Pengalaman, pandangan, dan kehidupan

Rabu, 16 Oktober 2024

/

 Meskipun perkataannya terlihat masuk akal. Jika ternyata kenyataannya bukan demikian. Maka kita tak wajib mengikutinya. Sebab ia berpendapat sesuai dengan pengalamannya, yang bisa jadi berbeda dengan kita.

Kalau kita ingin mengikuti cara mereka, tentunya tidak bisa copy paste langsung. Perlu dimodifikasi dan disesuaikan dengan pengalaman dan kehidupan kita. Karena ia berpendapat sesuai dengan apa yang ia ketahui. Yang belum pernah kita ketahui. Jadi kesannya seperti benar, padahal belum tentu.

Dan perlu dicek pula apakah yang ia katakan bisa dipercaya. Karena terkadang ia berbicara hanya untuk kepentingannya. Keuntungannya sendiri. Bisa saja kita dijerumuskan ke dalam suatu hal yang sebenarnya belum kita ketahui. Karena kita percaya-percaya saja, akhirnya kita yang merasa rugi.

Sebab ternyata tidak setimpal dengan biaya yang kita keluarkan. Kita selaras dengan apa yang kita harapkan. Maka kita perlu untuk benar-benar mengecek ulang, apakah memang ia bisa dipercaya. Apakah memang hanya untuk kepentingan dirinya sendiri.

Selasa, 15 Oktober 2024

/

 Beberapa kali saya berpikir bahwa nanti bisa dikerjakan, ternyata nggak dikerjakan juga. Menunda memang semenyenangkan itu. Tapi akan ada konsekuensi tragis jika kita ternyata tidak mampu menyelesaikannya.

Sepertinya penyesalan pastinya. Kemudian menyalahkan diri sendiri. Dan enggan memperbaiki diri. Saat mengatakan nanti, ternyata lupa, hingga akhirnya tidak dikerjakan. Pada suatu waktu ingin mengerjakan, tapi karena terlalu menumpuk, jadi lebih stres.

Karena stres, akhirnya ditinggalkan. Lalu stres kembali karena harus mengerjakan. Begitulah konsekuensi dari menunda. Padahal memungkinkan jika dikerjakan, dengan hal yang dirasa paling mudah. Lalu digabungkan dengan hal yang menyenangkan.

Jadi rasanya saat mengerjakan tak semenderita itu. Sehingga menunda itu hanya opsi saja. Bisa dipikirkan, tapi tak perlu dilakukan. Sebab kita tahu bahwa pada akhirnya harus dikerjakan. Maka lebih baik dikerjakan saja diawal. Dan menunda itu hanya dirasa saat tak terlalu prioritas.



Senin, 14 Oktober 2024

/

 Banyak orang yang kebingungan antara pilihan bertahan ditempat yang sama ataupun pindah tempat kerja. Sebenarnya keduanya sama-sama baik. Bertahan akan membuat semakin kokoh. Sedangkan pindah akan membuat perkembangan menjadi lebih masif.

Tentunya orang yang bertahan akan memiliki risiko. Seperti bosan akut pada pekerjaan yang dilakukan. Pergantian atasan yang ternyata gaya kepemimpinan tidak sesuai dengan cara kerjanya. Dan gaji yang kenaikannya sudah ditentukan oleh perusahaan. Bukan berarti tidak bisa bertumbuh. Justru karena sudah paham cara kerjanya. Jadi bisa mengatur untuk kerja, dan bisa mengalokasikan waktu untuk belajar hal lain.

Sementara itu, berpindah-pindah kerja bukan berarti buruk. Sebab ia pindah karena ingin mencari sesuatu yang baru. Entah itu pengalaman, suasana, orang, tempat yang baru. Dengannya sudut pandang menjadi lebih luas. Dan ia jadi kenal dengan berbagai orang baru. Ia jadi bisa menantang dirinya melakukan hal yang belum pernah dilakukan, dan ternyata tidak semudah atau sesulit yang dibayangkan. Bisa jadi berbeda dengan yang dipikirkan.

Pindah atau bertahan adalah pilihan. Tentunya dengan mengetahui risikonya, kita bisa memilih salah satu, yang lebih cocok dengan kita. Lagipula kita yang tahu, apa yang sesuai dengan kita. Tekanan dari luar dapat kita anggap sebagai pertimbangan. Sedangkan keputusan ada ditangan kita.

Minggu, 13 Oktober 2024

/

 Kita tahu bahwa ada orang yang suka marah-marah. Kita tidak tahu kenapa ia bisa demikian. Bisa jadi karena masalah yang semakin menumpuk, yang selalu ia pikirkan. Bisa jadi karena ia yang pendapatnya selalu diabaikan. Bisa jadi karena keinginannya selalu dianggap tidak penting.

Pengabaian itulah yang membuatnya marah. Sebab direndahkan. Cuaca yang panas akhir-akhir ini juga tak jarang menyulut emosi. Lagipula marah itu seakan pelepasan emosi yang terpendam. Daripada menumpuk.

Bukan seperti cara orang luar negeri yang ekstrem. Yang boleh membanting piring seenaknya. Atau memukuli dan menghancurkan apapun yang ada disekitarnya. Tapi biasanya dengan kalimat yang membuat pendengarnya emosi juga, disertai kalimat dengan nada yang lebih tinggi. 

Kemudian masalah ekonomi ikut serta. Ekonomi termasuk, karena tak jarang yang uangnya habis, lebih cepat marah. Sudah bekerja dengan tenaga, waktu, pikiran yang habis, ternyata uangnya lenyap. Ditambah fasilitas publik yang jauh dari harapan. Bisa jadi daerah tertinggal padahal uang yang digelontorkan dari pusat, jauh dari kata sedikit. Pengelolaan keuangan yang buruk, dimulai dari pribadi, masyarakat, dan pemerintah. Jadi marah-marah memang banyak penyebabnya, mungkin dari sisi psikologi dan mental juga ada. Tapi cukup sekian tulisan kali ini.

Sabtu, 12 Oktober 2024

/

 Terkadang adakalanya konsistensi itu dibenci. Mungkin karena perasaan bosan yang terlalu lama, terakumulasi. Yang menjadikan rasa muak seutuhnya. Mungkin karena melakukan pekerjaan berulangkali dalam jarak waktu yang konstan.

Hal ini bisa diatasi dengan melakukan hal tersebut di tempat lain. Melakukannya ditempat lain akan mengurangi rasa jenuh itu. Dengannya kita bisa kembali melakukan yang tadinya menjenuhkan. Bisa jadi karena tidak adanya tantangan.

Karena terlalu lama berjalan dijalan mendatar dan lurus, sehingga lama-lama menjadi bosan. Bosan pada pelajaran, pendidikan, pekerjaan, keseharian, apapun itu. Lantas apakah tidak boleh merasa bosan? Tentunya bosan merupakan hal yang wajar.

Tapi dalam pekerjaan, jikalau bosan kemudian berhenti. Maka kita akan dipertanyakan kredibilitasnya. Sebabnya konsistensi kita terputus. Bukan berarti tidak boleh berhenti kerja, tapi kalau berhenti karena bosan, jenuh, kesannya meremehkan. Berbeda kalau memang bosan, lantas ingin mencoba tantangan baru, baik ditempat yang sama maupun ditempat lain. Tidak apa-apa bosan, lagipula kebosanan itu terkadang menyenangkan. Dan konsistensi terhubung erat dengan kebosanan.


Jumat, 11 Oktober 2024

/

 Saat baru memulai suatu hal, rasanya agak menakutkan sekaligus menyenangkan. Sebab mencoba melakukan sesuatu yang belum pernah dilakukan, dipikirkan sebelumnya. Mencoba melakukan sesuatu yang sepertinya, atau kelihatannya dipikiran begitu sulit.

Tetapi setelahnya, ternyata tidak begitu menakutkan. Sayangnya muncul perasaan bahwa ketika memilikinya, kemampuannya, tapi ternyata belum mampu dimanfaatkan. Belum mampu menggunakan, atau menerapkan pengetahuannya secara maksimal.

Lalu berpikir bahwa, bagaimana jika tak berguna? Dan menepisnya, pasti ini akan berguna, suatu saat nanti. Di suatu saat yang entah kapan terjadinya. Disuatu saat yang berapa lama datangnya. Kemampuan, dan pengetahuan yang dirasakan akan sangat berguna, pada hakikatnya tak begitu.

Kemudian kita semakin takut. Ternyata memang benar tak berguna, khususnya hingga saat ini. Apakah semuanya sia-sia? Entahlah. Bisa jadi sia-sia. Bisa jadi akan dibutuhkan yang entah kapannya itu terjadi. Kita sendiri tak mengetahuinya. Tapi ketakutan merasa tak berguna, hal ini cukup kita rasakan dan alami saja.

Kamis, 10 Oktober 2024

/

 Ada orang membenci kita, hal tersebut bukanlah masalah, jika kita memang benar-benar tidak tahu. Tiba-tiba ia membenci kita, biarkan saja. Kenapa kita perlu repot-repot memberikan perhatian padanya.

Lagipula di waktu saat ini yang terasa lebih cepat berganti, pagi, siang, sore, dan malamnya. Apakah kita memang harus membencinya, dan diri kita sendiri? Apakah memang kita harus dibenci? Kalaupun kita dibenci, apakah kita memang layak untuk dibenci? Bisa saja ia marah akan hal lain, tapi melampiaskannya, kekesalannya kepada kita. Tentunya kita bingung kenapa juga. Dan tidak perlu terlalu dipikirkan.

Mungkin kita akan memikirkannya terus. Berhari-hari kepikiran. Jadi stres. Padahal ia membenci kita, hanya karena suatu hal yang ia tidak suka, dan kita tidak pernah menyadarinya. Bisa jadi ada suatu hal yang kita lakukan, dan ternyata kita salah, tapi kita belum menyadarinya. Bisa juga ada hal yang berhubungan dengan kita. Yang ternyata itu merupakan hal yang ia benci. Kita tidak pernah tahu akan hal itu.

Dan tidak masalah juga kalau pun tidak berteman. Kalaupun dikucilkan. Memangnya teman hanya dia. Lebih baik sendirian. Yang terpenting tidak membenci diri sendiri juga. Sudah sendirian, membenci diri sendiri. Rasanya agak menyakitkan. Kalau semuanya membenci kita, diri sendiri pun juga membenci kita, lalu siapa yang membersamai diri kita, jika bukan diri kita sendiri.

Rabu, 09 Oktober 2024

/

 Kenapa orang yang sudah kaya? Sudah tidak perlu mencari uang lagi dengan susah payah. Masih saja ingin mencari uang dengan lebih banyak. Sebab ia tidak ingin lagi diremehkan oleh orang lain. Saya belum pernah menjadi kaya, jadi saya hanya bisa melihat ke sekitar, dan bertanya kenapa bisa begitu.

Orang kaya memang bekerja keras, tapi ada juga mereka yang bekerja keras disepanjang kehidupannya, hidupnya masih dalam perjuangan yang sepertinya tidak akan berakhir sampai ia meninggal. Kenapa yang kaya tidak membagi-bagikan hartanya kepada yang lain? Simpel saja, ia tidak ingin yang lain ada diatasnya. Ia tidak ingin yang lain menjadi kaya juga. Ia tidak ingin yang lain menjadi sukses dan tenteram hidupnya, sebab tidak lagi memikirkan urusan finansial.

Karena ia menyadari, saat susah semua orang menjauhinya. Dan ia baru bisa dihargai saat memiliki harta atau kekuasaan yang didapatkannya dengan bekerja keras. Jadi ia hanya mau membantu, orang yang dulu pernah membantunya saat susah. Kehidupan membentuknya demikian. Jadi ia tidak mau sembarangan membantu orang lain. Hal yang wajar. Tapi menjadi tidak wajar tatkala uang yang didapatkan orang kaya semakin kaya, dan ditimbunnya.

Sementara orang yang hidupnya kesulitan keuangan. Semakin kesulitan karena pemerintah yang kebijakannya seakan mendukung orang kaya. Sehingga kini orang semakin banyak mengeluh, dan membanding-bandingkan kehidupan dulu, serta kehidupan saat ini. Berbeda pada persaingan yang sulit bagi mereka yang kesulitan. Dihadapkan pada persaingan tidak adil, dengan modal dan keahlian yang terlalu jauh perbedaannya. Kalau hanya mengandalkan keberuntungan, bisa saja ia akan dihadapkan pada kenyataan yang menjatuhkannya.


Selasa, 08 Oktober 2024

/

 Orang egois terkadang tidak menyadari atau justru sadar dan mengabaikan bahwa diri mereka egois. Bisa jadi ia belum sadar bahwa dia egois. Atau bisa juga dia egois dengan kepentingannya, yang dipikirnya benar.

Apalagi orang-orang yang suka berkata sebebas-bebasnya. Ia tidak suka menjaga ucapannya. Maka kita juga bisa demikian. Agar kita tidak lagi diremehkan. Sebab ia saja tidak memikirkan perasaan kita, memikirkan apakah hal tersebut menyakiti hati orang lain. Maka kita juga bisa berbuat hal serupa. Dengan mengatakan hal atau sesuatu tanpa perlu pertimbangan apapun.

Hal ini berbahaya. Bisa jadi ia memang orang yang pemarah, bisa jadi ia merasa lebih powerful dibandingkan sekitarnya. Jika kita memang ingin terus-menerus ditekan. Pada akhirnya kita tidak akan diam saja. Kita akan melawan dengan cara kita sendiri.

Dan orang-orang yang egois itu menempatkan dirinya lebih dulu. Demi keuntungan pribadinya. Apakah tidak boleh? Tentu saja boleh. Masalahnya jika ia tidak mau mengalah, dalam segala hal. Inginnya selalu menang. Ingat, bahwa suatu hari ia akan kalah. Serta kekalahan itu pastilah menyakitkan. 

