Pengalaman, pandangan, dan kehidupan

Selasa, 23 Juni 2015

/


Akhirnya saya bisa jalan-jalan. Sudah lama saya tidak jalan-jalan. Sebenarnya ini tugas mata kuliah Sistem Sosial Budaya, tetapi saya anggap ini sebagai rekreasi. Tugasnya tentang mewawancarai nelayan, atau penduduk sekitar. Entahlah, saya juga bingung masalah tugas. Terlalu banyak tugas. Pagi ini jam tujuh teman saya bernama Afib datang ke kosan. Dia menjemput saya menuju ke kosan Gary untuk berkumpul.

Saya, Afib, Amin, Bison, Gary. Kami berlima siap mengerjakan tugas. Ternyata saya dan Afib harus balik lagi ke kosan masing-masing karena lupa bawa jas almamater. Pertama ke kosan Afib, kemudian ke kosan saya. Saya mengambil jaket dan jas almamater. Setelah semua siap. Kami langsung pergi menuju Sendang Biru.

Perjalanan yang cukup lama tampaknya. Tetapi pantat saya sudah panas karena terlalu lama duduk. Kami mengobrol tentang impian Afib yang ingin mempunyai personal branding. Ketika sedang asyik mengobrol, ternyata kami ketinggalan jejak teman yang ada di depan. Tapi akhirnya kami dapat menyusul mereka.

Dari yang tadinya kota, sekarang mulai banyak pepohonan. Mulai ada tanjakan. Kuping saya "plong". Tanda perpindahan dari dataran rendah menuju dataran tinggi. Adem dan sejuk sekali. Pohon-pohon terlihat banyak. Tetapi mobil, motor dan truk tetap mengeluarkan polusi. Makin lama tanjakan makin curam. Jalanan makin berkelok-kelok. Tiba-tiba hujan muncul.

Kami lalu beristirahat sejenak. Akhirnya. Saya pegel juga kelamaan duduk. Saya maunya teh gula batu, sedangkan Amin, Bison dan Afib memesan kopi. Gary masih sibuk memakai jas hujan. Bukannya istirahat di tempat berteduh. Tapi dia pada akhirnya datang sendiri dan tidak memesan apa-apa. Tehnya hangat. Tempatnya cocok untuk melamun.

Karena merasa sudah terlalu berlama-lama. Kami langsung pergi ke tempat tujuan. Tidak menunda-nunda lagi. Meskipun hujan. Afib memakai jas hujan. Saya dibelakang memakainya. Saya jadi ingat ketika dianterkan oleh Ayah saya naik motor waktu SD. Ketika hujan, Ayah saya memakai jas hujan. Saya hanya bisa melihat kebawah. Melihat jalan yang terus bergerak.

Ketika sampai digerbang, kami harus membayar. Bayarnya sepuluh ribu. Ketika kami masuk banyak sekali kapal-kapal yang ada dilaut. Pemandangannya indah dan udaranya sejuk. Setelah Afib, Gary dan Amin memarkirkan motor. Kami jalan-jalan sebentar, sambil melihat-lihat. Kemudian kami lapar. Lalu mencari tempat makan.


banyak kapal, Afib

Biasanya ditempat wisata makanannya mahal. Memang. Semuanya lagi pada makan, cuma saya yang bengong. Yang lain pesannya sayur lodeh sama telor. Saya maunya mie. Soalnya saya udah lupa rasa mie instan. Ketika kami sudah selesai makan. Langsung kami pergi meninggalkan tempat tersebut. Berjalan kaki entah kemana. Ke pasar mungkin?

Berjalan kaki menyenangkan sekali. Sambil melihat pemandangan berupa pohon-pohon. Lalu ada sebuah palang. Dan ada seorang bapak-bapak. Bapaknya mengenakan seragam kedinasan. Ternyata bapak itu dari Dinas Perikanan. Gary langsung mengambil videonya. Terlihat bapaknya agak kesal, karena Gary tidak meminta izin terlebih dahulu. Jika kita ingin dipercaya oleh orangtua, jangan merekam suaranya, kata pak Mario. 

