Pengalaman, pandangan, dan kehidupan

Sabtu, 06 Juli 2024

/

 

Photo by Antoni Shkraba from Pexels

Saya menyukai kegiatan menulis karena sepertinya lebih nyaman dibanding saat bicara, walaupun sama-sama berkata. Bukankah setiap orang mencari kenyamanan diseumur hidupnya, meski kadang perlu keluar dari kenyamanan, tapi kadang kenyamanan penting juga untuk dicari. Maka lakukan hal yang kita sukai, dan tidak perlu terlalu khawatir.


Bahwa hasilnya akan jelek, itu urusan nanti, yang penting memulai segera. Sebab waktu sekarang kian cepat berlalu, kalau menunggu nanti-nanti malah nggak bisa-bisa. Kalau nggak bisa nanti terlibas oleh keadaan yang semakin cepat berubah. Jadi mesti cepat bisa, dan lakukan.


Saya membaca pesan-pesan lama di chat, ternyata seru juga. Mungkin saya seperti orang yang serius, kaku, dan kadang sebaliknya, suka bercanda. Tapi memang saya hidup ini mesti apa-apa serius, bukan saya nggak suka bercanda, tapi kadang ada yang bercandanya kelewatan. Dan saya lebih suka untuk serius.


Dengan keseriusan saya bisa mencapai sesuatu yang optimal, saya bisa fokus, makanya saya nggak suka main-main, atau orang yang terlalu banyak bercanda, dan bercandanya kelewat batas, itu bikin resah. Tapi saya juga bisa bercanda kok, yang penting nyambung.


Sebab dalam komunikasi tentunya bisa terjadi kesalahpahaman, maksudnya begini sampai di orang begitu. Makanya saya jadi kelihatan kaku dan serius, karena apa yang ingin saya sampaikan kadang berbeda dengan cara penyampaiannya yang terkesan kaku, begitulah.


Jadi saya lebih suka fokus-serius pada hal apapun, termasuk bermain game. Jadi kadang saya agak kesal juga kalau ada yang mainnya nggak serius. Menurut saya keseriusan akan membawa fokus dan hasil yang lebih baik.


Meski kadang agak pusing juga kalau terlalu serius, dan membutuhkan hal yang rileks. Biasanya mendengarkan podcast untuk mengurangi ketegangan. Dengan mendengarkan hal-hal yang menentramkan bisa mengurangi stres dan meningkatkan fokus. Dengarkan gelombang-gelombang alpha dan semacamnya, ataupun podcast self development.


Kalau kamu apakah lebih suka sesuatu yang membutuhkan keseriusan atau hanya ingin bermain-main saja? Apakah kamu punya cara untuk meningkatkan fokusmu? Kalau kamu mampu untuk fokus dan serius, seharusnya kamu dapat menyelesaikannya segera.


Jika ada kritik, saran, pertanyaan dapat dikirimkan melalui email aldirahman108@gmail.com.

Jumat, 05 Juli 2024

/

 

Photo by Ricky Esquivel from Pexels

 

Ketika malam tiba, yang hadir belum tentu terlewati

Sebagaimana dahulu ada seorang anak kecil bertalu-taluan

Sendirian, diantara gempuran tukang nasi goreng

Bahwa ia lapar ditahannya hingga malam menjelang

Dirinya pun kehausan ditengah-tengah hewan-hewan bertangki


Tatkala sadar, ia sudah ada di rumah

Memegang perut dan mengganjalnya dengan pulpen

Diingatnya sebuah kalimat,

“Kamu hanyalah batu yang dilewatkan oleh orang-orang, tidak dianggap, dan tidak pula diperdulikan”


Begitulah kehidupannya kini dan nanti, yang entah kapan kelarnya

Mungkin saat air hujan kembali menjadi sedekah, seperti sebelum-sebelumnya

 

2024

Kamis, 04 Juli 2024

/

Tema : Pemberdayaan Ekonomi Daerah

Image by Heri Santoso from Pixabay


Desa Tertinggal
 

Desa yang tertinggal biasanya belum memiliki infrastruktur dan ekonomi yang baik. Tetapi ada desa palsu yang justru malah menjadikan desa lain tetap tertinggal, dan tidak bergerak maju. Ada juga desa yang sebenarnya sudah berkembang, tetapi kepala desanya tetap datang ke pemerintah, masih merasa bahwa desanya tertinggal.