Senin, 07 Oktober 2024

/

 Sepertinya kini mendengarkan podcast bisa dibilang sebagai kebutuhan. Saya menggunakan aplikasi Spotify. Entah mendengarkan lagu maupun podcast. Saya kadang menyetel lagu, gelombang aplha, kemudian podcast pengembangan diri.

Bagaimana kemudian storyteller dapat berperan disini. Dengan berbagai genre, ada yang horror, informatif, inspirasi, serta berbagai hal lain. Untuk spesifiknya ada tentang bola, politik, sejarah, dan sebagainya. Jadi dengan mendengarkan, kita dapat lebih mengetahui. Mirip slogan always listening, always understanding.

Ada yang menceritakan pengalamannya dia, membagikan apa yang dia ketahui. Membacakan isi suatu buku, agar pendengarnya dapat memahami isi buku dengan lebih mudah dan cepat. Sebab penjelasan telah diolah dari deretan paragraf panjang yang telah ia baca. Ini menarik sekali. Jadi kita bisa memahami isi buku dengan mendengar tanpa harus repot-repot membacanya. Ini juga sarana berbagi-bagi naratornya, sebab ia dilatih untuk menyampaikan isi suatu buku.

Dengan berbagai macam podcast yang ada. Yang terpenting ialah podcast dapat membuat kita lebih tenang, lebih memahami, lebih mengerti. Meski kita mendengarkannya karena sedang ada waktu luang, atau kita memang mendengarkan agar bisa fokus. Entah yangmana pilihan kita, kita dapat menikmati mendengarkan podcast. Sebab dapat mewarnai hidup kita yang seringkali hampa dan menjenuhkan.

Minggu, 06 Oktober 2024

/

 Kita sadar bahwa hanya diri kita sendiri yang dapat menolong. Kita terlalu banyak berharap bahwa orang lain akan menolong kita. Dan bersedih tatkala kenyataannya, kita sendirian. Ia enggan membantu, dan hanya mendiamkan. Sampai-sampai kita berpikir, coba saja bisa menyelesaikan masalah sendiri.

Akhirnya kita tahu bahwa masalah tersebut tidak akan sanggup jika diselesaikan sendirian. Kita ingin bercerita, tapi takut hanya sebagai pemberitahuan ataupun notifikasi tanpa adanya bantuan dan saran. Kita enggan melakukan hal yang harusnya dilakukan, karena begitu takutnya. Dan kita pun enggan berusaha mencari tahu.

Kemudian kita berdoa pada Tuhan. Tapi iman kita begitu lemah. Kita frustrasi, dan bingung akibat jalan yang buntu. Padahal masih ada jalan lain, hanya kita belum mengetahui. Bukan berarti kita harus menyerah. Boleh saja berhenti, istirahat. Kalau menyerah, rasa-rasanya belum waktunya.

Lagipula kita yang begitu stres, bukan hanya dirasakan oleh kita. Ada begitu banyak orang yang tertimpa masalah besar. Dan kita tidak tahu. Kita anggap diri kita hancur karena masalah ini. Memang bisa jadi hancur. Bisa jadi tidak ada tempat yang mau menerima kita. Tapi kalau menyerah, pada keadaan, pada hal-hal yang mengesalkan yang telah terjadi. Bagaimana kita bisa memberanikan diri untuk maju? Sebab kita telah menghancurkan diri sendiri. Kita perlu memikirkan lagi. Meski jika dipikirkan saja masalah ini tak akan selesai begitu saja. Paling tidak, kita masih bisa maju selangkah demi selangkah.

Sabtu, 05 Oktober 2024

/

 Ketika kita berkata bahwa saya akan mengerjakan tugas hari ini. Apakah memang akan dikerjakan atau ditunda? Saat kita bilang ingin mengikuti suatu pelatihan atau acara yang dapat mengembangkan diri kita, apakah hanya kita lihat saja? Terkadang kita mempunyai terlalu banyak kemauan tanpa tahu bagaimana memilahnya.

Kita terlalu sering terpapar oleh informasi singkat. Yangmana membuat kita mendapat begitu banyak informasi. Pada akhirnya kita hanya melakukan apa yang kita mau, bukan apa yang kita butuhkan. Kita mengatakan bahwa hari Minggu akan berolahraga. Pada kenyataannya kita tidak melakukannya. Hingga akhirnya kita membohongi diri kita sendiri.

Bagaimana kita bisa percaya diri? Percaya pada diri sendiri. Sedangkan kita terus-menerus melewati hal yang kita katakan, hal yang kita janjikan. Kita tidak mampu untuk menahan diri. Kita belum bisa mengontrol diri. Sampai pada waktunya, kita dipaksa untuk mengerjakan, melakukan, melaksanakan, baru kita lakukan.

Ada begitu banyak hal yang bisa kita coba. Tapi kita perlu untuk memprioritaskan apa saja hal yang perlu dilakukan. Sebab kita bisa kelelahan. Kita bisa pusing karena enggan menentukan. Padahal tinggal menentukan saja. Sebabnya kita terlalu takut pada hal yang sebenarnya tidak semenakutkan itu. Pada akhirnya kita perlu mempercayai diri kita, menolong diri kita. Hal itu dimulai dengan jujur pada diri sendiri.

Jumat, 04 Oktober 2024

/

 Ada orang yang mengatakan bahwa kerja di rumah enak, bisa santai-santai di rumah, nggak perlu macet-macetan. Nggak perlu habis bensin, ongkos transport, dan sebagainya. Uangnya banyak tanpa perlu keluar rumah. Jika memang demikian, berarti ia hebat sekali. 

Sebab bekerja itu bukan hal yang mudah. Seenak apapun bekerja, pasti pada awalnya tidak mudah. Bisa jadi ia bekerja lebih daripada jam kerja orang biasanya. Kalau orang bekerja 8 jam, ia bekerja diatas 10 jam. Sebab orang habis waktu diperjalanan. Jadinya ia bisa lebih banyak bekerja.

Tapi hal itu tidak mudah. Bagaimana ia bisa mengatur dirinya untuk bekerja. Sebab ia hanya mengawasi dirinya sendiri. Bagaimana ia tetap fokus bekerja, padahal itu dirumah? Bukankah rumah tempat beristirahat? Jadi ia perlu mengatur dirinya dengan baik. Kapan waktunya bekerja, kapan waktunya istirahat.

Belum lagi suasananya yang nyaman, atau justru banyak gangguan. Saya kalau mengerjakan sesuatu di rumah sulit, sebab bawaannya istirahat. Bisa jadi ia mempunyai tempat atau ruangan khusus bekerja. Karenanya kita perlu menelaah, apakah memang hal yang orang lain katakan, dapat nyaman dan sesuai untuk diri kita? Tentunya hal itu dapat kita tentukan sendiri. Mau bekerja di rumah ataupun di luar rumah, yang terpenting tetaplah bekerja. Sebab kondisi ekonomi sekarang sedang tidak baik-baik saja.

Kamis, 03 Oktober 2024

/

 Kesalahan saya ialah berpikir bahwa orang lain akan paham dengan sendirinya. Jadi tanpa perlu dikatakan, ia akan paham. Padahal belum tentu. Orang yang sudah dikatakan bisa tidak mengerti, apalagi jika tidak dikatakan?

Bukan berarti tindakan tidak penting. Penting, tapi ada beberapa hal yang perlu dikatakan, agar orang lain tidak salah paham. Sebab jika tidak dikatakan, orang akan menangkapnya berbeda. Tidak bisa kita bilang, pokoknya saya diam saja harusnya kamu ngerti. Tanpa perlu dibilangin. Padahal ia benar-benar belum tahu, dan belum kepikiran akan hal itu.

Kita tidak bisa menyamaratakan semuanya. Semuanya akan memahami tindakan kita. Semuanya akan memahami jika kita diam saja. Orang lain yang harusnya paham dengan kita. Hal itu tidak bisa. Kita tidak akan mampu mengatur persepsi atau hal yang mereka pikirkan 100 persen.

Paling tidak kita bisa mencoba mengatakannya. Meskipun menyakitkan, tapi kita perlu mengatakannya. Sebab ia tidak akan mengerti. Kalau tidak mengerti, kita yang akan lebih stres. Kita perlu untuk mengatakan apa yang kita pikirkan, kita rasakan. Bisa jadi menyinggungnya, tapi jika memang perlu dikatakan, maka sudah sampaikan saja.

Rabu, 02 Oktober 2024

/

 Ketika kita menginginkan banyak hal. Dalam kenyataannya tidak semuanya harus terpenuhi. Tidak semua hasrat harus dituruti. Dan tidak semua rencana harus dijalankan. Sebab ada batas-batas yang perlu dilihat. Ada hal-hal yang perlu dipertimbangkan. Bukan berarti harus menjadi raja yang semuanya perlu dikabulkan, bukan berarti menyerupa setan yang harus selalu terpuaskan dalam hal negatif.

Tidak semua keinginan harus terpenuhi. Sebabnya kita berbenturan dengan kenyataan. Mungkin dimasa muda yang penuh dengan idealis kita masih bisa berbayang-bayangan mengenai hal yang ingin dicapai. Tapi pada saat bertambahnya usia, kita akan semakin realis. Kita akan mempertimbangkan dengan lebih lama, dan lebih banyak.

Kita akan mengorbankan sesuatu yang kita sukai. Demi bisa berjalan dengan lancar. Sebab tidak semua keinginan harus dituruti. Ada yang perlu ditahan. Bukan berarti tidak boleh bahagia. Bisa jadi kita terhalang oleh ketakutan. Bisa jadi kita terhalang oleh kebencian. Bisa jadi kita terhalang oleh pikiran kita yang penuh kenegatifan.

Lagipula seorang ibu atau ayah tidak akan sanggup memenuhi setiap keinginan anaknya. Sebab anak punya rasa ingin tahu yang berlebih. Dan tidak semua keinginannya akan dikabulkan. Ia akan belajar bahwa keinginannya belum bisa diraihnya. Mungkin ia akan membalaskan dendamnya saat dewasa. Untuk mencapai keinginan masa kecilnya. Mungkin saja.

Selasa, 01 Oktober 2024

/

 Untukmu yang lelah berjuang sendirian. Memang menyedihkan rasanya. Berada di jalan kosong, sendirian. Perasaan bosan, jenuh, kesal, lelah, marah, ditelan sendirian. Engkau ingin mengakhiri kesendirian ini, tapi tak sanggup. Sebab engkau merasa tidak akan ada orang yang berjalan di jalan ini.

Padahal bisa jadi akan ada partner. Dipersimpangan jalan ternyata bertemu. Jadi engkau tak lagi berjuang sendirian. Tapi untuk saat ini, sendirian akan selalu berada didalam hidupmu. Apakah engkau kuat menjalaninya? Entahlah, lagipula kesendirian membuatmu lebih kuat, dan lebih cepat dalam berjalan.

Sendirian membuatmu dapat menerima diri sendiri. Berjuang didalam kesendirian bukan berarti melemahkan, tapi berusaha untuk mulai memperbaiki diri. Yang belum tahu kapan akan benarnya. Sebab terlalu rumit memperbaikinya. Ingin bertanya, tapi bingung prajurit mana yang bisa memberikan saran dan makna untuk berjuang.

Saat engkau berjuang sendirian, akan terlihat bahwa ternyata jalanan yang kosong itu tidak terlalu buruk, justru indah. Keindahan dari kesendirian. Dimana engkau mulai melangkah. Menjemput apa yang perlu engkau temui. Menghadirkan diri dalam kesemayaman. Mengheningkan diri untuk bersembunyi. Bukan karena takut, tapi terlalu lelah berjuang bersama orang lain. Lebih baik berjuang sendiri dulu. Mengetahui apa yang perlu dipersiapkan. Dalam perjuangan dan perjalanan panjang ini.


Senin, 30 September 2024

/

Kita lihat diberita ada pemuka agama, guru, keluarga, ayah, ibu, paman, saudara yang malah menghancurkan orang yang harusnya dibimbing dan diayomi. Entah kenapa mereka melakukan hal yang tak bermoral itu. Seakan-akan mereka lebih berkuasa dan bebas melakukan apapun yang ingin dilakukan.

Seorang pemuka agama yang menyampaikan ayat Tuhan sesuai hawa nafsunya. Ia hanya mau menyampaikan ayat sesuai kepentingannya saja. Sedangkan bila ada kebenaran yang tidak sesuai, ia sembunyikan. Lebih penting mengikuti mereka yang berkuasa, agar ia dapat berkuasa pula. Kekuasaan baginya haruslah besar. Ia enggan mempermasalahkan bagaimana cara mencapainya. Ia enggan peduli akan hal itu. Baginya kekuasaan bukanlah tanggungjawab, melainkan alat untuk dapat melakukan hal sesuai kemauannya.

Lagipula mereka yang dibimbing telah terlanjur percaya, lalu merasa dikhianati. Sebabnya ia malah dihancurkan bukan diayomi. Lantas sosok yang harusnya melindungi justru malah merusak. Bagaimana kemudian korban tidak merasa trauma, benci dengan dirinya, jijik dengan keadaannya? Bagaimana ia tidak kesal dengan apa yang menimpanya?

Diperparah dengan lingkungan yang justru menyalahkan korban. Bukannya mendukung dan memulihkan mental, tapi malah menghancurleburkan hingga tak bersisa, dan merasa tak berdosa. Ia menghakimi korban seakan-akan Tuhan yang tahu segalanya. Bagaimana kemudian korban bisa pulih, tidak. Ia akan menjadi korban dan trauma diseumur hidupnya. Menjalani hari-hari, dengan tersiksa. Itu jika ia beruntung dapat selamat, jika tidak?

