mata, tapi ini bukan hanya soal pekerjaan, maupun hal-hal lain yang ingin dilakukan tetapi sulit. Saya akan memikirkan bagaimana melakukannya. Kalau tidak tahu maka akan menjadi malas, dan akhirnya tidak bergerak. Cuma dipikirkan dan tidak ingin dilakukan, begitu terus. Ada cara menghadapi ketakutan, yaitu dengan pasrah.


Hadapi ketakutan dengan kepasrahan. Sebab kalau takut terus kapan majunya? Saya takut sekali berenang, untuk masuk ke dalam air. Hidung dan kuping saya lalu terisi air. Tapi kata adik saya, “pasrah saja.” Tidak perlu rasa takut yang besar itu dilawan, cukup dengan pasrah. Ternyata ketakutan yang ada tidak seburuk yang dibayangkan. Saya pun jadi suka berenang. Sebab dalam air ada penuh dengan kenyamanan, keheningan, dan kekosongan. Seakan-akan hanya diri kita sendiri berada dalam kegelapan dan kehampaan. Menjadi terisolir dari dunia luar. Maka percayalah pada dirimu sendiri, ambil langkah, dan majulah pelan-pelan dan diam-diam.


Untukmu yang sedang memikirkan masa depan. Entah berapapun umurmu. Kerja bagus, bahwa kamu sudah melewatinya dengan baik. Meski saat ini banyak yang tak sesuai dengan ekspektasimu. Kamu perlu yakin bahwa hari ini kamu bisa bahagia. Kamu sudah menjalankan dan melakukannya dengan baik. Penyesalan yang kamu rasakan saat ini sebagai tanda kamu berproses dengan baik. Kamu hebat berani mengatakannya. Kamu telah bangga sebab melewatinya. Serta kamu bagus karena sudah berhasil melakukan, dan mencapainya.


Walaupun tulisan-tulisannya berlabel Ramadan tapi tidak selalu membahas tentang bulan Ramadan dan Islam. Karena nama itu penting. Jadi supaya bisa mengingat momennya, kalau tulisan ini tentang kejadian di bulan Ramadan. Sebab nama memberikan nilai. Saya jadi ingat bagaimana menyenangkannya berbuka puasa bersama keluarga, sahur bersama. Lalu kemudian ada acara berbuka juga bersama rekan kerja.


Berjalan kaki saat pulang kerja dan menikmati kehidupan dalam keadaan kelaparan. Kita sering lupa bahwa banyak orang yang menahan lapar saat sedang bekerja. Bukan karena mereka tidak membawa makanan atau belum waktunya makan siang. Tapi karena ia tidak memiliki uang membeli makan, atau uangnya tidak mencukupi untuk membeli makanan. Dan dengan berpuasa kita dapat merasakan perasaan itu. Mudah-mudahan semakin banyak orang berbagi kebaikan terhadap sesama, sehingga kehidupan ini akan menjadi selalu damai dan tenteram. Oh iya jika ada kritik, saran, pertanyaan, dapat dikirimkan melalui email aldirahman108@gmail.com. Hopefully can answer and write it for you





 

Minggu, 07 April 2024

/

Image by Gerd Altmann from Pixabay


Buatmu yang ragu memulai, berhati-hatilah siapa tahu kamu malah menyesal, karena waktu itu kini cepat sekali bergeraknya. Tahu-tahu kamu sudah bekerja, sudah melewati banyak hal, dan menyesal kenapa dulu nggak memulai, apakah khawatir terlambat? Kata siapa? Memang kamu yang menentukan terlambat atau tidak? Jika ia memulai lebih dulu memang memiliki banyak keuntungan, tetapi belum tentu ia konsisten dalam melakukan. Dan terlambat memang masalah, tapi bukan berarti harus menyerah.

Apakah keterlambatan orang lain menentukan kita? Memangnya kita HRD-kehidupan, hidupmu lebih memilih untuk diatur orang daripada diatur oleh dirimu sendiri. Kita memang perlu belajar dari pengalaman orang lain, tapi kalau soal pemikiran (hadeh) belum tentu dia benar, belum tentu standar dia cocok untuk dipakai, belum tentu omongannya seratus persen akurat, kalau takut terus, terus kemudian menyesal, mau diapain lagi.

