Pengalaman, pandangan, dan kehidupan

Kamis, 24 Februari 2022

/



Aku ingin sekali punya kapas 

Yang bisa menyerap luka

Dan mengeringkan piluku

Sembari memberikan kasih


Aku ingin punya kapas

Yang bisa memapah kulitku

Lalu menjahitkan duka

Sembari memberikan kesegaran


Aku ingin punya kapas

Yang bisa bicara jati diri

Mengatakan pedih

Sembari memberikan senyuman


Ah aku rindu kapas

Mungkin harganya sudah tak sama

Macam dulu seperti seikat kenangan

Yang digeletakkan orang di depan terminal

Menunggui waktu yang keburu usang

 

Januari 2022


Jika ada kritik, saran, pertanyaan dapat dikirimkan ke email aldirahman108@gmail.com.

Selasa, 22 Februari 2022

/



Aku paling benci diberikan nasihat

Padahal ia hanya membuka kapsul

Lalu melepehnya, dan fuih terpesona semua

Dibalik tirai bambu ia senyum-senyum kecil

Bahwa orang-orang keliru


Orang-orang terlalu lugu

Belum pernah dimaki-maki oleh nasihat

Dasar, nasihat kan suka murka

Kan tadi dibilang suka menyalahkan

Masa kamu belum paham-paham juga?


Aku berbincang pada diriku

Setelah lewat jam dua belas malam

Akhirnya tertidur dipangkuan kalbu

Setelah mengeruguti tempat tidur

Dibalik kesendirian sunyi ini

Dan diantara guratan debu-debu kasur

 

Januari 2022


Jika ada kritik, saran, pertanyaan dapat dikirimkan ke email aldirahman108@gmail.com.

Kamis, 17 Februari 2022

/



Mulutku kelu sembari memegang es krim

Bukan untuk membicarakan hal aneh

Sedangkan aku dianggap makhluk gendeng

Karena belum mengucapkan satu katapun

Semenjak sore hari hingga pagi


Bukan karena aku enggan bicara

Tapi ingatan yang mencegahku

Bicarakan hasil dari rapat waktu

Introgasi dari luapan emosi


Aku dianggap tak diperlui

Sebagai limbah sosial maka,

mesti didaur dan dibuang (lagi)

 

Januari 2022


Jika ada kritik, saran, pertanyaan dapat dikirimkan ke email aldirahman108@gmail.com.

Selasa, 15 Februari 2022

/




Aku dengar banyak langkah pengemis berjalan

Kemudian ia meringkuk kesepian ditengah keramaian

Di jalan-jalan trotoar, dengan lampu merah 180 detik

Mengakui bahwa dirinya pengemis,

itu bukanlah perkara awam


Syarat untuk menjadi pengemis tidak simpel

Boleh jadi ia mengorbankan rasa malu

Lalu menggampar dirinya dengan es batu

Tidak menguyur dirinya dengan paduan kesetiaan


Setelahnya sesaat mengucapkan sumpah,

“Apapun yang terjadi selamanya aku tetap pengemis”

Tapi banyak sekarang orang benci lagi irian

Pengemis pun kian berterbangan


Kini orang bingung, satu-sama lain saling memandangi

Siapa sebenarnya yang pengemis?

Lalu aku sipitkan mata

Seseorang memandangi kaca spionnya, begitu lama

Melihat dirinya sendiri,

dan mensedekahkan diri dan kembali 

 

Januari 2022


Jika ada kritik, saran, pertanyaan dapat dikirimkan ke email aldirahman108@gmail.com.

Kamis, 10 Februari 2022

/



Aku belum usai menatapi diriku

Sendiri dibalik cermin kusam

Dilihatnya ulang oleh diriku

Ternyata aku memang sudah peot

Ditenggelami oleh waktu

Yang dulu sering kuatur-atur

Kini tubuhku diterkam olehnya


Aku sedang memandangi bulan

Pernah dulu aku congkel bulan

Dibalik tudung saji, sedikit saja

Lalu ibu marah, “Jangan suka mencongkel bulan, nanti serakah!”

Baiklah ibu, aku akui nasihatmu

Sebab congkel-mencongkel bukanlah keahlianku

Meski aku berkenaan dengannya

 

Januari 2022


Jika ada kritik, saran, pertanyaan dapat dikirimkan ke email aldirahman108@gmail.com.