Amin mewawancarai bapak tersebut. Sementara Gary merekam melalui hpnya. Bison dan Afib duduk. Saya juga duduk sambil makan kerupuk, tetapi tetap mendengarkan penjelasan dari bapak tersebut. Setelah berbincang agak lama, kami memutuskan untuk pergi berpetualang lagi. Kami menyalami bapak tersebut. Kemudian pergi menuju lokasi.

Di setiap jalan, ada tempat bagus, foto-foto. Lagi jalan, foto-foto. Jalan sedikit foto lagi. Untuk pertama kalinya saya suka foto-foto. Entahlah. Kami berjalan-jalan menyusuri berbagai tempat. Ada laut, foto lagi. Ada tempat bagus, foto. Pokoknya foto lebih penting daripada tugas. 


Gary, Amin, Afib, Bison

Setelah berfoto-foto. Kami masih terus berjalan. Karena kami belum puas untuk berfoto-foto. Bertemu dengan tempat bagus, ya foto lagi. Ternyata foto-foto itu menyenangkan. Karena hari semakin panas. Sebaiknya kami pulang. Tugas juga sudah selesai. Akhirnya kami kembali ke parkiran.











Kami melewati palang dan si Amin mengucapkan terima kasih kepada bapaknya dari jarak jauh. Melewati jalan yang sama untuk pulang. Kembali ke parkiran dan kemudian naik motor. Ketika dalam perjalanan pulang. Saya dapat menikmati sejuknya udara. Rasanya adem, sejuk, segar, tenang, damai, dan menyenangkan. Lagi-lagi kuping saya "plung" tanda perpindahan dari dataran rendah menuju dataran tinggi.

Kali ini perjalanan pulang tampaknya lebih melelahkan karena tidak berhenti. Saya sudah pegel karena terlalu lama duduk. Pantat saya panas, nanti bisa tepos. Lagi-lagi jalanan berkelok-kelok. Sekian lama perjalanan, akhirnya kami berhenti. Isi bensin. Dan dompet saya terluka. Tetapi saya senang karena berhenti.

Setelah berhenti,  kami melanjutkan lagi perjalanan. Lama sekali, saya tampak mulai mengantuk. Badan juga sudah pegel-pegel. Afib kehilangan jejak Amin. Dan ternyata Afib tidak hafal jalan. Kemudian Afib membuka Google Maps. Kami pergi mengikuti jalan yang ada di Google Maps. Tetapi tampaknya Afib kebingungan. Jadi kami hanya mengikuti arus.

Dalam ketegangan tersesat. Tiba-tiba saya melihat secercah cahaya. Kami melihat plang bertuliskan Jl. Ijen. Akhirnya... Kami dapat pulang ke kosan masing-masing dengan selamat. Ketika sampai dikosan, saya melihat jam dinding menunjukkan pukul tiga sore. Saya masih lelah. Jadi saya beristirahat dan bermalas-malasan terlebih dahulu. 



Jika ada kritik, saran, pertanyaan dapat dikirimkan ke email aldirahman108@gmail.com.

Kamis, 18 Juni 2015

/


Saya suka sekali dengan mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan. Alasannya banyak, karena dosennya baik dan ngajarnya asyik, karena pelajarannya dan yang paling penting karena ketika UAS, ngisi soalnya dengan mengarang bebas. Asyik sekali, mengisi soal ujian sambil mengeluarkan argumentasi-argumentasi saya, tentunya didasari dengan penjelasan yang diterangkan oleh dosen. Bukan sembarangan asal jawab, tidak. Melainkan penjelasan dosen dan argumen dari tokoh terkenal berpendapat, saya hafal, kemudian saya tambahkan argumentasi saya sendiri. Nilainya didasarkan pada, semakin banyak yang ditulis, semakin tinggi nilainya. 

Sebelum UAS, saya presentasi mengenai ideologi, saya akan terangkan sedikit mengenai ideologi. Jadi ideologi itu adalah cita-cita, gagasan, ide, paham, pemikiran, konsep. Ideologi Negara adalah seperangkat pemikiran atau konsep mengenai negara/masyarakat yang dianggap paling baik. Definisi lainnya, ideologi negara adalah perangkat atau ajaran atau gagasan, yang di dalamnya terdapat kumpulan nilai suatu sistem, yang berkaitan dengan masalah keduniaan, disusun dalam satu aturan, sebagai pedoman kenegaraan atau politik.