Desa palsu, ada nama tapi tanpa penduduk. Demi mendapatkan dana dari pemerintah. Desa baru dibuat dengan laporan, tapi tidak ada penduduknya dan tak jelas lokasinya. Desa baru tersebut tentunya untuk mendapatkan alokasi dana desa dari pemerintah.

 

Padahal dana desa ditujukan untuk mendorong kemajuan perekonomian desa sehingga bisa mandiri dan berdikari. Diimplemetasikan sejak tahun 2015 untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan ekonomi desa. Tapi nyatanya masih ada banyak hambatan.

 

APBN yang dialokasikan khusus untuk dana desa, setiap tahunnya selalu meningkat. Dari 2015 sejumlah 20,8 triliun.

2016 = 46,7 triliun.

2017 = 59,8 triliun.

2018 = 59,9 triliun,

2019 = 70 triliun.

Dan untuk 2020 sejumlah 72 triliun.

 

Masalah dari alokasi dana desa selain desa palsu ialah dominasi pemanfaatan dana yang terlalu berfokus pada infrastruktur. Kemudian keterlambatan penyaluran dana desa di setiap tahapannya. Sebab dana desa yang diberikan pemerintah, akan diberikan berjenjang dan bertahap, hingga akhirnya sampai ke desa. Lalu terakhir, pemanfaatan dana desa yang belum sesuai prioritas, dan tentunya minim kreativitas.

 

Perpustakaan Desa

 

Tentunya kita ingin sebagai masyarakat, agar dana desa bisa tepat sasaran. Dana desa dalam hal ini dapat dialokasikan sebagian kecil, untuk membangun perpustakaan desa. Perpustakaan desa yang seharusnya bertujuan untuk menggerakkan ekonomi desa, jadi tidak hanya kemudian mengentaskan buta aksara dan menajamkan literasi saja. Sebab ketika ada stabilitas ekonomi, maka literasi dapat menyusul.

 

Karena perpustakaan dalam hal ini memang dianggap sebagai tempat yang memiliki jarak dengan masyarakat. Padahal perpustakaan bisa saja dekat dengan masyarakat. Yang saya maksudkan bukan Taman Baca Masyarakat (TBM), tetapi perpustakaan desa.

 

Karena perpustakaan dalam hal ini selain memberi pembelajaran, mendapat pengetahuan, juga untuk pengentasan kemiskinan. Dan hal ini masih belum banyak dilakukan. Padahal jumlah desa tertinggal di Indonesia masih lebih dari 12.000 desa.

 

Peran Perpustakaan

 

Perpustakaan seharusnya mampu mengajak masyarakat untuk bersama-sama membangun ekonomi desa. Masyarakat Indonesia berasaskan gotong royong. Bagaimana kemudian perpustakaan sebagai lembaga nirlaba, lembaga yang tidak mengutamakan keuntungan ekonomi, bisa menggerakkan ekonomi masyarakat.

 

Hal ini tentu saja tak lantas mengubah status perpustakaan sebagai lembaga nirlaba. Sebab memang tujuan dari perpustakaan adalah meningkatkan literasi, dan bisa memberdayakan masyarakat dari segi pengetahuan. Dan bahkan dari segi ekonomi.

 

Pustakawan sebagai penyampai pesan atau informasi dari sebuah buku. Masyarakat bisa belajar bersama, untuk mendapatkan pemahaman mengenai isi buku. Tetapi hal ini saja lantas tidaklah cukup. Masyarakat perlu mendapatkan keterampilan yang bisa menaikkan produktivitasnya menghasilkan alat tukar.