Minggu, 29 September 2024

/

 Sepertinya menyenangkan tidak melakukan apa-apa. Barangkali sudah terlalu jenuh dengan hiruk pikuk jalanan yang entah kapan sepinya. Bisa jadi terlampau lelah memikirkan apa yang akan dikerjakan. Boleh jadi terlalu pusing memikirkan hari ini akan makan apa.

Dengan tidak melakukan apa-apa. Membersihkan pikiran. Melihat ke arah tumbuhan ataupun langit. Mengosongkan pikiran. Membayangkan hal-hal yang indah, sebab telah melihat keindahan. Entah karena pikiran yang terlalu penuh, karena telah bekerja 6 hari dalam seminggu. Entah karena pemerintahan yang tidak becus menjalankan tugasnya, karena ditekan berbagai pihak. Entahlah.

Lagipula kita lebih baik tidak melakukan apa-apa, daripada memikirkan itu semua. Memikirkan hal-hal yang tidak bisa kita kontrol. Ketika keputusan yang bisa kita kontrol menjadi salah akibat memikirkan hal itu semua. Rasa-rasanya kita perlu untuk istirahat sejenak. Tidak memikirkan apa-apa. Cukup rileks dan menikmati kehidupan. Lagipula kita tidak tahu perubahan yang akan terjadi.

Kita tidak tahu apa yang akan kita lakukan kedepan. Kita bisa mengubah hal-hal yang perlu kita ubah. Dan lagi, memikirkan hal yang tadi kita pusingkan. Siapa tahu benang kusut yang tadi kita tinggalkan, sekarang bisa diuraikan. Akan sayang jika kita hanya berdiam diri, melakukan hal-hal yang hanya menghabiskan waktu saja. Lebih baik istirahat dan tidak melakukan apa-apa. Bukan berarti buang-buang waktu, tapi memanfaatkan waktu untuk istirahat, sekian.


Sabtu, 28 September 2024

/

Berapa banyak saya melihat berita tentang pelecehan. Tentang orang yang enggan memikirkan dampak buruk, trauma korban yang dilecehkan. Bisa jadi ia belum mengerti, apakah itu benar atau salah. Karena orang tidak beradab itulah, sekarang banyak orang takut keluar rumah, takut pergi jalan-jalan, takut anaknya kenapa-kenapa.

Untukmu yang dilecehkan. Entah kamu belum sadar, belum mengerti, terdiam, lalu menjadi membenci dirimu sendiri. Padahal kamu ingin melawan sepertinya tidak bisa, dan tak tahu kenapa. Padahal kamu ingin bercerita, tapi takut dan tak tahu kemana harus bercerita. Sayangnya kamu perlu waktu, untuk memikirkan bahwa itu tubuhmu sendiri. Bukan dikuasai oleh orang lain. Jadi orang lain tidak boleh seenaknya menyentuh tubuhmu. Apapun itu, tanpa izin darimu. Jika ia menyentuhnya, kamu boleh memberontak, melaporkan, dan melawannya. Sebab ini merupakan masalah yang serius. Tubuhmu perlu kamu hormati dan jaga dengan baik.

Tubuh yang telah kamu jaga dan rawat dengan baik. Tiba-tiba disentuh oleh tangan orang lain. Rasanya kotor, jijik, menyebalkan. Kalau kamu tidak sanggup akan hal itu, kamu perlu bercerita. Bisa jadi akan ada korban lagi setelah kamu, jika kamu berdiam diri. Tidak bergerak dan melakukan perlawanan. Sebab orang seperti itu tidak akan sadar dan peduli dengan apa yang dilakukan. Baginya, ia bebas melakukan apa saja tanpa takut akan dihukum.

Bisa jadi karena ia dulunya korban. Atau bisa juga karena kecanduan menonton film yang merusak mental, alias film pornografi. Entah apapun alasannya, hal itu harus dicegah. Sebab orang yang selalu mengikuti hawa nafsunya, itu dapat merusak. Kalau hukum negeri ini tidak lagi tajam pada kejahatan yang demikian, apakah masyarakat yang harus menghukumnya? Semoga saja tidak. Karena untuk apa badan hukum didirikan, jika kasus yang ada tidak lagi mendapat balasan yang setimpal.

Jumat, 27 September 2024

/

 Untukmu yang membenci diri sendiri. Entah karena tidak menyukai bagian-bagian pada tubuhmu. Atau mungkin engkau enggan menyukai kepribadian atau watakmu sendiri. Entah apa yang terjadi. Apakah kamu mendapatkan perlakuan yang kurang menyenangkan, diejek, dihina dan sebagainya.

Kamu belum menyukai gaya berjalanmu, gaya berbicaramu. Memang bisa jadi ada yang tidak menyukainya. Bisa jadi mereka benar bahwa hal itu kurang bagus. Hanya saja cara penyampaiannya membuatmu tersinggung. Jika memang itu benar, kamu dapat memilih untuk mengubahnya. Jika kamu merasa rendah diri dengannya.

Sebab siapa lagi yang membenci kita, jika tidak dimulai dari diri sendiri. Saat kita membenci diri sendiri, orang lain bisa jadi akan membenci kita. Entah kita sanggup atau tidak mengubah diri kita. Menjadi diri yang kita cintai. Sehingga ketika kita membayangkannya. Kita dapat gambaran ideal diri kita.

Saat kita mendapatkan gambaran idealnya. Kita dapat lebih percaya pada diri sendiri. Sebab kita telah mencintainya. Berapapun waktu yang dibutuhkan, untuk mengubahnya. Kita akan berusaha untuk itu. Karena kita berusaha untuk mencintai diri kita. Bukan hanya apa adanya, tapi ialah suatu hal yang benar-benar kita sukai, demikian.

Kamis, 26 September 2024

/

 Saat pulang kerja tadi saya melihat ada dua orang yang hampir pingsan, lemas, katanya kejang-kejang. Ada satu orang dari bis yang dibawa turun ke halte, dan satu lagi ada yang berada di halte. Petugas busway dan petugas kebersihan membantu mereka, ditambah orang-orang yang dengan sigap membantu juga, menanyakan keadaannya.

Mungkin bukan kesurupan, tapi kelelahan yang telah menumpuk. Apalagi menunggu busway dalam hujan, itu lebih lama dari biasanya. Jadi stres, lapar, pusing, masuk angin menjadi satu. Hingga akhirnya ia tidak kuat lagi. Dan begitulah yang terjadi. Ia hampir pingsan. Petugas busway memberikan minyak angin, dan kursi. 

Jadi bisa tanya ke orang yang membantu, itu kenapa? Dia bilang kayaknya kesurupan. Lalu kembali menunggu bus, yang selalu penuh setiap kedatangannya. Seakan-akan datang tapi memberi harapan palsu. Sudah lama datangnya, tidak muat pula masuk ke bus. Sebab tas saya besar, jadi kalau dipaksakan repot juga. Lebih baik saya menunggu sedikit lebih lama. 

Pada akhirnya, hampir 3 jam saya baru sampai di rumah. Memang menyenangkan kalau naik busway. Waktu kadang tidak dipedulikan, yang penting busnya jalan. Lagipula lumayan busway membantu perekonomian pemerintah. Daripada naik motor hujan-hujanan. Sebetulnya busway tidak masalah. Asalkan pengaturan kedatangannya bisa diprediksi. Dan orang-orang tidak menggunakan jalur busway sebagai tempat untuk menghindari kemacetan. Kadang orang nggak bisa dibilangin. Tunggu celaka dulu. Ditilang dulu. Itupun belum tentu sadar juga, hadeh. Begitulah. Beruntung saya tidak pingsan juga.

Rabu, 25 September 2024

/

 Langsung saya sebut saja Transjakarta. Biarpun sudah membaik. Tetap saja masih banyak hal yang perlu ditingkatkan. Seperti belum dipersiapkan dengan baik. Contohnya halte puribeta 2 yang penuh kemacetan. Apakah saat membangun tidak dipersiapkan dan direncanakan lebih dulu? Sebab saat hujan orang jadi kena, haltenya tidak muat menampung.

Antrian yang amburadul. Saat pergi. Sebab budaya antri ini sulit. Orang kalau naik motor suka susul-susulan. Apalagi sekarang serba cepat, nggak mau nunggu lama. Padahal antri kan yang didahulukan yang duluan ngantri. Tapi kalau ada prioritas, bolehlah. Dengan panduan dari petugasnya.

Saat penjemputan kacau balau. Sebab disana ada tukang ojek, gojek, grab, mobil, motor, semuanya ingin menjemput. Dan mengaturnya memang sulit. Tak jarang bus Tj itu hampir menabrak orang yang tidak sabaran dan sulit dibilangin. Giliran yang disalahkan, pihak Tj. Padahal ia berhenti tidak pada tempatnya. Dan saat pulang kerja ialah saat yang melelahkan. Jangan malah menghambat jalur tj. Bagaimana orang mau memilih transportasi umum ini?

Jalanan yang berlubang akibat hujan. Jalur yang buat macet sebab Tj ini besar dan menghabiskan jalan. Kapasitas beberapa halte yang sepertinya kurang bisa menampung banyak penumpang. Dibalik semua kekurangan, tentunya ada kelebihan. Tapi sayangnya kekurangannya terlalu banyak. Kalau tak segera dibenahi. Jangan salahkan orang yang tidak ingin menaiki transportasi umum. Secanggih apapun, kalau tak tepat waktu, sulit juga.

Selasa, 24 September 2024

/

 Ada orang yang tidak paham situasi. Saat mencoba sesuatu dengan cara tidak etis. Bisa jadi karena ketidaktahuan atau kurangnya kepekaan. Misal saat bertamu ia tidak akan memikirkan situasinya. Jadi sudah lewat beberapa hari masih tetap tinggal. Padahal tuan rumah sudah gelisah. Kapan tamunya akan pulang, ia sendiri belum tahu.

Saat ada yang meninggal, ia tertawa terbahak-bahak. Berbincang dengan riang gembira. Padahal sedang dalam suasana duka. Ia enggan pedulikan. Lebih baik situasi yang harusnya memaklumi. Sebab keadaannya ia sudah lama tak berjumpa dengan kawan lama. 

Situasi memang kadang tak perlu dipahami. Tapi dengan memahaminya kita dapat melekatkan konteks yang belum pas. Kita dapat menyesuaikan dan beradaptasi. Bukan berarti kehilangan jati diri. Tapi lebih memilih momen yang pas dan mengerti situasinya untuk lanjut bertindak. 

Jika tidak paham situasi, tidak menilai dan memperkirakan apapun yang akan terjadi, tidak masalah. Ia hanya berpikir untuk saat ini. Lagipula tidak paham situasi kadang menguntungkan. Asalkan kesalahpahaman yang terjadi tidak menimbulkan keburukan. Bukankah kesalahpahaman biasanya menimbulkan gesekan ataupun kekacauan? Entahlah. Bisa jadi paham situasi lebih baik dibeberapa sisi.


Senin, 23 September 2024

/

 Saat memejamkan mata, menarik napas, lalu menghelanya. Seakan-akan tenggelam dalam napas terakhir kita. Menghilang, dan menghela, merasakan rasanya kehidupan berakhir. Meski belum tahu kapan waktunya. Bisa jadi sesuai dengan hari kelahiran kita.

Ketika kita sudah berada di suatu tempat yang begitu asing dan jauh. Entah karena kita yang salah melangkah, memilih jalan. Mau kembali, tapi telah terlalu jauh. Perlu mempersiapkan lagi, belajar lagi, kembali lagi. Tidak semuanya sanggup. Jadi lebih memilih bertahan.

Entah karena usia yang semakin bertambah. Karena rasa takut yang semakin lama kian menumpuk. Dan juga rasa cemas yang terakumulasi. Bisa juga karena rasa ingin disanjung, diperhatikan, dielu-elukan. Supaya diingat katanya. Tapi rasa takut itu tetap ada.

Di hari kelahiran. Banyak yang mengucapkan selamat ulang tahun dan doa. Meski beberapa doa terkesan mustahil. Bahagia selalu. Tapi doanya tetap saja suatu kebaikan. Dan kebaikan akan selalu dibalas dengan kebaikan. Jadi mulai pejamkan mata, rileks. Biarkan masalah berputar.


Minggu, 22 September 2024

/

 Tidak semua orang bisa kita bantu. Tapi terkadang kita suka sedih. Kita tidak bisa terlibat untuk membantunya. Bukan berarti ikut campur. Tapi kalau tidak dibantu, ia akan sangat kesulitan. Lagipula membantu yang menjadikan ia lebih percaya pada dirinya, bukankah hal itu agak sedikit membahagiakan?

Kita tidak bisa membiarkan begitu saja. Ia menyelesaikan masalahnya. Ia mungkin saja bisa menyelesaikannya sendiri. Bantuan dari kita hanya untuk mempermudah dan mempercepatnya. Siapa yang tidak ingin dimudahkan? Hal itu dapat sedikit mengurangi stresnya.

Bukankah kita juga ingin ditolong, dibantu? Tapi kita menganggap belum butuh bantuan. Menganggap bisa menyelesaikan semua masalah sendirian. Menganggap bantuan kecil itu tak membantu sama sekali. Padahal hal itulah yang dibutuhkan. Lagipula terlihat apakah ia betul butuh bantuan atau tidak? Meskipun sekarang, membantu orang bisa dihancurkan.

Saling membantu merupakan hal yang baik. Jika memang yang dibantu membutuhkannya. Jika ia merasa enggan membutuhkannya, maka hal itu bisa dianggap sebagai tambahan. Kita sendiri menganggap tidak perlu, pada kenyataannya kita membutuhkannya. Jadi bukan apa-apa jika saling membantu. Asalkan betul-betul membutuhkannya.