Ideologi pancasila tidak hanya dijadikan sebagai kajian dan wacana pikiran, akan tetapi diaplikasikan dalam kenyataan di masyarakat, guna mewujudkan Masyarakat Pancasila yang dicita-citakan. Disebutkan bahwa Pancasila sebagai jiwa bangsa, kepribadian bangsa, pandangan hidup dan dasar negara. Seluruh sebutan itu menunjukkan betapa tingginya kedudukan Pancasila di dalam kehidupan kita sebagai bangsa.

Bila selanjutnya kita meninjau Pancasila dalam rangka ketepatannya sebagai ideologi bangsa, maka masalahnya sangat tergantung kepada ketahanan bangsa dalam mengembangkan ideologi tersebut. Ternyata daya tahan ini telah dibuktikan dalam sejarah sampai dewasa ini. Akhirnya kita menyadari, bahwa ideologi itu menyangkut masalah pelaksanaan, dengan demikian, maka peranan manusia sebagai pendukung ideologi itu sendiri, sangat menentukan dalam usaha menjadikannya sebagai suatu realitas hidup (living reality).

Jika ada kritik, saran, pertanyaan dapat dikirimkan ke email aldirahman108@gmail.com.

Senin, 15 Juni 2015

/


Saya waktu kelas lima SD masih belum kuat puasa penuh. Siang hari panas sekali. Matahari menyilaukan cahayanya, terik sekali, membuat tenggorokan haus. Ketika saya sedang mengendap-ngendap ke dapur untuk minum. Ternyata ketahuan oleh ibu saya. Yaudah disuruh minum sama makan juga. Jadinya saya membatalkan puasa. Terus tetap lanjut lagi puasanya sampai adzan magrib.

Cerita selanjutnya. Ketika saya sedang menunggu adzan magrib. Semua makanan sudah tersedia. Macam-macam, ada bakwan, tahu (gorengan kesukaan saya), ayam rendang, minumnya sirup. Lalu terdengar bunyi adzan, "Allahu Akbar.. Allahu Akbar," langsung saja saya minum. Ternyata belum adzan. What? Saya tersedak. 

Bulan Ramadhan tahun lalu, sepertinya menyenangkan. Saya menulis sambil mengingat-ngingat kembali. Waktu itu saya masih SMA, ketika pulang sekolah pasti langsung bermalas-malasan bersama si kuning. Jadi bulan Ramadhan tahun lalu, saya masih bisa bermalas-malasan. Sebenarnya hanya beda tempat antara tahun lalu dengan tahun ini, yaitu di rumah dan dikosan. 


si kuning

Perubahan tentunya harus terjadi. Tahun lalu saya hanya tidur-tiduran, kemudian main game. Sekarang gimana? Masih tetap sama. Cuma beda status, yang tadinya pelajar ingusan sekarang jadi mahasiswa ingusan. Rasanya gimana? Biasa saja. Sepertinya tahun ini saya puasa dikosan. Entahlah. Semoga saya bisa menghadapi cobaan ini dengan sabar.

Yang pasti dituntut untuk mandiri. Kemudian harus nyiapin makanan sendiri. Saya tidak bisa membayangkan itu semua. Saya ingin pulang! :'(

Mulai hari ini, sampai beberapa hari ke depan, saya akan menghadapi Ujian Akhir Semester (UAS). Sepertinya saya masih tetap akan ngeblog ke depannya. Ke depannya kita jalani dulu aja ya? Ogah, yaudah kalau begitu. Saya akan mengerjakan soal dengan sebaik-baiknya, menggunakan tips yang saya buat sendiri. Saya pulang barengan sama Aldo, naik kereta api, tut-tut-tut, nggaklah, bunyinya nggak kayak gitu.