 

Misalnya perpustakaan mengadakan acara pelatihan, bagaimana masyarakat belajar cara membuat batik ataupun baju dengan desain yang menarik. Belajar dari sebuah buku, yang tentunya tidak mereka mengerti. Maka pustakawan bisa mengundang ahli di bidangnya, seperti desainer ataupun pengusaha yang memiliki pengalaman. Sehingga dari sisi konsep dan implementasi, masyarakat bisa memahami akan hal itu. Jangan hanya berfokus pada konsep. Masyarakat membutuhkan bahasa yang mudah dipahami, yang sesuai dengan kehidupannya sehari-hari.

 

Jadi disini perpustakaan meningkatkan keterampilan masyarakat dengan cara mengundang yang ahli di bidangnya untuk mengajar masyarakat, sehingga terciptanya pemberdayaan masyarakat. Masyarakat akhirnya mempunyai keterampilan.

 

Masyarakat yang tidak memiliki keterampilan, sebab akses terhadap pendidikan yang belum terhubung dengan baik. Dan pendidikan tidak hanya ada di kelas saja, pendidikan bisa dilakukan dimanapun dan kapanpun.

 

Selain ekonomi yang meningkat, masyarakat juga akan peduli terhadap perpustakaan yang telah membantu mereka. Karena dukungan masyarakat itu penting. Perlunya kepedulian dan partisipasi masyarakat, yang ditumbuhkan dari dan oleh perpustakaan.

 

Jadi pustakawan bergerak dinamis dimana dalam hal ini, yakni memiliki visi untuk memberdayakan masyarakat. Dengan tujuan konkretnya untuk menghapus pengangguran, dan meningkatkan literasi masyarakat.

 

Dengan pembelajaran yang diberikan oleh perpustakaan desa, maka pemikiran masyarakat akan lebih terbuka. Dan tentunya keputusan yang dilakukan oleh masyarakat akan lebih bijak. Keputusan masyarakat akan menjadi lebih baik dengan adanya pengetahuan yang cukup.

 

Bagaimana kemudian perpustakaan desa bisa menyentuh rakyat? Mengajak seluruh elemen masyarakat untuk bekerja sama dalam meningkatkan ekonomi bersama. Sehingga persepsi perpustakaan itu hanya kumpulan buku, akan berubah dengan sendirinya. Sebab ternyata perpustakaan itu dekat, dan  bisa mendukung masyarakat dari sisi ekonomi.

 

Daftar Bacaan

  • Mardi Yatmo Hutomo. Pemberdayaan Masyarakat dalam Bidang Ekonomi: Tinjauan Teoritik dan Implementasi. Link: https://www.bappenas.go.id/files/2913/5022/6062/mardi__20091015151035__2384__0.pdf


Jika ada kritik, saran, pertanyaan dapat dikirimkan ke email aldirahman108@gmail.com.

Rabu, 03 Juli 2024

/

 


Buku Anak Kantoran: Perjalanan Memaknai Hidup Dewasa Muda di Dunia Kerja. Penulis bukunya ialah Samuel Ray @srl789 seorang HR dengan pengalaman lebih dari 10 tahun di beragam perusahaan multinasional. Untuk bukunya saya beli ini di Gramedia Official Store yang ada di Tokopedia. Dia punya podcast Samuel & Claudya yang ada di Youtube dan Spotify membahas tentang karir, keuangan, adulting, keluarga dan cara agar bisa finansial independen lewat jalur karyawan.


Buku ini diterbitkan Gramedia Pustaka Utama 2023, dan ini cetakan keduanya. Banyak hal dalam buku ini yang saya setujui, karena memang betul terjadi di dunia kantoran. Jadi tulisannya dalam sudut pandang HRD yang mana ia mampu melihat bagaimana cara agar karyawan lain mampu untuk berkembang.