Sabtu, 21 September 2024

/

 Mengandalkan gaji merupakan suatu hal yang tak terelakkan. Hingga akhir tua, tetap bekerja demi untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Sebenarnya hal itu tidak masalah, sebab ia merasa bangga hidup dari gaji dengan kerja kerasnya. Kebermanfaatannya selama ini. Dan tak perlu disesali juga, kalaupun belum mampu membeli apapun yang menjadi keinginannya.

Di tempat yang serba membandingkan. Seakan kekayaan ialah hal mutlak yang harus digapai. Di tempat yang serba pamer dan mencari perhatian, dimana mesti semuanya melihat apa yang harus dilakukan. Hal ini menjadikan kerja keras seakan tidak dihargai. Sebab yang terpenting ialah hasil. Apakah ia punya harta atau tidak? Tidak peduli jalan apa yang ditempuhnya.

Lagipula hidup untuk menghidupi keluarga, merupakan pencapaian yang hebat. Seringkali belum terlihat, akibat terlalu silaunya melihat ke kehidupan lain. Kehidupan yang sebetulnya bisa jadi bukan kenikmatan. Hanya tampilannya yang seakan menyilaukan. Dan kalau ingin berjalan menuju kesana, silahkan saja. Sebab hidup ini pilihan.

Tidak masalah mengandalkan gaji hingga akhir hayat tiba. Ketika tua, dan tak lagi mampu menghasilkan gaji. Karena melakukan pekerjaan tidak ada yang mudah. Harusnya ia bangga, dan tidak perlu juga sampai dikenal semua orang. Cukup keluarga, dan orang-orang terdekat. Lagipula hidup sebagai orang terkenal pun belum tentu kita sanggup menjalaninya.

Jumat, 20 September 2024

/

 Orangtua yang sudah tidak bekerja ataupun masih bekerja tapi ia tidak mampu memenuhi kebutuhannya, keluarganya. Seseorang yang membiayai kebutuhan adik-adiknya. Jadi dia seperti sandwich yang diapit oleh keduanya. Dimana ia harus memenuhi kebutuhan hidupnya, orangtuanya, dan adiknya. Sebenarnya hal tersebut bukan masalah, sayangnya menjadi masalah ketika pengeluaran membengkak, akibat dari pemasukan yang kurang seimbang dengan pengeluaran.

Satu-satunya cara ialah dengan meningkatkan pendapatan atau pemasukan. Entah caranya dengan mengambil pekerjaan lain, melakukan hobi, dan sebagainya. Tapi hal ini sulit, mengingat di pekerjaan utama sudah memakan cukup banyak waktu. Selain itu fokus, energi, dan tenaga yang sudah terkuras. Jalan lainnya melakukannya disaat weekend. Itupun kalau masih sanggup, dalam artian enggan memiliki hari libur. Sebab setiap hari bekerja.

Tentunya dengan meningkatkan pendapatan, ia dapat berusaha untuk keluar dari himpitan besar yang memikulnya. Tapi ini bukan hal mudah. Dan sebetulnya kita membatasi diri pada pilihan tertentu saja. Seakan-akan tidak ada pilihan lain. Misalnya hanya terus bekerja untuk mendapatkan uang, serta tidak berusaha pelan-pelan menaikkan nilai diri. Dengan menambah skill atau belajar hal baru. Sebab persaingan akan semakin sulit kedepannya.

Jadi saat ini tidak bisa cukup mengatur gaji saja, sebab gaji yang segitu-segitu saja akan sulit diatur. Perlunya pendapatan lain, entah bagaimana mencarinya. Orang yang tahu caranya tentu akan lebih mudah mendapatkan uang. Bahkan bisa saja ia dapatkan uang dari negara lain. Hal ini tentunya akan menguntungkannya, sebab nilai rupiah sedang turun. Sehingga hal ini dapat mempercepat peningkatan pemasukan. Semoga saja kita menemukan orang yang memberitahukan caranya. Di ekonomi yang kian susah ini, dibutuhkan orang-orang yang suka berbagi, sekian.

Kamis, 19 September 2024

/

 Untukmu yang ditinggalkan sendirian, rasanya memang menakutkan. Apalagi jika kesendirian itu membuatmu gelisah. Sebab tak tahu mengapa ditinggalkan, mengapa dijauhkan, dan mengapa dibiarkan. Entah apa alasannya, apakah dia marah, benci, dan sebagainya. Seharusnya kamu tidak ditinggalkan.

Sebab kamu akan terbiasa sendirian. Memang pada awalnya menakutkan. Sendirian disuatu ruangan. Tapi ketika kamu siap, dan mulai membuka pintu ruangannya. Kamu akan berhenti menangis. Setelahnya kamu bergerak pergi keluar. Bergerak mulai mengurangi rasa takutmu.

Pada akhirnya kesendirian membuatmu lebih tenang. Bukan karena terbiasa, tapi kamu sudah menerima dirimu. Entah banyak kurangnya, sebab kamu berfokus disana. Tapi ada banyak kelebihan yang tak kamu sadari. Dengan kesendirian, kamu dapat merenung dan mencari tahu kelebihanmu. Meski tak semudah itu pada awalnya. Meski tak tahu harus berbuat apa lagi. Kamu percaya pada langkahmu.

Jadi kamu yang ditinggalkan sendirian memang kesannya menyiksa. Namun kami dapat mengambil hikmah darinya. Setelah kemarahan mereda, dan ketegasan darimu muncul. Tak masalah untuk berjalan sendirian. Kita tak tahu apa yang akan kita temui didepan sana.

Rabu, 18 September 2024

/

 Kita lihat saat ini banyak sekali bermunculan kelas-kelas online berbayar, webinar, podcast, mentoring, pelatihan dan sebagainya. Memang banyak yang gratis, tapi tak sedikit pula yang perlu membayar jika ingin lebih ekslusif. Apakah hal itu sebenarnya membantu kita atau tidak?

Tergantung, karena memang ada kelas online yang sebenarnya tak sesuai harga. Bisa jadi ilmunya tidak cocok dengan kita. Atau bisa juga hanya teori-teori tapi tanpa adanya pemahaman. Sebab dalam menyampaikan teori tidak bisa hanya teori saja, dibutukan pengalaman dan pemahaman didalam penyampaiannya.

Lalu apakah pelatihan dan mentoring itu dapat membantu kita? Bisa dibilang sedikit, karena membuat kita lebih tahu. Bisa membuat kita lebih paham. Tapi didalam penerapannya, itu membutuhkan waktu. Dan juga untuk mencari mentor, bukan dengan mentoring, tapi kita yang perlu mencarinya.

Mentor berarti orang yang kita mintakan pendapatnya, pandangannya. Membuat kita tidak salah langkah, bisa juga memberitahu kita apa yang perlu dilakukan. Bukan berarti hanya dituntun saja, tapi dengan diberitahukan hal itu, kita dapat memikirkannya. Sesuatu yang belum terpikirkan oleh kita sebelumnya. Dengan memikirkan kembali, kita mendapat opsi lebih. Dengannya kita dapat membuat keputusan yang paling sesuai dengan diri kita.

Mentor tidak harus berbayar, tapi kita dapat mentraktirnya, memberikannya ilmu kita dengan berdiskusi, dan sebagainya. Jadi ada timbal balik untuk mentor. Sebab mentor pun membutuhkan pengetahuan juga. Sebaiknya kita mengikuti dulu webinar, pelatihan, podcast yang gratis. Dan mempertimbangkan kecocokannya. Baru kemudian memilih yang berbayar jika sudah yakin. Kalau belum yakin, kita yang akan merasa rugi. Sudah bayar segini ternyata belum setimpal dengan pengetahuan ataupun teori yang diberikan. Sehingga kita pun akan menyesal, dan tak mau lagi mempelajari hal tersebut.


Selasa, 17 September 2024

/

Siapa yang tidak pernah mengeluh? Saat ekspektasi berbeda dengan kenyataan. Saat hal yang ingin dituju terasa begitu jauh dan melelahkan. Kadangkala ingin berhenti dan menyerah saja. Justru disaat menyerah itulah biasanya lebih banyak mengeluh. Mengeluhkan hal apapun.

Mengeluhkan penderitaan hidup, mengeluhkan hal-hal yang ingin dilakukan tapi tidak dikerjakan, mengeluhkan hal-hal yang berada diluar kendalinya. Mengeluhkan diri sendiri, orang lain, pemerintah. Sepertinya banyak hal yang bisa dikeluhkan, rasanya menyenangkan. Mengeluh seperti refreshing. Disaat memang tak tahu lagi mesti berbuat apa.

Tapi jika menjadi kebiasaan, ini hal yang perlu dikurangi. Sebab mendengar keluhan yang berkepanjangan, dapat menjadikan orang terlalu pesimis. Seakan-akan hidupnya sudah pasti terjerembab. Seakan-akan tidak akan ada yang dapat menolongnya. Seakan-akan dia merupakan orang paling susah diantara yang lain. Hal ini yang perlu dikurangi. Keluhan bukan ajang lomba siapa yang paling sulit hidupnya. Tapi seperti istirahat sejenak, karena memang begitu lelahnya.

Dengan memandang apa yang perlu dilakukan. Mencari tahu apa yang bisa dilakukan. Mencari tahu langkah awal apa yang bisa segera dilakukan. Dan mengurangi keluhan terhadap apapun. Sebab memandangi apapun dapat memicu kembali munculnya keluhan. Semoga dapat terkurangi mengeluhnya.

Senin, 16 September 2024

/

 Takut respon hal yang wajar jika dihadapkan pada hal yang dapat menimbulkan kecemasan, kengerian, dan membuat diri kita menjadi lebih impulsif daripada biasanya. Ketika kita takut melakukan hal yang tidak kita ketahui misalnya. Tdak tahu apakah hal itu bisa dilakukan, sebab yang sudah tertera dalam pikiran sulit dienyahkan.

Takut akibat ketidaktahuan, takut akibat sesuatu atau hal yang membahayakan. Sebenarnya takut tidak masalah, bisa menjadi alarm diri. Tapi kalau takut itu menghalangi kita untuk bertumbuh. Misal takut mengendarai kendaraan, yang dengannya kita bisa lebih hemat dan cepat sampai ditujuan. Takut belajar hal baru. Takut melakukan kegiatan baru seperti berenang, bersepeda, naik flying fox, arung jeram, yang mana memang bisa berbahaya, tapi ada hal yang dijaga keamanannya juga. Seperti memakai pelindung, ada orang yang menjaganya, dan sebagainya.

Takut pada hal-hal yang tidak perlu inilah yang kadang menghambat. Meski kita tidak bisa langsung menghilangkan, tapi bisa dibuat kebiasaan untuk mengurangi. Hingga pada akhirnya tidak takut lagi. Karena sayang sekali jika tidak bisa bertumbuh pada hal yang ternyata kelak bisa jadi merupakan hal yang cocok dengan diri kita. Sebab kita belum tentu tahu 100% apa yang bisa kita lakukan, apa yang cocok kita lakukan, dan apa yang bisa menjadikan kita lebih ahli. Begitulah, takut kadang diperlukan, dan kadang bisa jadi penghambat, bagaimana kita memandangnya seperti apa.



Minggu, 15 September 2024

/

 Toleransi beragama bukan berarti lantas mengikuti agama orang lain, mengikuti peribadatannya atas dasar toleransi. Dan juga memaksa agar orang pindah agama, kecuali kalau mempengaruhi, hal ini berbeda. Kalau mempengaruhi, keputusan ada ditangan masing-masing.

Agama itu ialah hak bukan kewajiban. Saya setuju kata Rocky Gerung yang terus-menerus lewat di YouTube saya. Jadi agama bisa dipakai bisa tidak, tergantung orangnya. Tentunya kita percaya pada Tuhan Yang Maha Esa. Tapi jalannya dari kita berbeda-beda, demikian pula agamanya. Tujuan agama yaitu itu untuk mengenal diri sendiri, mengenal Tuhan.

Apakah kita bisa sombong jika dibandingkan dengan kekuasaan Tuhan yang sedemikian besarnya? Tentunya kita tidak akan tahu seberapa kecilnya kita jika kita tidak diberitahu. Dan apakah yang diberitahu itu langsung tahu, tentunya tidak, sebab pengetahuan itu diberikan oleh-Nya. Jadi kita merasa lebih tahu, padahal sebenarnya belum tahu apa-apa.

Ketika Paus datang, banyak orang yang ingin melihat. Banyak pemuka agama bersiap datang menyambutnya, termasuk Islam. Imam masjid Istiqlal menyambutnya. Tapi ada pihak yang tidak suka, menyuruhnya turun dari jabatannya sebagai imam. Kritik itu boleh, asalkan bukan dengan niat untuk menjatuhkan, menghancurkan, membinasakan. Sebab kedamaian itu diperlukan. Biasanya sibuk mengkritik orang lain, tapi lupa melihat dirinya sendiri. Bukan tidak boleh mengkritik yang berada dalam jabatan, tapi kritik itu yang rasional bukan berdasarkan hawa nafsu saja, sekian.






Sabtu, 14 September 2024

/

 Seperti yang kita tahu, Gen Z merupakan generasi yang lahir dalam masa teknologi sudah menjadi keseharian. Jadi mau tidak mau setiap harinya menggunakan berbagai perangkat elektronik, termasuk smartphone. Generasi ZN yang saya maksud ialah generasi Z now, jadi gen z now maksudnya.

Saya merasa bahwa mereka tidak tahu bagaimana mengungkapkan sesuatu dengan menyesuaikan situasi dan kondisi. Mungkin saya juga pernah beberapa kali melakukannya, tapi tidak separah gen z. Seperti mereka yang bicara tanpa saring.  Jadi mereka tidak mengerti kalau itu tidak sopan kalau tidak diberitahu.