Minta doanya ya teman-teman. Semoga bulan Ramadhan nanti, kita dapat menyambutnya dengan suka cita dan perasaan gembira. Doakan semoga saya dapat mengerjakan ujian dengan baik. Semoga mendapatkan hasil yang baik. Semoga kalian sukses!

Jika ada kritik, saran, pertanyaan dapat dikirimkan ke email aldirahman108@gmail.com.

Jumat, 12 Juni 2015

/

 

Saya suka sekali dengan bakmi. Pokoknya segala jenis mie itu saya suka, termasuk mie instan. Tetapi mie instan itu banyak msgnya, untung saya sudah lupa rasanya. Bakmi yang berkualitas sekarang sulit dijumpai. Kebanyakan bisa kita lihat di televisi. Saya juga sudah lupa rasanya nonton tv. Di tv kita lihat ada mie yang dicampur dengan bahan pengawet dan semacamnya.

Saya jadi khawatir dan cemas. Masalahnya saya suka bakmie dan bakso. Tapi saya suka ayam, jadi masih nggak terlalu cemas. Saya cuma kasihan sama penggila bakmi. Takutnya bakmi yang dimakan tidak sehat dan tidak berkualitas. Tetapi ada tempat makan bakmi yang terjamin kualitasnya. Dimana? Di Bakmi GM, namanya sudah terdengar tidak asing bukan? Saya pun merasa sama.

Bakmi GM tampaknya terkenal sekali untuk urusan bakmi. Bisa dibilang bakmi GM ini ahlinya. Soal kualitas mienya tak usah diragukan lagi. Rasa cemas dan khawatir konsumen akan hilang tak berbekas. Karena bakmi GM sendiri menjamin makanannya berkualitas. Tentunya membangun kepercayaan konsumen tidak mudah. Apalagi dizaman sekarang, semua orang serba sensitif, makanan yang mencurigakan dicurigai seperti tersangka. Hati-hati, takutnya baper kalau lagi laper. 

Saya terkadang malas jalan kaki. Bukan malas sih sebenarnya, cuma bosan. Karena saya setiap hari jalan kaki. Ada rasa jenuh, membeli makanan jalan kaki, berangkat kuliah jalan kaki, sehat sih tetapi terkadang saya malas juga. Kalau malas keluar beli makanan, ya terpaksa, harus dipaksa. Merajinkan diri, memaksakan diri supaya beli makanan dan itu tidak mudah.

Ada Bakmi GM Delivery, jadi kita tidak perlu repot-repot lagi keluar rumah kalau lagi mager (malas gerak). Buat para pemalas ini merupakan kabar bahagia, terutama saya, ibarat buah manggis kini ada ekstraknya. Tetapi tampaknya layanan delivery ini hanya ada dikota-kota besar. Jadi orang kampung harus rajin, berarti saya harus rajin kalau begitu. Terjadi perubahan nomor telpon layanan delivery. Nomor telpon terbaru layanan Bakmi GM Delivery menjadi (021) 1.500.677.

Di Bakmi GM sebenarnya tidak hanya menjual bakmi, tetapi ada makanan lainnya. Ada bakso, ada olahan daging, ada nasi goreng. Kemudian ada ayam goreng, ada ayam cah cabai, ayam cah jamur, tidak saya sebutkan semua, takutnya ngiler. Minumnya ada es jeruk dan es teh, sebenarnya ada banyak, tapi cuma itu yang saya tahu. Pokoknya makanan di Bakmi GM enak-enak dan berkualitas tentunya.

Jika ada kritik, saran, pertanyaan dapat dikirimkan ke email aldirahman108@gmail.com.

Minggu, 07 Juni 2015

/


Disini saya akan memberitahu persepsi yang biasanya ada pada diri mahasiswa, yang sebenarnya jika ditinjau lebih lanjut, mungkin agak salah dan malah membahayakan. Apa saja persepsi yang salah dari mahasiswa?