Saya suka yang dikatakannnya bahwa kita mesti tahu niat orang lain saat bekerja. Karena setiap orang saat bekerja punya visi dan tujuan yang kadang saling berbeda. Sehingga adanya benturan kepentingan disana ialah hal yang lumrah, dan ada yang terkesan jahat, padahal ia tentu harus mengutamakan kepentingannya lebih dulu.




Ada yang namanya Craftman mindset, dimana seorang pengrajin berpikir bahwa ia butuh keahlian dan dedikasi untuk menjadi benar-benar ahli. Jadi ia tidak bisa langsung ahli, melainkan melewati proses untuk ahli. Ia tetap berkarya walau tidak diapresiasi. Jika diaplikasikan dalam seorang penulis, ia tidak akan berhenti menulis walaupun tidak ada yang baca.


Kemudian berbicara tentang media sosial, bahwa apa yang dilihat di media sosial belum tentu aslinya sebagus itu. Sebab semua orang punya perjuangan masing-masing untuk membangun rasa bangga dan percaya diri pada apa yang telah dilakukan, apa yang telah dicapai, maka ia mensharenya di media sosial. Ia mengatakan untuk jangan mendengarkan orang-orang yang tidak senang atas apa yang telah kita capai.


Kebahagiaan tidak hanya datang dari pencapaian karier dalam bekerja, kebahagiaan bisa ditemukan ditempat lain. Di rumah dengan orang-orang terkasih, di saat akhir pekan melakukan hobi. Jadi tidak mengapa jika kita menganggap bahwa kerjaan cuma sebatas kerjaan, sebagai sebuah cara agar dapur tetap ngebul, lalu pelan-pelan menabung skill, pengalaman dan jam terbang. Agar bisa cepat mencari dan menemukan pekerjaan yang sesuai dengan minat dan keahlian kita. Passion akan datang sebagai pelengkap pada waktunya. Jadi prioritaskan diri dengan baik. Intinya hati-hati dalam mengejar karir, mengejar arti, dan makna hidup. Bisa jadi itu bukanlah hal yang datang dari dalam dirimu sendiri. Coba pertanyakan lagi di dalam hati dan pikiranmu.




Walaupun buku ini menceritakan tentang dunia kerja, tapi tulisannya tidak terkesan kaku, justru mengalir dan mudah untuk disetujui. Di akhir buku pun tersedia daftar pustaka atau lebih tepatnya daftar bacaan. Jadi ada referensi data dari tulisan di buku ini.


Oh iya ilustrasi dan gambarnya bagus-bagus dibuat oleh @poninipu. Jadi buku ini cocok untuk karyawan yang baru mulai bekerja, agar tidak terkecoh dengan mindset yang salah, bukan berarti apa yang ada di dalam buku ini 100% benar, tapi paling tidak ada hal-hal yang sesuai realita yang bisa ditangkap. Untuk bukunya dapat dilihat di link Tokopedia yang saya berikan. Siapa tahu dapat diskon gratis ongkir, lumayan jadi hemat.


Jika ada kritik, saran, pertanyaan dapat dikirimkan melalui email aldirahman108@gmail.com.

Selasa, 02 Juli 2024

/

 



Ketika saya sedang melihat story Instagram ada muncul KutooBuku, acaranya berjudul, "Blind Date With A Book." Acara offline pertamanya mereka, jadi menurut saya pasti banyak orang yang suka baca buku berkumpul disitu. Jadinya bisa ketemu orang baru yang satu hobi dengan saya. Kan nggak enak juga mau berkenalan dengan orang baru, tiba-tiba saya sedang duduk di busway, terus kenalan dengan orang yang duduk di sebelah saya, so weird. Kalau ditempat kerja orangnya itu-itu saja, bertahun-tahun saya nggak kenal orang baru, sepertinya saya butuh acara ini.