Selasa, 08 Februari 2022

/




Ketika tengah malam aku bergumam

Pada kali kedua melankoli datang

Yang meracau tak henti-henti

Ditelan oleh dua belas kepahitan


Ah aku ingin pergi saja

Menjauhi kebisingan malam ini

Berpergian menambal bendungan luka

Sebagaimana waktu kian bersisurut

Diperban oleh kebatilan


Ah aku ingin jadi cabai

Yang sering diaduk kenangan

Lalu ditiup oleh angin nestapa

Sebagaimana tak larut dalam darahmu

 

Januari 2022


 Jika ada kritik, saran, pertanyaan dapat dikirimkan ke email aldirahman108@gmail.com.

Rabu, 02 Februari 2022

/



Judul Buku: Muhammad: Generasi Penggema Hujan

Penulis: Tasaro GK

Jumlah halaman: 618 hlm.

Penerbit: Bentang Pustaka

Tanggal-bulan-tahun diterbitkan: Cetakan Keempat, Maret 2018

ISBN: 978-602-291-127-2


Ketika kekayaan dan kekuasaan tidak lagi ditangan. Inilah yang akan memicu peperangan. Utsman yang lemah lembut diangkat menjadi pemimpin berikutnya. Berbahaya sekali pemimpin kalau tidak tegas, dalam artian menuruti segala keinginan bawahan yang tidak kompeten, semua bisa diberi lampu hijau. Utsman menurut saya orangnya nggak enakan, sebab Marwan merupakan sepupunya.


Novel ini menceritakan tentang pemberontakan terhadap Khalifah Usman & Ali, serta berbagai konflik dan peperangan yang muncul dikarenakan keraguan dalam pengambilan keputusan. Hasutan keji membuat kaum muslimin terpecah-belah dan saling bertarung pada perang yang sebenarnya hadir akibat perbedaan pemahaman. Oh iya, ada juga cerita dari tokoh lain bernama Vakshur, jadi ada dua cerita dalam satu novel.


Seorang pemimpin didesak mereka yang tidak ahli, justru keputusannya malah merusak. Mereka dinasehati pemimpin tetapi tidak mengambil nasehat darinya. Padahal pemimpin mereka adalah orang yang berpengalaman. Mereka ingin menang sendiri, merasa tidak membutuhkan arahan, karena menganggap dirinya lebih tahu. Adanya kelompok Khawarij dan kelompok kepentingan lain yang ingin membinasakan khalifah.


Untuk cerita tentu bagus, seperti kisah Abu Dzar Al-Ghifari yang begitu memprihatinkan. Kemudian ada dialog Vakhsur dan Muka Kusut sangat realistis dan mengena. Seperti sedang menjelaskan sejarah dengan cara berdialog antar teman. Semakin lama ceritanya akan semakin menarik, walaupun ada beberapa bagian cenderung membosankan. Kisah Abu Dzar diusir membuat hati saya terenyuh. Mungkin memang Abu Dzar sedikit keras dalam penyampaian, tetapi sampai mengusirnya agak mencengangkan.


Tetap novel ini memiliki kelemahan seperti penggambaran kurang baik, lalu visualisasi cerita sulit dicerna pada beberapa bagian. Seperti, “Dua ujung tongkat kayunya memantul-mantul saking beratnya beban yang dia pikul (hlm. 6).” Aksi cerita sulit dibayangkan atau diimajinasikan. Bahasa kurang mengalir, saya seperti membaca buku terjemahan. 


Untuk nilai buku 7.6 dikarenakan konflik cerita jarang muncul, lalu menguap begitu saja.


Menurut saya alur terlalu lambat. Meski ada beberapa cerita yang powerful, namun sukar dibaca cepat dikarenakan dari segi penjelasan cukup berat. Novel ini tidak terlalu cocok dengan selera saya, sebab saya cenderung menyukai buku yang mudah diselesaikan dan cepat dihabiskan. Tetapi beberapa cerita dalam novel ini memang butuh untuk dicatatkan dalam pikiran, sebab menambah wawasan dan pengalaman kehidupan.


Terima kasih sudah membaca, semoga bermanfaat untuk kamu.


Jika ada kritik, saran, pertanyaan dapat dikirimkan ke email aldirahman108@gmail.com.

Jumlah Dibaca Bulan Ini

Hansel.id : Dus Makanan Terbaik

Translate

Popular Posts

BTemplates.com

Chrome Pointer

About

Protected by Copyscape