Memulai memang terasa berat, soalnya dari yang tadinya nggak pernah jadi melakukan. Kebayang hal-hal yang nggak enak, nanti dibicarain, dihujat, dikomentari, tapi apakah kita mengantungkan kebahagiaan kita pada pandangan orang lain, memangnya pengurus kehidupan kita mereka, memangnya progress kehidupan kita harus sebergegas kereta cepat, kita berproses sesuai dengan kehidupan yang terkadang tak sesuai dengan rencana.

Biasanya banyak salahnya, banyak bodohnya, tapi tetap saja dilakukan. Mau dimarahin sampai nangis kek, dibentak-bentak sampai mumet, namanya juga masih bodoh, masih belum paham. Tapi kalau bodoh terus agak membingungkan juga, sudah lama melakukan tapi masih bodoh, maksudnya kamu nggak mau berkembang atau memang sengaja dipaksa oleh keadaan yang membatasimu untuk bertindak. Daripada kelak dipaksa oleh keadaan, mendingan memutuskan untuk berkembang dan bergerak sekarang.

Lagipula memulai itu berat dan butuh konsisten yang juga sama beratnya. Butuh tekad dan keteguhan untuk menjalankannya dan percaya pada prosesnya. Sedangkan kita maunya instan, maunya pluk yang langsung muncul. Padahal dibalik hal yang mudah tadi butuh proses yang sulit dan tidak sebentar. Bisa cari cara cepat, cara mudah, tetapi apakah memang itu hal yang pantas untuk dilakukan? Kalau pantas silahkan saja. Membuat jadi mudah itu memikirkannya pun juga butuh waktu, butuh pengorbanan, buat menjadi problem solver yang baik.

Saya melihat berita pelecehan seksual, mungkin karena otaknya sudah rusak, makanya ia nggak bisa mengontrol nafsunya yang begitu liar, mereka yang sudah tak tertolong itu mencari mangsa sebagai korban mereka, korban ketakutan, membeku, dan tak bisa berbuat apa-apa. Setelahnya korban menangis karena merasa telah dikotori, jijik dengan dirinya sendiri, dengan badannya, merasa badannya bukan lagi bagian daripada dirinya, ia merasa pasrah dan tak ingin memberitahukan bencana buruk tersebut kepada orang lain, karena merasa kacau dan hancur.
 

Sabtu, 06 April 2024

/

 

Image by Peggy und Marco Lachmann-Anke from Pixabay

Memulai itu sulit, mempertahankannya pun juga sulit, dan mengakhirinya pun tak semudah itu. Tapi kalau kita nggak mulai, kita sebaiknya menghindari khayalan, akibat tak memulainya. Jangan pingin kayak gini kayak gitu, tapi nggak mau mulai-mulai. Hingga akhirnya terus ditunda, dan tak bergerak. Sebab kemajuan sekecil apapun merupakan proses, asalkan kita tekun melakukannya. Karena besar itu dimulai dari kecil.


Ketertinggalan dan seperti tertinggal, itu hanyalah perasaan kita. Padahal startnya berbeda-beda, bekal dan peralatannya pun berbeda, kisahnya berbeda, pengalaman dan momen yang dihadirkan pun beda. Tapi mungkin ada satu yang sama, kita sama-sama sedang berjuang. Merasa tertinggal ialah hal wajar. Yang penting tidak perlu putus asa dan frustasi berlebihan. Sebab perjuangan itu bukan dalam waktu yang sebentar.


Oh iya saya tidak mendengar suara azan sewaktu berada di halte dekat kantor. Padahal banyak orang beraktivitas disini, lalu lalang mobil dan motor. Tapi sayang masjid jauh, berada di pedalaman. Suara ambulans yang terdengar melewati kerumunan mobil yang berhenti sejenak. Sepertinya bekerja itu memang menyenangkan. Untuk yang belum bekerja, semoga kamu cepat mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan keinginanmu.