Acaranya dilakukan di Etta Bakery & Café di Gading Serpong, dan itu cukup jauh dari tempat saya di Ciledug. Karena saya tidak tahu jalan, akhirnya diantarkan oleh adik saya menggunakan motor. Nanti dijemput lagi sama dia. Walaupun hari Minggu yang mana harusnya menjadi hari yang digunakan untuk beristirahat dan menenangkan diri, jadi saya mesti berkorban untuk mendapatkan experience. Biarpun belum ada ekspektasi acaranya seperti apa, yang penting ikut dulu aja.


Berangkat jam setengah dua belas siang. Panas, setelah berjalan agak lama, sebetulnya nggak berasa, sebab jalannya bagus, akhirnya ketemu juga tempatnya. Di deretan ruko-ruko yang ada disana, dia ada dipaling pojok sebelah kiri. Saya masuk kesana, dibagian bawahnya baik didalam dan luar tempat kayak Café, pas buat ngobrol dan menikmati makanan disitu. Kemudian lantai duanya baru ada panitia dari Kutoo-nya. Tempatnya seperti ruang rapat. Ada Flow dan Widya yang memberikan pernak-pernik, saya dapat stiker dan stabilo. Unik sih ide acaranya, dan saya baru tahu Kutoo Buku dari acara ini.







Awalnya saya agak takut dan cemas ketemu orang baru, nanti gimana ya.. Ternyata nggak semenakutkan yang dibayangkan. Ada dua influencer yang datang di acara ini yaitu @splendidwords dan @mithaefha yang membahas tentang buku di Instagram. Jadi mereka berdua kayak membahas tentang buku, konten dua-duanya saya suka. Yang satu lebih ke isi bukunya, satu lagi tentang isi buku juga tapi relate dengan kehidupan, menurut saya cocok di Spotify.



Jadi di acara ini kita berkumpul dan memilih buku untuk dibaca. Dengan sedikit clue, ada rating Goodreads, temanya apa dan sedikit tentang apa. Satu jam pertama kita membaca bukunya. Kemudian ada sharing session, dan bertanya pada influencer, satu lagi ada dari transitbookstore yang menurut saya orangnya begitu kritis. Disebelah saya duduk, ketemu Liza dan temannya. Saya dapat bukunya berjudul Aerial ditulis oleh Sitta Karina. Novel bertema fantasi, yang saya ingin cari keluar dari genre saya yaitu Self Development dan novel. Jadi novel Aerial ini secara gaya bahasa mirip Tere Liye, walaupun agak klise, tapi eksekusi ceritanya cukup bagus, sepertinya akan saya pinjam dan bawa pulang.








Jadi ini event pertama tentang buku yang saya ikut datang langsung. Secara keseluruhan saya suka. Thanks so much to Kutoo Buku. Panitia dan pesertanya ramah-ramah. Kata adik saya bertemu dengan yang satu spesies, hehe.. Saya tidak langsung pulang, tapi duduk dulu di depan Indomaret, menikmati sunset dan istirahat sejenak. Setelah siap, baru pulang.



Oh iya apa itu Kutoo Buku? Dia itu kayak jasa pinjam buku fisik, bukunya akan dikirim ke rumah, dan nanti dibalikkin lagi. Jadi kita bayar biaya peminjamannya ada jangka waktunya, 7 hari, 14 hari dan sebagainya. Secara taktis pinjam buku lebih murah daripada beli buku, sebab semua kadang tidak harus dimiliki, biarpun kalau beli boleh juga sih.