Contohnya adik saya yang begitu. Dan juga beberapa anak sekolahan yang saya lihat di busway. Bermain hp sambil mengobrol, lalu berkata-kata kasar kepada temannya. Kemudian saat ada seseorang yang sudah tua berdiri lalu dia berkata, "mau dicarikan tempat duduk hah!" Tanpa ada kata pak, ataupun intonasi yang dijaga, jadi kesannya menurut saya tidak sopan. Jadi saya bilang, "disini saja pak" saya arahkan dia ke tempat saya, di dekat pintu supaya bisa senderan. Karena saat itu penuh sekali. Maksudnya dia baik tapi caranya tidak.

Entah itu karena efek terlalu banyak memakai gawai, sehingga berdampak pada interaksi sosial yang minim. Perlunya belajar mengenai etika, sehingga dapat memahami dan berinteraksi dengan orang lain secara lebih baik, semoga saja.

Jumat, 13 September 2024

/

Untukmu yang masih belum bekerja. Rasanya kesal sekali dengan diri sendiri. Sebab terlalu banyak melewatkan peluang. Entah karena belum cocok ataupun enggan memilih. Pada akhirnya tidak jadi memilih satu pun.

Meski kamu belum tahu apa yang menjadi kesukaanmu. Kamu tetap harus berkemauan untuk mencari tahu. Apakah ada yang menawarkan pekerjaan padamu, entah orangtua, saudara, teman. Bukankah harusnya dimanfaatkan dengan baik?

Tapi kalau kamu mau berusaha sendiri juga tidak masalah. Asalkan kemauan untuk tidak langsung berekspektasi dan berkeinginan hal yang terlalu tinggi. Semisal ingin tempat kerja dekat dengan gaji besar, dan hal lainnya. Kadang ekspektasi berbeda jauh dengan realitasnya. Jadi pilih dan tentukan satu pekerjaan yang mau dilakukan


Berpikir untuk bertahan kerja dulu. Dan tidak keluar sebelum mencari penggantinya. Sama halnya dengan sekolah. Kita tidak akan dikeluarkan kecuali kita berbuat masalah. Atau ada masalah keuangan yang membuat mereka memberlakukan pengurangan murid, jarang tentunya. Tapi mencari alasan supaya bisa bertahan, bukan mencari alasan untuk keluar dari tempat kerjanya. Sebab banyak yang baru sebentar kerja sudah berhenti, dan akhirnya susah lagi mencari kerjanya.

Padahal kenyamanan dalam bekerja itu bonus. Belum tentu diawal-awal akan langsung nyaman. Sulitnya, kerasnya, semuanya harus ditelan dan diresapi. Sebagaimana semua hal yang dilalui diawal tidak akan semudah itu. Selanjutnya baru akan jadi lebih mudah. Dan bisa mempertimbangkan untuk menuju ke lokasi atau tahap berikutnya. Persaingan yang kini semakin ketat, mengupayakan kita untuk lebih berkemauan secara khusus mengembangkan diri. Semoga kita dapat bersaing untuk bisa diterima dan bekerja dengan maksimal yang dapat kita berikan. 

Kamis, 12 September 2024

/

 Ketika kita melihat hidup selalu dalam ketidaknyamanan, seperti berada di neraka, kesannya. Entah karena tekanan hidup, tekanan sosial, biaya hidup, dan apapun yang berada diluar kendali kita. Seharusnya asalkan kita ber-Tuhan, sebagai sandaran hidup, harusnya tidak menjadi masalah.

Mungkin saja ada cara pandang yang perlu diubah. Tidak semuanya itu buruk. Kita bisa melihat orang-orang lain, memandangi mereka. Tapi kita tidak mengerti apa yang mereka pikirkan, apa yang sedang mereka rasakan, mereka keluhkan. Apakah mereka sedang mengeluhkan diri sendiri ataupun keadaan yang membuatnya berpikiran sempit.

Mungkin saja kita terlalu terburu-buru. Ketenangan akan datang jika kita bergantung pada Tuhan. Karena bagaimanapun kita tidak berdaya, serta tidak memahami. Kita lantas tidak mengerti apa yang orang lain pikirkan. Ketika kita terpentok oleh masalah, yang tidak kita tahu jalan keluarnya, apa yang akan kita lakukan?

Kita tidak tahu mesti bagaimana, kita panik, cemas, menyerah, pasrah, tapi kita hanya diam. Tidak berpasrah ke Tuhan. Padahal kita ialah manusia yang pasti akan berbuat salah. Tapi kita hanya diam, dan tidak bertindak. Padahal kita bisa mengubah diri kita menjadi lebih baik kedepannya. Dimulai dari diri sendiri, maka perubahan itu akan terjadi.

Rabu, 11 September 2024

/

 Ada orang yang kalau dia ngomong, orang lain nggak ngerti, dia bilang apa. Jadi cuma dirinya sendiri aja yang ngerti. Dia tahu apa yang mau disampaikan, tapi nggak tahu cara menyampaikannya. Atau bisa jadi dia nggak tahu apa yang mau disampaikan, jadinya bingung. Dan ada yang tahu apa yang mau disampaikan, serta tahu cara menyampaikannya.

Jadi dia tidak tahu supaya orang bisa mengerti apa yang dia omongin. Selain memudahkan, membuat kalimatnya lebih sederhana, juga membantu orang lain. Supaya lebih cepat menangkap. Karena memang ada orang yang memiliki hambatan dalam komunikasi. Entah karena pengucapan yang tidak jelas, atau intonasi yang tidak sesuai.

Ada orang yang kalau berbicara itu belibet, bisa jadi karena ia hanya sering mendengar dan jarang berbicara. Mengungkapkan pikiran lewat bicara. Jadi terlalu banyak yang disimpan dalam pikirannya, tapi tak ia ungkapkan. Jadi ia takut sesaat sebelum menyampaikan. Ia takut apa yang disampaikannya tidak connect dan tidak menarik. Ia takut kalau bicara akan disalahkan dan diisolir.

Jadi ia perlu menerima dirinya, dan berlatih. Dibuat simpel saja, bahwa apa yang ingin disampaikan, lakukan penyampaiannya. Tidak hanya diam, tapi berani mengungkapkan, mengulang, dan mengulas apa yang ada dalam pikirannya lewat pembicaraan. Mulai mengurangi jawaban dengan mengangguk-anggukkan kepala. Bisa jadi ia pemalu. Tapi kalau tidak bicara, hal ini bisa menghambat komunikasi kepada orang lain. Sebab orang tidak tahu kalau tidak dibilangin.

Selasa, 10 September 2024

/

 Pemimpin sekarang di negara kita seakan-akan hanya seperti sebuah simbol. Dimana semua orang bisa jadi pemimpin. Siapa saja bisa jadi pemimpin. Asal pilih, yang penting terlihat bagus. Padahal hanya kelihatannya saja, kinerjanya belum tentu.

Bakal calon yang kita lihat blusukan. Supaya lebih dekat dengan rakyat. Mendengar keluh kesah rakyat. Tapi hanya didengar, bukan untuk dicatat, apalagi dipahami. Jadi hanya supaya terlihat citranya itu dekat dengan rakyat. Padahal kenyataannya, hanya saat-saat dibutuhkan suaranya, baru mendekat.

Setelah terpilih, lupa aspirasi, akibat banyaknya resesi, jadi seakan tanpa solusi. Sebab terlalu sibuk citrakan diri, persiapan administrasi, dan lupa membenahi diri. Lebih pilih melihat survei daripada masalah-masalah yang dialami rakyat. Dan memilih orang-orang yang tidak tepat pada bidangnya.

Rakyat dipedulikan hanya suara dan uangnya. Wakil rakyat hanya pigura. Lagipula rakyat mending urus dirinya sendiri. Kalau misalnya jalan rusak, cari saja jalan lain. Sayang uangnya kalau digunakan untuk perbaiki jalan, fasilitas umum yang rusak. Lebih baik untuk jalan-jalan, studi banding ke luar negeri, membangun kantor baru. Rakyat hanya pelengkap. Bukan sebagai pihak yang dilayani, tapi pihak yang hanya diingat jika diperlukan. Persulit rakyat merupakan hal yang biasa terjadi. Semoga kita bisa terhindar dari pemimpin yang demikian, lagi.

Senin, 09 September 2024

/

 Kamu nggak mesti setuju dengan setiap tulisan saya. Sebab kita berbeda. Cara pandang, nilai-nilai hidup, pengalaman, hal-hal yang telah dilalui. Wajar jika semuanya tidak selalu sependapat. Dan dapat tidak cocok dengan hidupmu.

Terkadang ada atasan yang memaksakan pendapat pada bawahan. Dia tidak mau tahu apakah itu bisa dilakukan atau tidak. Yang penting beres. Padahal mengerjakannya butuh effort ekstra. Tapi ia tidak mau tahu hal itu. Ia enggan untuk memeriksa dan mengawasi lebih lanjut. Ia hanya ingin perintahnya dilaksanakan, dan harus setuju.

Ada yang keras kepala, dimana ia tidak bisa menerima kenyataan bahwa dia telah kalah atau gagal. Entah di dalam hidupnya maupun hal lainnya. Padahal kenyataan itu memang pahit dan menyakitkan. Kalau enggan merasakannya, bagaimana kita bisa bertumbuh menjadi lebih kuat?

Jadi kalau ada tokoh atau influencer yang berkata-kata, kita bisa memilah mana yang dapat disetujui dan mana yang tidak. Kalau tidak setuju, jelaskan argumennya, baik secara lisan maupun tulisan. Bukan dengan marah-marah karena tidak tahu cara membela selain dengan kekerasan. Sebab marah-marah itu menunjukkan kesombongan. Pada pihak yang dipikirnya lebih rendah secara fisik, intelektual, kekuasaan, maupun hal-hal eksternal lain. 


Minggu, 08 September 2024

/

 Sepertinya memang menyenangkan mengingat masa lalu, melalui foto-foto, benda-benda, catatan-catatan, pesan wa yang ada 2,3,6 bulan atau bahkan tahun yang lalu. Membaca pesan wa dari seorang teman, berbincang dalam sebuah aplikasi, rasanya seperti bertemu langsung dengan orangnya. Lalu tertawa, dan tersenyum.

Menentramkan rasanya. Menyenangkan mengingat masa lalu. Meskipun ada masa lalu yang suram. Tapi ada juga masa lalu yang membahagiakan. Masa lampau yang berada disaat gembira. Dengan mengenang dan mengingat masa lalu, hal yang sebenarnya sudah terlupa. Sebuah hal yang unik. Ternyata dapat diingatkan kembali. Meskipun telah berbulan-bulan, bertahun-tahun tanpa disadari terlewatinya.

Ada rasa rindu, ingin mengobrol lagi. Bertemu, ada hal yang ingin membuat kita bertemu lagi. Tapi bisa saja itu pertemuan terakhir. Sebab kita akan bertemu dengan orang-orang berikutnya. Akan ada banyak orang yang hadir dalam kehidupan kita. Bukan berarti kita protes, tapi kita perlu memaknai setiap pertemuan. Di hidup yang berjalan semakin kasar ini, semakin besar kesempatan untuk dilupakan. Jadi dengan mengingat masa lalu, sebenarnya menjadi tidak bisa dilupakan. 

Dengan mengingatnya, muncul ingatan-ingatan baik dan buruk. Ada banyak hal baik yang telah terjadi. Dengan mengingat masa lalu, inilah cara memutar kembali ingatan lama yang telah dilupakan. Dengan cara mengingat masa lalu, berarti meminta untuk tidak dilupakan, tidak melupakan momen-momen favorit, yang lupa untuk difavoritkan.


Sabtu, 07 September 2024

/

 Saya tidak terlalu kaget melihat banyak sekali pemuda-pemudi yang belum bekerja. Entah itu sehabis lulus dari sekolah ataupun perguruan tinggi. Ini terjadi karena mereka perlu mencari tahu pekerjaan apa yang cocok bagi mereka, dan itu melelahkan. Bagi mereka, bekerja itu berat, dan tidak menyenangkan. Bisa jadi karena lapangan kerja yang sedikit, dan mereka yang belum tahu bagaimana cara mempersiapkan dan menawarkan diri agar direkrut bekerja. Lagipula tidak ada yang memberitahu mereka caranya.

Jadi karena belum tahu, dan belum pernah bekerja, mereka enggan untuk mencari tahu. Mencari tahunya pun sulit, paling hanya informasi yang itu-itu saja. Kalau ikut kelas online atau pelatihan mesti bayar sekian. Padahal belum pasti mereka bisa menjadi lebih ahli setelah ikut yang demikian. 

Tapi memang mencari pekerja dan diterima pekerjaan ada faktor suka tidak suka, serta keberuntungan. Sebab dari sekian puluh hingga ratusan pelamar pekerjaan, yang diterima hanya satu atau dua. Jadi sisanya yang belum diterima itu bukan berarti tidak bagus, melainkan memang tidak suka saja. Entah cv-nya, kepribadiannya maupun hal lainnya.

Dan untukmu yang masih menganggur dan belum bekerja, rasanya pasti tidak enak, merasa tidak berguna, merasa diri payah, dan menganggap dirimu sebagai beban. Tidak ada yang ingin menolongmu, kecuali dirimu sendiri yang berani mengubahnya. Kekesalan yang terakumulasi terlalu lama bisa digunakan untuk berdoa dan meraih keberuntungan hidupmu sendiri. Tidak akan ada yang tahu sebelum dicoba.


Jumat, 06 September 2024

/

 Ketika kita banyak tidak bisanya, bukan berarti kita harus jadi rendah diri, dan pesimis. Menyalahkan diri sendiri. Justru banyak ruang untuk belajar, kesempatan masih terbuka, memperbarui diri untuk menjadi sesuatu yang kita harapkan.

Dimulai dari mengendalikan diri yang super rumit. Terkadang selalu kalah dengan keinginan. Dimana harusnya jangan makan-makanan yang enak-enak terus, tapi banyak lemah dan kolesterol. Sulit mencegah, sebab seleranya disukai. Tidak banyak minum yang manis-manis, sepertinya banyak dijual dipinggit jalan, tapi tidak bisa dicegah.