Cedera hamstring yang terjadi pada pesepakbola, sepertinya terlihat begitu kesakitan. Saya juga pernah kram, padahal saya bukan pesepakbola. Tapi kram dibagian hamstring itu rasanya sakit sekali. Rasanya tak dapat dilukiskan dengan kata-kata. Soalnya sakit dibagian itu akan cukup lama hilangnya. Rasanya seperti kaki menjadi kaku, dan ada otot yang ketarik. Apalagi jika dibagian calf strain juga kadang-kadang kram. Sepertinya saya perlu meluruskan kaki, supaya tidak kram.


Hati-hati buat kamu yang membawa motor, yang penting tidak celaka. Sebab keselamatan yang utama, dibanding kesalahpahaman. Yang penting paham dengan ada yang didepan. Terkadang orang yang terbiasa dengan suatu hal, sulit melawan kebiasaannya. Karena sudah biasa bawa motor, menganggap semua orang bisa bawa motor juga. Padahal belum tentu. Bisa saja ada yang mengantuk bawa motornya. Bisa saja itu pertama kalinya dia pergi ke jalan raya. Jadi lebih berhati-hatilah.


Terkadang cendera mata atau oleh-oleh itu bisa menyenangkan, sebab ia gratis. Apalagi ornamen yang begitu detail, membuat kita terpana. Seperti sebuah hal yang elite. Secara harfiah atau defisini, cendera mata itu hadiah, oleh-oleh, kenangan yang dibawa saat sudah mengunjungi suatu tempat. Jadi oleh-oleh memang bisa membawa kenangan dari tempat tersebut. Dengan memandang oleh-oleh, kita jadi bisa merasakan sebuah budaya baru yang dibawa dari tempat asalnya. Semoga tulisan yang tak jelas strukturnya ini bisa bermanfaat untukmu. Terima kasih sudah membaca.

Jumat, 05 April 2024

/

 
Gambar oleh Stefan Schweihofer dari Pixabay

Saat kita bilang tidak punya waktu, sebenarnya karena kita jarang untuk menentukan alokasi waktu yang seharusnya. Semisal saat menunggu suatu hal, dan bermain hp. Disaat itulah seharusnya digunakan untuk hal yang bermanfaat. Ataupun saat sedang beristirahat, dan secara tidak-sadar menghabiskan waktu berjam-jam untuk hal-hal yang kita pikir menyenangkan.


Boleh-boleh saja melakukan hal yang menyenangkan. Asalkan sadar dengan konsekuensi bahwa jika menentukan sesuatu, seharusnya diupayakan. Jika dibiarkan maka ia akan terlewatkan. Perlu memilih dan menentukan hal yang utama. Sebab akan begitu-begitu terus kalau dibiarkan. Menjadi kebiasaan dan sulit untuk mengubah.


Apalagi perubahan kadang tidak menyenangkan. Perubahan kecil dapat memberikan dampak besar. Asalkan berani untuk berkorban. Perubahan menyangkal ketidaknyamanan. Perubahan kadang seperti terasa kurang baik. Padahal perubahan itu perlu untuk dicoba. Tentunya untuk mengusir kebosanan. Yang penting tidak mengganggu sistem yang ada. Siapa juga yang ingin merubah total dirinya, ada, tentunya hal itu akan berlaku sebentar saja. Sebab perubahan itu bukan hal yang konstan.


Ketidaktahuan bukan masalah, jika kita ingin mencari tahu. Tidak semua perlu kita tahu, tapi untuk hal yang dirasa perlu, tentu harus diupayakan. Teknik pencarian informasi tidak semua orang sama. Orang yang tahu, tentu mencari infonya berbeda dengan yang tidak tahu. Yang tahu bisa mengerti kata kunci yang tidak diketahui banyak orang. Yang tahu, dapat melakukan cara berbeda dengan kebanyakan orang. Makanya ada di Youtube tips-tips khusus bagi kita yang tidak tahu. Dan wow, ternyata bisa seperti itu caranya. Lalu kita melakukannya, dan berterima kasih dengan memberikan like, komen, dan subscribe.