Makan mesti hemat dan irit

Ini merupakan persepsi yang salah dari mahasiswa. Makan mesti irit, bahkan saking iritnya, sehari cuma lima ribu (makan apa tuh?), makannya tempe setiap hari, nasinya dibanyakkin atau buat sendiri. Sebenarnya nggak masalah sih, tapi yang jadi masalah adalah, kalau sakit siapa yang repot? Mahasiswa itu pasti ngekos, kalau nggak ngekos, berarti bukan mahasiswa sejati* (keren nggak?) *sambil ngelap ingus

Kalau sakit demam, tinggal minum panad*l sembuh. Begitu pulang ke rumah atau ke kampung halaman, langsung jadi kurus kering, makan yang banyak buat perbaikan gizi, (ngaku?) Irit dan hemat boleh, tapi nggak berlebihan juga. Sekali-kali ganti menu, atau beli makanan ditempat yang baru. Kalau bisa beli jus buah, biar pencernaan sehat, saya suka jus alpukat (nggak nanya!) Ok fine.


Seminar ngincar sertifikat

Ini nih kebiasaan mahasiswa, ngincar sertifikat biar kelihatan keren. Ngumpulin sertifikat sampai banyak, terus dijadiin pembungkus gorengan disimpan ditempat yang aman. Mengikuti seminar untuk mendapatkan sertifikat sebenarnya tidak salah, tapi tujuannya sebaiknya diganti. Mengikuti seminar karena ilmu yang diberikan. Misalnya gini, ada seorang mahasiswa sebut saja namanya Budi. Dia ingin mengikuti seminar tentang politik.

Padahal dia sama sekali nggak suka politik, tujuan dia ikut seminar yaitu, satu dapet sertifikat, dua dapet makan gratis, ketiga biar eksis. Pas seminar berlangsung si Budi cuma bisa bengong, karena sama sekali tidak paham apa yang disampaikan oleh pemateri. Ketika seminar sudah selesai, si Budi lega sekali. Ternyata diakhir seminar, sertifikat belum selesai, dan harus menunggu. Sudah beberapa minggu, Budi menunggu, ia masih belum mendapatkan sertifikat tersebut. Ia pun mulai lelah menunggu.

Tuh kan, kebayang rasanya menunggu gimana? Nggak enak! Makanya tujuan ikut seminar buat dapet sertifikat sebaiknya diganti, menjadi ikut seminar buat dapet ilmu. Kalau tujuannya buat dapet sertifikat, ternyata nggak dikasih gimana? Ada lho seminar yang tulisannya dapet sertifikat, taunya penipuan, ini mungkin saja terjadi karena ternyata jumlah pendaftar tidak sesuai dengan target yang ditetapkan.

Jadi kalau mau ikut seminar, tujuannya harus diluruskan dulu. Ikut seminar karena ingin ilmunya, jadikan sertifikat sebagai bonus atau pelengkap. Kalau ada seminar gratis, hati-hati! Takutnya nggak dapet makan! Kalau dapet makanan kan lumayan? Selain ilmunya dapet, perut kenyang, hati pun senang.


Duduk didepan angker

Kayaknya kebanyakan mahasiswa nggak ada yang mau duduk didepan, why? Sepertinya duduk didepan itu ada penunggunya. Memang duduk di depan apa salahnya? Sebenarnya saya juga nggak mau duduk didepan, soalnya nggak enak aja, takutnya dapet nilai A, nggak bukan itu alasannya. Alasannya sebenarnya adalah kalau duduk di depan itu, kayaknya perasaan saya nggak nyaman gitu. Karena dari SD, sampai SMA saya selalu duduk di depan, mungkin saya jenuh.


Kecuali kalau disuruh dosennya pindah ke depan, pastinya kita harus duduk didepan. Kalau saya lebih suka duduk ditengah atau dibelakang, karena terasa lebih nyaman. Saya jadi bisa menerima pelajaran yang diberikan oleh dosen dengan lebih baik. Tentunya tempat duduk itu tergantung kenyamanan kalian, kalau kalian lebih suka duduk didepan, bagus. Ikuti apa kata hatimu.