Harusnya bisa tidur di malam hari. Tapi rata-rata mata masih melek terus. Dari gelap hingga waktu shubuh. Hal ini karena terlalu lama melihat handphone. Ini karena kurangnya selfcontrol. Lagi pula kamu sudah tahu, keadaan ini dan itu.

Dengan begitu, mudah-mudahan jadi lebih banyak uang mendisiplinkan diri. Dengan menabung kepingan kebiasaan baik dan disiplin diri. Sebab jika pekerjaan tidak terlalu menupuk. Tujuan masyrakat diisolasi, karena belum sesuai dengan ajaran yang disampaikan






Kamis, 05 September 2024

/

 Kita memang butuh didengarkan, diperhatikan. Untuk didengar dan dipahami. Dipahami meskipun kita sulit mengutarakan, atau terbata-bata, gagap, tidak benar dalam pengucapannya. Tidak menarik dan tidak perlu untuk diperhatikan. Padahal dalam keinginan, ingin diperhatikan.

Terkadang tulisan yang lebih dapat dipahami. Jadi saya suka menulis karena itu. Untuk dapat memahami diri sendiri dan dipahami, meskipun hanya sedikit. Dipahami dan disukai. Dengan tulisan-tulisan yang menjadikan kita dapat berpikir ulang.

Ketika kita sudah memberi perhatian, lalu tidak diperhatikan kembali, rasanya menyakitkan. Secuek apapun, seakan tidak peduli, tetap saja akan ada yang memperhatikan kita. Walaupun bukan yang kita harapkan, kita nantikan, akan ada yang memperhatikan kita. Yang bisa menerima kita. Dan berusaha untuk dapat memahami kita.

Karenanya dengan memperhatikan sekitar kita. Mudah-mudahan kita dapat lebih memahami, dengan melihat, mendengarkan, merasakan, hal-hal yang sebelumnya terlewatkan atau tidak kita perhatikan. Tentunya dengan berjalan kaki. Sebab pemandangan saat berjalan berbeda dengan naik kendaraan yang begitu cepat. 

Kita dapat lebih memperhatikan saat berjalan. Saat naik kendaraan kita bisa terlewatkan banyak hal. Meskipun melihat pemandangannya juga menyenangkan. Dengan berjalan kaki kita dapat memperhatikan dengan seksama dan benar-benar jelas. Hal-hal apa yang dijual oleh orang dipinggir jalan. Dan apa yang berada di sekeliling kita. Dengan memperhatikan dan memahami hal-hal yang berada disekitar kita.


Rabu, 04 September 2024

/

 Tidak apa-apa jika ingin beristirahat sejenak, entah karena stres, depresi, kelelahan karena memikul ekspektasi yang terlalu besar. Harapan kepada diri sendiri dan orang lain. Sedih tapi tidak tahu apa yang mesti dilakukan.

Kadang kita menyesali keputusan yang telah kita buat. Saat melakukan kesalahan pada orang lain, menubruknya, lalu ia kesakitan. Tapi karena kita buru-buru jadinya kita lupa minta maaf, dan menyisakan kekesalan di hati orang yang telah ditubruk tadi.

Saat melakukan suatu hal, lalu yang ada dipikiran berkata, harusnya tadi begini, begitu. Harusnya tadi nggak diam aja, coba saya bisa bersuara, mengatakan yang seharusnya dikatakan. Harusnya bisa mencegah, daripada berada dalam ketidaknyamanan yang begitu lama. Harusnya tadi begini, coba tadi begitu.

Pada hal-hal yang menghambat kehidupan kita, membutuhkan lebih banyak keberanian. Sebab akan ada hambatan yang selalu muncul. Seperti pikiran yang bilang tidak bisa. Trauma akan kesalahan di masa lalu, yang terus membayangi. Membuat kita membenci diri sendiri. Suka membohongi diri sendiri. Suka mengingkari apa yang dikatakan hati.

Pada akhirnya kita akan menghabiskan waktu-waktu dan tahun-tahun yang akan datang dengan diri kita sendiri. Berbincang dengan diri sendiri. Mencegah orang-orang yang sulit mengutamakan kita, dan lebih berusaha memprioritaskan diri sendiri dulu. Jadi beristirahat sejenak tidak masalah, asalkan kita tidak berhenti terlalu lama, dan sigap melanjutkan perjalanan. 

Selasa, 03 September 2024

/

 Orang yang tidak lagi peduli akan kehidupannya, sebabnya ia terlalu lelah dengan hal yang begitu sulit diubahnya. Ketidakmampuan dan ketidakberuntungan seakan menjadi penghalang dan tameng baginya. Ingin bercerita, tapi cerita kepada siapa yang bisa memberi solusi, pada masalah yang begitu berat tersebut.

Ia lalu mengeluh dan menyalahkan keadaan. Bagaimana yang lain ingin membantunya, ia selalu mengacuhkan. Ia tidak mau membantu dirinya sendiri. Yang ada pada pikirannya ialah mustahil orang lain bisa menyelesaikan permasalahan yang dihadapi. Permasalahan yang seperti benang kusut. Tapi ia juga tidak mau meminta pertolongan kepada Yang Maha Kuasa. Lalu apa yang sebenarnya ingin ia lakukan? Melukai dirinya sendiri, dan meratapinya.

Ia lalu kembali menjalani hari-harinya yang suram dengan penuh kejenuhan. Kekecewaan, menyalahkan orang, keadaan, dan hal-hal yang berada diluar kendalinya. Ia hanya mau bergerak kalau permasalahan sudah diatasi. Kalau ada yang benar-benar menguntungkan baginya, baru ia bersemangat, meskipun hal itu merugikan bagi yang lain.

Tidak masalah jika ia menganggap ini hidupnya. Hidup yang akan bisa diatur dengan mudah. Padahal bukan semudah itu. Meski orang lain kesal pun, ia enggan peduli. Dan menutup telinganya seakan-akan tidak mendengarkan. Padahal ia tadi mendengarnya. Pura-pura tidak lihat, padahal tadi sudah dilihat. Lalu ia masih akan menyesali keputusan, dan hal-hal yang telah dilaluinya. Bahwa ia perlu untuk bertanya dan berkomunikasi pada dirinya. Akan hal-hal yang salah dan telah dilakukan, agar tidak lagi terulang nantinya.


Senin, 02 September 2024

/

 Bertambahnya usia terasa semakin menakutkan sebab masalah yang ada semakin banyak. Kondisi dan situasi yang tidak lagi kondusif, dalam artian berbagai hal memberatkan. Belum ada yang peduli pada masyarakat yang kian pusing. Sebab harga bahan pangan yang semakin tinggi. Jadi lebih baik peduli pada dirinya sendiri dulu.

Entah apa yang bisa dilakukan kecuali bertahan dan menahannya. Berusaha kepada nasib, cobaan yang semakin keras dalam hidup. Dimana uang menjadi hal yang penting dan perlu diatur dengan baik. Dimana hukum menjadi tumpul kalau keatas. Dimana kekuasaan menjadikan orang-orang tamah senang, dan alokasi uang yang tidak sesuai prioritas.

Bertambahnya usia membuat kita sadar bahwa waktu yang terus berjalan tanpa bisa dikendalikan. Kita bisa bertemu dengan orang-orang baru. Ada hal-hal baru yang bisa dipelajari dan dipersiapkan. Ada hal-hal yang harus dibuang dan tidak dilakukan.

Kesendirian saat bertambahnya usia ialah hal wajar. Tapi semakin banyak orang yang tidak peduli pada dirinya sendiri dan sekitarnya. Semakin acuh dan tidak peduli sama sekali. Semakin bertambahnya usia, semakin mengalami penurunan fisik. Semakin dekat dengan kematian. Apakah kita sudah siap akan hal itu? Apakah kita benar-benar sudah tidak apa-apa, jika memang harus meninggalkan kehidupan ini? Kalau jawabannya belum, maka apa yang harus dilakukan?

Minggu, 01 September 2024

/

 Hari ini saya mengikuti jalan sehat Minggu pagi di Sudirman. Car free day, jadi semua orang pada jalan kaki. Ada yang lari-lari, dengan peralatan yang dikhususkan untuk olahraga. Ada yang menggunakan sepeda dan sepatu roda.


With joy, bisa menikmati jalan bareng-bareng dengan orang yang belum dikenal. Jadi semangat, soalnya jalan kakinya nggak sendirian lagi. Meskipun banyak juga yang cuma foto-foto doang, tapi tetap ada yang memang berniat untuk olahraga. Soalnya bisa mengurangi stres dan buat pikiran lebih tenang sepertinya.


Cuma busway yang masih beroperasi. Dan saya baru sadar kalau lorong buswaynya, desainnya berbeda dari yang biasanya. Disini lebih bagus dan keren. Ada tempat buat istirahat juga, bisa buat santai dan ngobrol-ngobrol sembari menunggu bus yang entah kapan datangnya.


Disebelah kiri ada beberapa jajanan untuk yang mau sarapan dan istirahat. Ada yang istirahat di halte juga. Saya melihat ada yang minuman khusus untuk lari, cairan vitamin sepertinya. Yang pasti ada orang-orang yang memang khusus menyukai lari-lari kecil seperti marathon itu.



Yang saya pelajari dari lari ialah perlunya stamina dan kesabaran. Sebab terkadang akan selalu ada orang-orang yang menyusul kita. Padahal kita tidak sedang berlomba dengan mereka. Kita lebih baik fokus pada diri sendiri. Kalau memang kesal karena dilewatin, dan ingin menyusul balik, harap ingat ada konsekuensi. Berlari lebih cepat, dan menyusulnya, yang mana hal itu bisa menguras tenaga dan stamina kita. Sebab rute yang begitu jauh.




Saya juga ikut foto-foto, daripada nggak ada fotonya. Jalannya besar dan bagus, serta yang terpenting semua kendaraan terparkir ditempat yang sudah disediakan. Dan semuanya perlu tetap menjaga kebersihan. Karena orang sebanyak ini, kalau sampahnya berserakan, bisa butuh waktu lama membersihkannya. Semoga jalan sehat ini bisa lebih banyak lagi orang yang ikut serta, supaya tubuh kita bisa bergerak lebih banyak lagi.

Sabtu, 31 Agustus 2024

/

 Saya paling tidak suka kalau pekerjaan menumpuk. Entah itu pekerjaan kantor, cucian, dan lain sebagainya. Sebab pekerjaan yang jadi numpuk itu kian berat untuk diselesaikan. Bisa-bisa saja, tapi jadi butuh tenaga dan waktu yang lebih banyak. Saya mesti berusaha untuk mengejarnya. Maka pekerjaan menumpuk memang menyebalkan. Jadi saya mengusahakan agar tidak menumpuk terlalu banyak. Sebab akan lebih sulit menyelesaikannya.

Kalau tidak masuk kerja, memang kita bisa istirahat. Tapi saya jadi nggak bisa tenang dan santai mengerjakan tugasnya, karena menumpuk lagi. Kalau begini kan bisa-bisa kian bertambah stresnya. Tidak masalah sih kalau bisa dikerjakan. Bukankah mengeluh itu manusiawi? Sedangkan kalau berlebihan itu yang tidak boleh. Mengeluh setiap hari.

Saya sepertinya menjadi lebih gemuk. Entah saya sadari atau tidak. Mungkin berat badan saya naik beberapa kilo. Bisa jadi karena kebanyakan makan, padahal sudah dikurangi. Saya pun jalan kaki secara kontinu. Jadi saya cukup bergerak dengan jalan kaki. Kepala saya agak pusing kalau baru ganti kacamata. Entahlah.

Saya suka minum-minuman yang hijau. Kacang hijau, vitamin, oh iya saya dikasih barley hijau. Rasanya enak juga. Katanya khasiatnya banyak sih, saya nggak tahu juga. Intinya di musim yang tidak jelas ini, kadang panas, kadang dingin, kita mesti minum vitamin. Gunakan selimut kalau tidur, sprei, sarung dan sebagainya. Terhindar dari nyamuk dan dingin. Bisa untuk mendekati kehangatan juga. Karena badan agak meriang, dampak dari dingin di malam hari. Dingin dan panas yang bergantian, memang cuaca yang benar-benar tidak kondusif.

Jumat, 30 Agustus 2024

/

 Memang benar tidak semua orang punya privilege, keuntungan bawaan dari lahir. Tidak semuanya punya pengetahuan yang seimbang, nggak semua orang tahu. Jadi saya sependapat dengan yang bilang nggak semua orang kerja keras akan berhasil. Betul, sebab banyak yang kerjanya dari pagi sampai malam, tapi hidupnya begitu-begitu saja.

Iya tergantung kemauan dan usaha, tapi hal-hal lain pun bisa menjadi faktor penghambat dalam kehidupannya. Seperti dia yang tidak tahu cara cepatnya. Bisa jadi ada dua kemungkinan, antara dia tidak mau bertanya, dan dia yang tidak mau mencari tahu. Jadi membiarkan dirinya bekerja keras yang entah sampai kapan berakhirnya, hingga menelantarkannya usianya.

Tidak masalah jika ia memang ingin hidup demikian. Yang menjadi masalah ialah jika di dalam prosesnya, bertambahnya usia, ia menyesali setiap hal dalam hidupnya. Ia larut dalam penyesalan dan kebimbangan yang menghantui batinnya. Jauh berada di dasar hatinya ia ingin kembali mengulang beberapa hal pada hidupnya, tapi itu ialah hal yang mustahil.