Bukan berarti hubungan mesti tulus saja. Hubungan dengan keuntungan tidak masalah, kalau keduanya sama-sama untung. Kalau ada yang tidak diuntungkan, yang penting tidak dirugikan. Kadang yang tidak diuntungkan itu yang aneh. Kenapa dia melakukannya? Bukankah itu tidak menguntungkannya? Sebab tidak semuanya bisa diukur dengan keuntungan. Tidak semuanya harus dilakukan dengan alasan. Ada yang tanpa alasan, dan tanpa bermaksud mengambil keuntungan.


Memang hubungan timbal balik itu ada. Tentunya tidak semua orang akan tulus, pasti ada maunya. Tidak apa-apa selagi tidak merugikan kita, alias sama-sama untung. Asalkan sepadan dengan yang kita dapatkan. Kita perlu untuk menuntut apa yang mesti didapat. Agar pengorbanan yang kita lakukan tidak sia-sia. Agar kita dapat melihat apa yang didapatkan, jika melakukan yang demikian.


 

Kamis, 04 April 2024

/

 

Gambar oleh alandsmann dari Pixabay


Sepertinya sulit jika ingin menjadi orang yang selalu dibutuhkan. Sebab adakalanya orang hanya mengandalkan dirinya. Seputus asa apapun ia, lebih memilih menyelesaikannya sendiri. Karena terkadang menceritakan dirinya bukannya didengar, melainkan diberi wejangan yang sebenarnya tak ia butuhkan. Tapi memang melakukannya sendiri itu, demi menyelesaikannya sendiri, boleh-boleh saja. Asalkan akibat dari kebodohannya, akibat dari ketidaktahuan, itu ditanggung sendiri.


Karena ada orang yang sudah dikasih tahu, ia bebal. Sudah dikasih opsi, ia malah membuat opsi sendiri. Memilih menyerahkan dirinya pada nasib. Seseorang mesti jatuh dulu baru tahu rasanya sakit. Mesti kepentok dulu baru ia sadar. Jika ia tak merasakannya sendiri, maka ia enggan berhenti. Tidak masalah, cukup memberitahunya. Sedangkan keputusannya, ialah miliknya.


Orang kadang suka belanja untuk memenuhi kepuasan dirinya. Tidak masalah seharusnya, selagi untuk menjadikan diri merasa terpenuhi keinginannya. Masalahnya kalau berlebihan, jadinya malah boros. Entah boros yang saya maksud seperti apa. Setiap orang dapat mengukur untuk dirinya sendiri. Karena takaran belanja orang berbeda.


Nanti bisa saya kerjakan. Besok saya akan lanjutkan. Ini hal-hal yang dikatakan oleh diri saya sendiri, dan memang akhirnya, menyesal. Besok masih ada waktu. Ternyata besok masih tidak dikerjakan. Saya terkadang suka berbicara dengan diri sendiri. Tapi masih sama saja. Memang saya agak terlalu keras juga sepertinya, sama diri sendiri. Kadang saya suka menyalahkan diri sendiri, menyalahkan orang, keadaan, pemerintah.


Saya masih memikirkan hal yang sebaiknya dilakukan setelah peristiwa berlalu. Coba kalau tadi saya begini. Lalu terekam apa yang saya lakukan jika ada kejadian seperti itu. Saya harusnya begini, dan begitu. Tapi saya masih kaku. Tidak ingin bergerak sesuai dengan apa yang saya pikirkan. Saya ingin untuk bergerak, tapi badannya dan pikiran enggan untuk sinkron.


Saat membaca berita, paling saya membaca berita bola. Kalau main bola, saya suka saat main dilapangan futsal maupun bola. Saat SMA, sekolahnya lapangan futsal. Sedangkan didepan sekolah ada tanah untuk sepakbola. Saya suka berada di depan, dan ditengah. Soalnya pembagian posisinya nggak jelas, jadi lari-lari saja ke tempat kosong. Sebab saya juga malas bergerak. Jadi saya didepan menunggu bola datang, hehe..


Terima kasih sudah membaca, semoga bermanfaat untuk kamu.


Jumlah Dibaca Bulan Ini

Hansel.id : Dus Makanan Terbaik

Translate

Popular Posts

BTemplates.com

Chrome Pointer

About

Protected by Copyscape