Bisa nyontek kayak biasanya

Kalau sudah kuliah, buat yang biasa nyontek, saya mau bilang hati-hati! Soalnya dikuliah ini, ketahuan nyontek, semua mata kuliah disatu semester nilainya nol! Itu dikampus saya, nggak tahu kalau yang lain. Buat yang terbiasa nyontek bagaimana? Entahlah. Sebenarnya ini merupakan akibat dari kekacauan sistem pendidikan di Indonesia. Sehingga para siswa dari SD sampai SMA sudah terbiasa dengan yang namanya menyontek.

Kalau saya benci menyontek. Dari SD sampai kuliah saat ini, saya tidak terbiasa menyontek. Sekalinya mau menyontek, rasanya tegang sekali, nggak bisa digambarkan dengan kata-kata. Soalnya dulu saya sekolah di SDI swasta, jadi gurunya ngajarnya asik* dan niat banget. Lebih baik berusaha sendiri, daripada melihat hasil kerja orang lain. Makanya kalau ada yang nyontek ke saya, biasanya saya bilangin dulu. Tapi emang dasar temen saya yang ngeyel, makanya dia minta kasih tahu mulu.

Saya kutip kata-kata dari dosen saya:


Belakang, Ki Hajar Dewantara memang dikenal sebagai bapak pendidikan yang integralistik, memposisikan anak didik bukan sebagai objek tetapi sebagai subjek. Pendidikan adalah alat pembebasan dari penindasan. Ki Hajar menolak mentah-mentah pendidikan model kapitalisme yang hanya menjadikan anak didik sebagai pemasok tenaga kerja.
Sayangnya, cita ideal Ki Hajar Dewantara itu jauh dari panggangan api. Hari ini, pendidikan hanya diselenggarakan untuk mencetak buruh, baik itu buruh rendahan maupun buruh berdasi. Hari ini, pendidikan gagal melahirkan entitas kaum terdidik yang pikiran, sikap dan tindakannya melampaui jaman, menjadi role model transformasi sosial.
Di sinilah tantangan serius pendidikan Indonesia dan sekaligus tantangan bagi gerakan buruh. Selamat hari buruh dan selamat hari pendidikan.


Jika ada kritik, saran, pertanyaan dapat dikirimkan ke email aldirahman108@gmail.com


*Saran: Jika kalian sudah menjadi orangtua, sekolahkan anak kalian di SD swasta yang bernuansa Islami, saya jamin bakalan kuat mentalnya. Karena ibarat membangun bangunan, pasti dasar yang kuat akan membuat bangunan tersebut sulit dirobohkan. Jadi untuk membuat dasar yang kuat, sekolahkan anak di SD yang paling bagus.

Rabu, 03 Juni 2015

/



Kartu kredit saat ini menjadi sesuatu yang penting. Atau bahkan sekarang bukan lagi menjadi kebutuhan tersier, melainkan kebutuhan sekunder. Kita harus teliti dan cermat dalam memilih kartu kredit. Karena tidak semua kartu kredit sesuai dengan kebutuhan kita. Tentunya kita harus memilih kartu kredit yang baik. Memilih kartu kredit yang baik tidak mudah, karena membutuhkan perhitungan yang matang.

Menggunakan kartu kredit memiliki banyak keuntungan. Karena kartu kredit merupakan solusi membayar secara efisien. Kita tidak perlu membawa uang tunai dalam jumlah besar. Kelemahan kartu kredit adalah memungkinkan kita menjadi pribadi yang boros. Hal ini dapat membuat kita kesulitan dalam membayar tagihan kartu kredit. Kita harus berhati-hati dalam menggunakan kartu kredit. Jadi kesimpulannya, kartu kredit membuat hidup kita lebih mudah, disisi lain kartu kredit merugikan kita, jika kita tidak bisa menggunakannya secara bijaksana.

Dengan Cermati kita dapat lebih mudah dalam memilih kartu kredit sesuai dengan kebutuhan. Kemudahan ini sangat bermanfaat sekali untuk orang awam yang tidak paham mengenai masalah finansial. Karena Cermati secara profesional, menyuguhkan informasi akurat mengenai kartu kredit terbaik dengan fitur terlengkap. Tentunya ini merupakan hal yang sangat bermanfaat sekali.