Misal beli buku 100 ribu, kalau pinjam buku cuma 20 ribu, ada biaya deposit tergantung bukunya. Jadi biaya deposit itu kayak jaminan, kalau bukunya rusak, terlipat, robek, akibat vandalisme dari kita, biaya ini nggak dibalikkin, tapi kalau bukunya baik-baik dan aman-aman saja maka biaya deposit akan dikembalikan. Maka anggap saja nggak ada, karena saya tidak bakal melakukan hal itu, hp saya saja bertahun-tahun masih baik-baik saja, ganti hp kalau sudah benar-benar tidak bisa dipakai lagi, dan buku same important, jadi harusnya sih biaya deposit bukan masalah. Biaya deposit misal 20 ribu, dan nanti akan dikembalikan kalau sudah dikirim kembali ke Kutoo Bukunya lagi. Cara kembalikan bukunya mudah, sudah ada alamat Kutoo distikernya, jadi tinggal menuju ke ekspedisi terdekat, pilih yang termurah, lalu selesai.


Jadi Kutoo Buku ini memang membantu sekali buat saya. Daripada saya baca buku di hp, mata cepat lelah. Sudah kebanyakan pegang handphone masih ditambah baca buku di hp. Lebih baik pinjam buku fisik. Kalau kamu mau lihat katalog buku atau daftar buku apa aja yang bisa dipinjam bisa langsung dilihat di katalog buku. Pengirimannya dari Tangerang, kalau bisa tidak terlalu jauh dari daerah Tangerang agar biayanya tidak terlalu mahal.


Terima kasih sudah membaca, jika ada kritik, saran, pertanyaan dapat dikirimkan melalui email aldirahman108@gmail.com.

Senin, 01 Juli 2024

/

 

Image by rawpixel.com from Freepik


Berkarya tidak memerlukan seberapa banyak yang suka, seberapa banyak yang lihat, tapi menghasilkan karya ialah karena suka membuatnya. Tatkala kita menyukai prosesnya, dan kita sanggup melewatinya. Jadi nggak penting kalaupun ternyata nggak ada satu orangpun yang melihat, dan nggak ada yang suka sama sekali.


Karena ada yang berhenti berkarya akibat kesibukan sehari-hari, yang berhenti berkarya karena merasa sudah tak lagi diperhatikan karyanya. Merasa sia-sia saja membuat sebuah tulisan, nggak ada yang baca, atau ada yang baca tapi cuma sedikit. Padahal sebetulnya ia bangga saat berhasil membuat tulisan yang lebih cemerlang, tapi ia malah berhenti karena lelah yang melihat cuma itu-itu saja.


Ia tak tahu bahwa dampak dan manfaat dari karyanya. Sebuah karya yang dianggapnya gagal, dan ia pun penat darinya, entah karena bosan pun, karena ia sendiri tidak menyukai karyanya. Padahal sebenarnya ada orang yang menyukai karyanya, walaupun itu hanya 1-2 orang saja. Walaupun tadinya, dipikirannya karyanya tidaklah menarik.


Kemudian ia lebih memilih berhenti berkarya, sebab rasanya apa yang dihasilkannya ialah suatu kesia-siaan. Ia tak mengerti bahwasannya karya tidak selalu cocok untuk dinikmati oleh siapapun. Karena selera orang banyak berbeda dengannya, dan dengan berkarya akan membuatnya menyadari kalau ternyata sebetulnya ia bisa bangga dengan dirinya sendiri. Mempersembahkan karya kepada diri sendiri maupun orang lain. Yang bisa jadi akan menyukai karyanya, entah kapan pun itu.


Jadi masihkah kita ingin berhenti berkarya hanya karena merasa tidak menghasilkan apa-apa dan belum sehebat yang lain? Ataukah kita mampu merenungi setiap proses dari penciptaan karya itu? Walaupun mungkin belum seratus persen bersifat orisinal, tapi itulah orisinalitas sesungguhnya. Dimana kita berkarya dengan menambahkan kesungguhan dan kesenangan pada pembuatannya.


Terima kasih sudah membaca. Jika ada kritik, saran, pertanyaan dapat dikirimkan melalui email aldirahman108@gmail.com.

Jumlah Dibaca Bulan Ini

Hansel.id : Dus Makanan Terbaik

Translate

Popular Posts

BTemplates.com

Chrome Pointer

About

Protected by Copyscape