Jadi bukan hanya kerja keras, tapi tahu caranya. Yang paling mengerikan ialah dia yang tahu caranya lalu bekerja keras, sehingga semakin tak terkejar oleh orang-orang disekelilingnya. Hingga orang-orang pun bingung, kenapa bisa tertinggal jauh. Kalau kerja keras tapi tidak tahu caranya, ia akan berada disitu-situ saja. Mungkin lebih baik dari yang lain. Tapi kalau yang tahu caranya, efektivitasnya bisa meningkat dan melampaui pesaing-pesaing lain. Bukankah dimana-mana terjadi persaingan? Jadi tahu caranya bagaimana, dapat mempercepat tercapainya suatu hal. Yang mana membutuhkan waktu lama, jadi bisa dipercepat tercapainya. Lebih cepat selesainya.


Kamis, 29 Agustus 2024

/

 Ketika melihat orang yang sudah sangat tua, yang badannya agak sedikit membungkuk. Rambutnya hampir putih semua. Apakah hidupnya bahagia atau tidak? Tidak perlu melihat secara keseluruhan, sekilas saja. Mungkin sama seperti kita, ada yang senang dan ada yang disesalkan. Apakah ia akan melakukan sesuatu hal yang ia takuti?

Dengan melihat orang yang sudah tua, kita dapat belajar banyak hal tentang kehidupan. Dimana penyesalan mereka akan disampaikan dalam bentuk nasihat. Sebetulnya tidak perlu menunggu tua dulu baru sadar akan potensi penyesalan. Bisa jadi mempertanyakan apakah kita hidup ini sudah bahagia atau banyak kebahagiaannya? Apakah ketidaktegasan kita dapat berdampak buruk pada jangka panjang?

Sebab mengiyakan seluruh apa yang orang lain minta, padahal hal tersebut berbeda dengan tujuan kita. Komen yang menjerumuskan pada tujuan yang salah. Komen yang meruntuhkan semangat dan meniadakan optimisme. Lalu kepikiran terus perkataan yang penuh kenegatifan tersebut. Lalu berubah seperti apa yang diminta.

Sayangnya kita enggan menolak. Padahal belum tentu bisa bahagia. Bisa saja jika ditolak akan bahagia juga, merasa tentram dengan hidupnya. Kemudian setelah sekian lama semangatnya menurun. Tidak bisa menahan diri untuk tidak menghabiskan waktu di sosial media dan sebagainya. Padahal penyesalan bisa datang kapanpu.

Rabu, 28 Agustus 2024

/

 Akhir-akhir ini jarang turun hujan, jadi banyak yang sakit, demam. Polusi, panas, macet, masalah yang akan ditemui. Tapi banyak juga yang mulai tidak menggunakan masker, seperti saya. Karena memang menurut saya masker justru bikin saya sesak napas. Apalagi saat naik tangga, dan banyak bergerak. Kalau naik motor tidak masalah. Mungkin tidak menggunakan masker karena sudah bosan, bisa juga. Sedangkan yang pakai masker, karena lebih aesthetic, atau pemalu. 

Saya menulis ini dengan keadaan setengah sadar, sebab mulai mengantuk. Tapi saya tetap terus menulis. Awalpun agak ragu mempublikasikannya setiap hari, sebab saya perfeksionis, dan penakut. Tapi akhirnya mulai memberanikan diri. Saat ini saya mulai agak demam, mudah-mudahan tidak parah. Sebab tenggorokan agak gatal. Saya hanya perlu istirahat. Dan minum lebih banyak.

Saat tidur apakah lampumu dimatikan atau tidak? Kalau saya, bukan masalah keduanya. Tapi lebih sehat lampu mati katanya. Kalau lampu nyala saya tetap berusaha untuk tidur. Kalaupun lampu dimatikan saya juga akan bisa tidur. Kan ada orang yang mesti tidurnya lampu mati, ada juga yang nggak bisa tidur kalau lampunya mati. Malam ini terasa panas sekali, biarpun sudah mandi. Rasa panasnya seperti terserap ke tanah, dan menguap ke udara.

Sebabnya tentu banyak hal. Bisa jadi karena lapisan ozon yang menipis. Akibat peralatan yang digunakan manusia, alat eletronik. Dan juga membakar sampah. Hujan yang menepis polusi pun jarang ada. Terlalu banyak motor dan mobil di jalan. Sedangkan kendaraan umum penuh sesak pula. Perlu adanya aturan yang ketat, agar orang beralih ke kendaraan umum. Kalau bisa kesadaran sendiri, tanpa dipaksa oleh peraturan. Aturan masuk kerja dapat diperbaiki, supaya nggak tabrakan dengan jam masuk sekolah. Karena pusing anak sekolah sekarang naik motor juga. Pada akhirnya macet tetap terjadi dimana-mana. Masalah yang entah kapan selesainya. Berganti pemimpin seperti tidak berguna. Apalagi orang lapar itu mudah marah, dan yang kekurangan uang mudah tersinggung, bukan hanya miskin harta, tapi juga miskin hati dan empati. Semoga saja permasalahan macet dapat dikurangi dan diselesaikan.


Selasa, 27 Agustus 2024

/

 Ketika kita marah atau dimarahi, respon kita menjadi penting. Kalau sama-sama marah akan sulit. Bisa bikin repot juga. Kalau yang satu marah dan satu lagi agak tenang bisa jadi lebih cepat selesai. Dan menyimpan dendam tidak baik. Kadang masih suka kesel dan marah hingga terbawa tidur.

Menyimpan dendam memang otomatis terjadi ketika marah, takut, luapan emosi yang tidak terkontrol lagi. Bisa saja menjadi trauma dan memori sedih yang disimpan begitu lama, tidak dibuang-buang. Disimpan untuk kemudian mengingatkan akan kekesalan itu. 

Kalau ada yang bercanda, dibilang jangan baperlah, bercanda doang kali. Justru karena manusia punya hati dan perasaan, jadinya marah, kesal, emosi. Sebab bercandanya melewati batas. Sabar menahan amarah ada batasnya bagi sebagian orang.

Siapa lagi yang bukan mengontrol dan mempengaruhi diri selain diri kita sendiri. Kalau kita menyerah dengan diri kita, menyerah dengan nasib kita, atau apapun itu, maka kita akan sulit bergerak. Daripada menyimpan kemarahan yang begitu lama, mending menyerah saja. Padahal bukan demikian. Tidak perlu melakukan apa-apa, selain menerima diri sendiri. Merasakan kemarahan yang begitu dalam. Kebencian akan begitu banyak hal. Daripada memaksakan keyakinan pada hal yang kita benci. Lalu hanya diam, dan enggan menerimanya, melewatkannya saja. Apakah hal itu yang memang kita inginkan? Mengendalikan kemarahan bukan hal mudah, tapi bukan berarti tidak bisa. Semoga kita diberikan kemampuan untuk mengendalikan diri kita.

Senin, 26 Agustus 2024

/

 Saya tidak tahu apa yang orang lain pikirkan dan rasakan, tapi bisa ditebak-tebak, serta dikira-kira. Meski belum tentu 100 persen benar. Bukan menghakimi, melainkan mengira, atau mempersepsikan.

Ketemu bertemu orang lain biasanya kita akan berekspektasi apa. Apakah ia orang yang seperti ini atau itu? Saat bertemu orang yang sudah dikenal tapi tidak berjumpa setelah sekian tahun, apa yang kita ekspektasikan? Apakah masih sesuai ekspektasi atau tidak, entahlah. 

Apakah ia banyak berubah atau tidak berubah sama sekali. Mungkin saja dia berubah banyak. Dan dia menjadi lebih baik. Atau dia tidak berubah. Lalu waktu yang berjalan terlalu cepat, dan berlalu, hingga ia belum sempat untuk berubah. 

Bisa juga kita yang malah belum berubah. Kita yang masih sama seperti yang dulu. Dan kini merasa minder dengan perubahannya yang progresif. Yang harus kita sadari bahwa setiap orang memiliki kisahnya masing-masing. Dia berubah bisa jadi karena sudah tahu apa yang mau dituju. Sementara kita berubah sambil menikmati keadaan dan tak lagi berpikir akan tujuan, yang sudah lama berdebu dan terlupakan. Tidak tahu tujuan apa yang selanjutnya ingin dicapai. Tidak perlu ini, tidak perlu itu, kita tidak tahu kapan harus bergerak. Kita tidak tahu apa yang perlu diprioritaskan. Kita lebih memilih melakukan yang kita suka, bukan apa yang kita bisa. Padahal kita sudah melangkah sejauh ini.

Jadi saat bertemu orang, punya pandangan boleh, tapi tidak perlu berlebihan dalam berekspektasi, atau lebih baik tidak berekspektasi apa-apa. Supaya lebih sigap dalam menemukan kesan dan pesan dari orang tersebut.

Saya sedih mendengar berita di China. Seorang anak kecil perempuan, yang ingin memberitahukan ibunya, untuk mengecek bajunya di mesin cuci. Tapi ibunya malah menghiraukannya. Padahal bajunya berlumuran darah karena ia sering dipukul oleh bapaknya. Hingga akhirnya meninggal. Momen terakhir itu menjadi hal yang paling disesali oleh ibunya. Anaknya yang pintar itu tidak akan bisa dilihatnya lagi. Ketidakpekaannya menghasilkan rasa bersalah dan penyesalan seumur hidupnya. Saya tidak tahu bagaimana perasaannya. Tapi saya tahu bahwa ia yang diabaikan, ia yang tidak dipercaya, bisa jadi sebuah masalah besar dikemudian hari jika enggan diperhatikan. Mudah-mudahan kita diberikan empati dan kepekaan untuk membimbing.



Minggu, 25 Agustus 2024

/

 Ternyata banyak yang lebih susah, jika kita melihat sekeliling, banyak yang susah juga. Kehidupan memang begitu, banyak yang sedang berjuang dan banyak juga yang mulai pasrah dengan keadaan. Ketemu dengan rintangan masing-masing, bahwa hidup tidak selalu berjalan seperti keinginan.

Bahwa orang-orang yang cepat sekali habis uangnya, memang kesulitan hidupnya. Bukan karena boros, tapi memang harganya pada naik, entah itu bahan pokok dan sebagainya. Untuk keluar dari kesulitan itu ia perlu bekerja ekstra, dan ini adalah pilihan. Kebutuhan sehari-hari yang semakin besar, membesarnya pengeluaran bulanan, yang bahkan lebih besar dari yang sebelumnya.

Berharapnya tentu bukan pada pemerintah, bukan pada orang lain, saudara, teman, diri sendiri yang bisa apa, tapi kepada Yang Maha Kuasa sebagai tempat untuk bergantung. Sebab jika dipikirkan belum ketemu solusinya, kemelaratan yang terjadi dimana-mana, korupsi di setiap elemen masyarakat, penipuan, pencurian, energi yang terserap oleh tergerusnya nilai mata uang, yang semakin lama semakin menurun.

Karena apa-apa semuanya mahal. Kalau anaknya banyak bertambah pusing. Sakit kepala, memikirkan kebutuhan sehari-hari mulai membengkak, tetapi penghasilan hanya segitu-gitu saja. Pemikiran yang masih terkunci, akses kepada pengetahuan yang belum terbuka, mindset yang keliru, fasilitas umum yang belum memadai. Dari banyaknya keterbatasan itu kadang membuat orang cepat menyerah. Mau bagaimana lagi, tidak ada pilihan lain? Tapi orang harus mau berubah. Dimulai dari dirinya. Kalau tidak, ia akan terjebak pada keadaan yang lebih mengkhawatirkan kedepannya.



Sabtu, 24 Agustus 2024

/

 Susah kalau tidak bisa mengatur waktu dalam arti tahu kapan waktu istirahat, tahu apa yang mesti dilakukan. Bukan berarti kelihatan sibuk tapi tidak menghasilkan apa-apa. Sehingga waktu terasa padat karena diisi oleh kegiatan terlalu banyak yang sebetulnya masih bisa diatur. Aktivitas mana yang perlu dilakukan dan perlu didahulukan.

Rasanya jalanan hari ini tidak begit ramai. Sepertinya orang sudah tidak ingin bekerja, karena kelelahan. Sepertinya anak sekolah pada libur. Jadi bagus, jalanan tidak terlalu macet. Biasanya macet parah, bikin pusing, dan membuat banyak orang kesiangan karena terhenti lama di jalan.

Ada yang pulang kerja bergegas, sebab ingin cepat-cepat istirahat, ke rumah, tidak salah juga. Tapi ada juga yang pulang lama, karena daripada macet di jalan, lebih baik tunggu reda dulu macetnya. Ada yang merenungi hidupnya sambil melihat ke jalan. Atau ke orang-orang yang lalu lalang begitu cepatnya. Bukankah orang-orang punya masalahnya sendiri.

Kalau naik busway saya kesal dengan orang yang tidak mau bergerak. Sehingga orang lain yang ingin masuk jadi tidak bisa. Awareness yang kurang, jadi mesti dibilangin dulu baru dia bergerak. Nggak salah juga, karena memang mesti dibilangin baru orang paham. Sama halnya kalau memang tidak nyaman diposisi itu, kan bisa pindah, jangan diam aja. Ini sudah tahu tidak enak, masih dipaksakan di dalam keengganan untuk bertahan. Mungkin dia punya alasan, entahlah. Tidak masalah, itu konsekuensi dia tidak mau pindah. Jika dia menangani masalah dengan cepat, berarti dia seorang problem solver yang baik.

Jumat, 23 Agustus 2024

/

 Entah apa sebabnya menjadi terlalu malas, ingin melakukan ini dan itu, terlalu banyak yang ingin dilakukan tapi pada akhirnya hanya berencana. Hanya berkata ingin tapi nihil tindakan. Hanya berucap tapi enggan disiplin dan berkomitmen.

Setelahnya agak lama baru menyesal, kepepet dan terpaksa. Lalu dipaksa untuk berubah. Lalu mencela diri sendiri. Lalu kembali berproses, tapi sambil mengeluh, mengeluhkan keadaan, dan sebagainya. Keluhan yang tak kunjung usai.