Ada berbagai macam pilihan mengenai kartu kredit. Kita bisa mencari bedasarkan kebutuhan kita. Bisa sesuai dengan provider kartu yang menurut kita cocok. Atau penerbit kartu yang sudah terkenal? Kita dapat memilih iuran pertahun, dan juga bisa disesuaikan dengan penghasilan kita pertahun. Dan juga ada berbagai fitur menarik, seperti cicilan, premium, cashback, travel, ada reward, welcome bonus dan sebagainya. Kemudian kita dapat melihat ulasan mengenai kartu kredit tersebut.




Saya akan membahas mengenai Tabungan dan Deposito. Apa itu tabungan? Tentunya tabungan itu, seperti kita menyimpan uang dibank. Kemudian apa itu deposito? Deposito itu sebenarnya hampir sama dengan tabungan, tetapi deposito itu sedikit berbeda. Deposito dan Tabungan mana yang lebih baik? Tergantung kebutuhan kita, jadi sesuaikan dengan kebutuhan.

Tabungan berbeda dengan Deposito. Contohnya kita menabung uang di bank, setiap hari misalnya. Tetapi nanti saldo kita sedikit-sedikit akan dipotong. Kalau deposito itu hampir sama dengan menabung, tetapi deposito bisa dibilang sebagai investasi, karena ada jangka waktunya, bisa satu bulan, tiga bulan, enam bulan dan seterusnya. Misalnya kita membuat deposito jangka waktu tiga bulan, maka sebelum tiga bulan kita tidak boleh mengambil uang tersebut. Jika kita mengambilnya maka akan terkena denda.

Tentunya dalam memilih tabungan dan deposito yang baik, kita harus tahu mengenai produk perbankan. Setelah itu kita harus mencari bank yang baik dan bagus. Mengenai deposito dan tabungan sudah saya jelaskan tadi. Deposito berbeda dengan tabungan. Setiap bank memiliki keunggulannya masing-masing, ada yang unggul dalam tabungan dan ada yang unggul dalam hal deposito.

Di Cermati, kita dapat membandingkan Tabung dan Deposito Terbaik di Indonesia. Caranya mudah. Kita tidak perlu repot-repot mendatangi setiap bank. Hanya dengan membuka web Cermati, atau bisa searching di search engine, kemudian klik websitenya. Kita bisa dengan mudah mencari dan membandingkan tabungan dan deposito seluruh bank di Indonesia!

Tabungan ada banyak pilihannya, ada tabungan bisnis, tabungan anak, tabungan pensiun, tabungan pegawai dan tabungan haji. Pilih sesuai dengan kebutuhan anda. Disini saya akan mencoba memilih tabungan anak. Kita dapat mengetahui tabungan mana yang cocok sesuai dengan kebutuhan kita. Tentunya kebutuhan setiap orang berbeda-beda. Kita jadi lebih mudah menemukan bank yang sesuai dengan kebutuhan kita. Saya memilih kategori tabungan anak, kemudian saldo sebesar lima juta rupiah, maka keluarlah gambar dibawah.




Begitu juga dengan deposito. Kita dapat mengetahui dengan mudah bank mana yang sesuai dengan kebutuhan kita. Saya memasukkan sebesar satu juta rupiah, dengan jangka waktu tiga bulan. Kemudian keluarlah gambar dibawah. Deposito tentunya bermanfaat jika digunakan dengan baik. Kita dapat memilih deposito sesuai dengan kebutuhan.




Cermati ialah perusahaan start-up yang bergerak dibidang teknologi finansial. Visinya membuat informasi finansial dapat dengan mudah kita ketahui. Sedangkan misinya membuat kita dapat mengambil keputusan finansial yang cermat. Jadi kita harus cermat dalam berfinansial. Semoga dengan cermati kita dapat membuat keputusan dengan lebih teliti dan cermat. Terima kasih dan semoga bermanfaat.

Jika ada kritik, saran, pertanyaan dapat dikirimkan ke email aldirahman108@gmail.com.

Jumlah Dibaca Bulan Ini

Hansel.id : Dus Makanan Terbaik

Translate

Popular Posts

BTemplates.com

Chrome Pointer

About

Protected by Copyscape