Padahal ada waktu untuk mengubahnya. Tapi enggan karena malas. Daripada mengomentari orang yang tidak kita kenal seutuhnya, lebih baik mengomentari diri yang sebetulnya belum dikenal seutuhnya. Karena kalau kenal akan dipilihkan yang terbaik, akan dirawat dengan baik. Kalau kenal diri sendiri, kita akan merawat diri, menyayangi diri kita sendiri.

Kalau kenal, akan tahu apa yang mau dilakukan. Tidak perlu repot-repot berusaha mengenali lagi. Dan tidak perlu bersusah payah mencari jalan pintas. Karena jalan yang dilalui sudah dikenali. Penyesalan tidak mengenai, tidak memahami masalah, tidak tahu apa yang sedang terjadi. Karena kalau kita kenal maka akan menjadi sosok yang lebih baik. Tapi lagi-lagi tidak mau melakukan apapun, yang entah sampai kapan.

Kamis, 22 Agustus 2024

/

 Apakah bekerja memang membosankan? Jawabannya tentu saja iya. Tapi tetap harus dilakukan untuk bisa menjalani kehidupan, makan makanan yang enak, tempat tinggal yang nyaman. Kalau tidak ada uang, maka bekerja menjadi jalan.

Orang sekarang kesulitan mencari uang, sebab harga-harga pada mahal, tahu-tahu duitnya sudah habis. Padahal belum akhir bulan, yang mana gajian hanya setiap awal atau akhir bulan. Dan hal itu terjadi pada banyak orang, yang artinya pengeluaran lebih besar dari pemasukan.

Apakah yang harus dilakukan, membesarkan pemasukan, tapi ini membutuhkan waktu, tenaga dan biaya tambahan. Waktu untuk belajar hal baru. Sebagian besar orang enggan untuk lakukan. Sebab waktu telah habis dipekerjaan utama. Jadi pikiran sudah tidak mampu berpikir, tenaga sudah tidak sanggup disuruh bergerak, sehingga memilih untuk bersantai, ini hal normal. Karena waktu, tenaga, pikiran terkuras, belum lagi habis waktu diperjalanan panjang yang begitu macet.

Tetapi kemudian kebutuhan hidup selalu meningkat, dan pada akhirnya pasrah pada keadaan, yang mana banyak orang berhutang. Kemudian tidak sanggup membayar. Biaya yang apa-apa mahal ini jadi keluhan yang tak kunjung usai. Dimana setiap orang hanya bisa berpasrah pada keadaan. Saling membantu dan memperkuat keyakinan positif. Semoga ada jalan keluarnya.



Rabu, 21 Agustus 2024

/

 Tidak menjadi siapa-siapa, tidak membawa apa-apa, tidak ingin merepotkan, tidak ingin dikenal, tidak ingin melakukan apa-apa, dan membiarkan apa adanya terjadi. Memang kelihatannya menentramkan, tetapi sebenarnya agak menyedihkan. Sebab kehidupan ini perlu pengenalan dan mencoba hal baru.

Sebab saat meninggal nanti, nama kita akan begitu mudah dilupakan. Ia tak membantu apa-apa, tidak meninggalkan jejak, langkah kaki yang dapat diikuti. Ia hanya ingin sendiri. Menikmati hidup tanpa perlu bersusah-payah, atau sudah bersusah-payah tanpa arti. Hidup hanya untuk menikmati kegetiran.

Lalu buat apa dikenali oleh banyak orang, tidak membantu juga. Bukannya tidak enak terkenal dan dikenal. Terkenal dalam definisi apa, hal apa yang membuatnya terkenal dan dikenal atas apa. Suatu hal yang membuatnya disukai oleh begitu banyak orang. Dan banyaknya orang itu seberapa jumlahnya. 

Orang yang tidak ingin apa-apa, tidak ingin diganggu kehidupannya, dan tak mau melakukan hal-hal yang harus dilakukan. Lalu ia menyesal dan marah, pada dirinya sendiri tapi sudah terlambat. Padahal belum tentu. Bagaimana jika mulai dari sekarang? Mencari tahu dan berusaha mengubah kehidupan menjadi lebih baik, dimulai dari dirinya kemudian sekitarnya. Mengalir dengan lebih baik. Dengan kebiasaan-kebiasaan baru yang lebih teratur dan positif. 


Selasa, 20 Agustus 2024

/

 Ketika terjebak dalam kemacetan parah, biasanya orang akan mengambil jalan lain. Kalau kita tidak tahu jalan, kita bisa mengikuti orang-orang yang melalui jalan itu.

Tatkala kita tidak tahu jalan, kita bisa mengikuti orang-orang lewat jalan mana. Tapi ada risikonya, jika pemimpin yang ada didepannya tidak tahu jalan, maka bisa tersesat. Sebab dia hanya asal jalan saja. Belum tahu mau kemana, yang penting jalan dulu, nanti juga ketemu.

Sedangkan yang sudah tahu, biarpun pernah gagal juga, tapi ia sudah mencoba lebih dulu, jadi pada saat macet ia bisa menggunakan ingatannya. Kemudian membimbing orang-orang untuk keluar dari gang atau jalan tadi untuk sampai tujuan yaitu keluar dari jalan kecil tadi.

Jadi penting punya pemimpin yang memiliki kemampuan, pengetahuan, pengalaman, jangan iseng-iseng memilihnya. Agar kita tidak diisengi oleh kebijakannya. Karena ia bisa membawa kita salah jalan, atau membawa kita keluar gang, daripada kita harus ikut tersesat bersamanya. Contoh nyatanya dapat kita lihat disekitar kita, termasuk di pemerintahan. Bukan berarti saya mengandaikan demikian, tapi memang persepsinya seperti itu. Memilih pemimpin yang salah, membuat kita salah jalan, buang-buang waktu, tenaga, dan sebagainya.

Senin, 19 Agustus 2024

/

 Memang tidak enak melihat handphone berlebihan, seharian. Kemudian menggunakan headset terlalu lama, menjadikan telinga kurang nyaman. Mungkin bisa dibatasi dan dikurangi secara perlahan-lahan, waktu penggunaannya. Sebab seharian menggunakan handphone dan headset membuat kita lelah.

Baru bangun tidur lihat hp, hingga malam hari. Masih mengecek hp pada malam hari sebelum tidur. Itulah kenapa orang luar mulai beralih ke handphone jadul. Yang fungsinya hanya telpon dan sms. Sebab hp memberikan dampak negatif jika berlebihan dalam pemakaiannya.

Bisa pusing atau lelah pada mata. Lalu melihat hp dan komputer dari jarak dekat. Perlu adanya waktu sebentar untuk istirahat, ada jeda waktu untuk mengistirahatkan mata yang begitu kelelahan tanpa disadari. Dengan begitu kita dapat menghindari pusing akibat terlalu lama menatap layar hp.

Bahwa ada kegiatan lain yang bisa dilakukan selain mengecek hp. Memang hampir semua ada di hp. Tapi mencari kegiatan lain, itulah yang harus ditemukan dan dilakukan. Memang agak sulit karena sudah seperti tidak bisa lepas dari hp, tapi ada hal-hal kecil yang bisa membawa kesenangan dan kebahagiaan selain menatap layar hp. Selain memandang layar hp yang penuh cahaya untuk mengecek media sosial, sebab tak ingin terlewatkan berita dan kehidupan orang lain. Letakkan hp, dan mulai menikmati kehidupan, memandang pemandangan, orang lalu lalang, pepohonan, jalanan, melihat situasi dan orang-orang sekitar. Ada begitu banyak hal yang dapat diperhatikan. Demi menghindari keterkaitan yang begitu erat pada layar hp.

Minggu, 18 Agustus 2024

/

 Menyenangkan berbicara dengan orang dari negara lain. Ada aplikasi bernama bottle, disitu kita bisa mengirimkan botol ke laut yang mana botol itu bisa terdampar di negara lain. Ada juga fitur gate yang mana bisa secara real time chat dengan orang lain. 

Tentunya kita perlu hati-hati untuk tidak memberikan informasi pribadi dan hal-hal privasi lainnya. Kemudian kalau ada orang "aneh" dalam arti negatif kita bisa melakukan report, untuk melaporkannya ke pihak aplikasi.

Jadi disitu saya bisa berbincang dengan bahasa Inggris bersama orang yang belum dikenal, bisa dari negara lain, bisa juga ketemu dari sesama negara Indonesia. Tapi saya sudah agak lama nggak buka aplikasinya, karena saat ini saya sedang belajar di Duolingo lagi.

Indonesia disepakbola sudah semakin meningkat. Setelah dilatih oleh pelatih asal Korea Shin Tae Yong. Tapi bisa kalah kalau ditonton oleh banyak orang. Mungkin mainnya jadi nervous. Kalau tidak diperhatikan justru bermain lepas. Tapi saya sudah jarang menonton bola, entah kenapa jadi kurang seru.

Saya tidak tahu kenapa banyak orang yang pada suka lihat handphone di bus. Saya terkadang suka pusing saat melihat hp. Kadang saya main hp kalau memang dibutuhkan tapi tidak terlalu kalau di dalam bus. Tergantung busnya juga sih. Ada yang bawanya nyaman, ada yang bawanya ugal-ugalan. Kalau ingin main handphone lebih baik waktu nunggu di haltenya. Karena kalau dibus jadi sulit fokus, goyang-goyang, demikian.

Sabtu, 17 Agustus 2024

/

 Saya seperti tidak punya waktu untuk menulis di blog. Antara waktu yang cepat berjalan atau memang saya yang belum bisa membagi waktu untuk melakukan hal-hal apa saja. Waktu saya habis untuk bekerja. Dan bekerja selain menghabiskan waktu, juga tenaga dan pikiran. Maka tak salah ada sebutan kaum rebahan. Setelah perjalanan panjang pulang pergi ke tempat kerja, begitu sampai di rumah hanya mau tiduran di kasur.

Tapi saya bersyukur masih bisa bekerja. Sebab ada begitu banyak orang yang tidak bisa bekerja, padahal ia sangat menginginkannya. Dan bisa saja stres itu menumpuk selama bertahun-tahun, yang tanpa sadar sudah terlewati. Ia baru menyadarinya setelah sekian lama, ini tentu mengkhawatirkan. Sebab ia terlalu jauh terlelap.

Terkadang terlintas dipikiran kejadian-kejadian masa lalu. Tentunya sekelebatan itu menghasilkan peristiwa-peristiwa yang mengingatkan pada hal yang sudah lampau itu. Teringat wajah orang yang sudah lama tak bertemu, kadang ingat wajahnya tapi lupa namanya, begitulah.

Dalam bekerja, kesalahan sangat sulit untuk ditolerir, bukan berarti tidak boleh salah, melainkan salah itu bisa menggangu koordinasi tim, dan itu menjadi tanggungjawab atas. Jadi wajar jika ia marah. Sebab dalam tim, saling mengingatkan, serta lebih peduli. Instrospeksi diri, apakah harusnya tadi saya bisa bilang begini, harusnya saya tadi mengingatkan supaya nggak begitu, dan sebagainya. Bekerja memang sulit, tapi bertahanlah, sebab banyak orang ingin bekerja tapi tidak bisa, karena ketersediaan pekerjaan yang sedikit. Bisa jadi karena kemampuannya yang belum cukup. Atau pengetahuannya yang kurang. Dan keinginan yang kurang kuat. Semoga pekerjaan yang kita inginkan bisa didapatkan. Aamiin.



Jumat, 16 Agustus 2024

/

Kehidupan memang seperti itu, melelahkan, ada yang kuat menghadapinya, ada yang lemah dan pasrah menjalaninya. Tapi dilihat dari hal-hal yang telah dilakukan, ada beragam kebaikan yang telah diperbuat tanpa disadari. Seperti membantu orangtua, adik-kakak, saudara, atau bahkan orang tidak dikenal.

Kemudian ada orang yang ingin bunuh diri. Menurut saya ia bisa saja merasa bahwa hanya dirinya yang harus mengatasi masalah itu. Jadi dipendamnya, dan menjadi beban yang semakin lama semakin berat. Kabut yang semakin sulit untuk disingkirkan dan dilenyapkan. Karena kabutnya yang semakin besar ia semakin sulit bernapas. Karena panik ia tidak tahu apa yang mesti dilakukan. Padahal jika berpikir jernih, bisa saja ada alat disekitarnya yang dapat ia gunakan. Sayang ia keburu lemas duluan, atau sengaja tidak terlihat karena memang nasib yang sedang buruk.

Dan ketika melihat ada pembunuhan harusnya aneh dan tidak terbiasa. Sebab satu kehidupan tak ternilai. Melenyapkan nyawa sesama manusia ialah suatu perbuatan sangat jahat. Tidak terbayang apa yang dilakukan oleh korban jika ia dihidupkan kembali oleh Tuhan, bisa saja ia akan membunuh pelaku yang membuatnya kehilangan nyawa. Ia tidak akan takut, dan akan menggila untuk saling membunuh. Sayang pelaku pembunuhan tidak dijatuhi hukuman mati. Intinya membunuh bukan perbuatan yang harusnya dilakukan, dan bunuh diri bukanlah opsi yang harus dilakukan untuk menyelesaikan masalah.

Kamis, 15 Agustus 2024

/

 Orang selalu ingin mendapat perhatian tapi kalau kita kita memperhatikan lalu tidak diperhatikan, rasanya kecewa sekali. Apalagi kalau terlalu memperhatikan, dan diabaikan, lebih kecewa lagi.

Jika sudah semakin bertambah usia, dan tidak memiliki pengaruh, kekuasaan, kekayaan, kebijaksanaan, ataupun pencapaian, rasanya kian diabaikan dan tidak dipedulikan. Semakin tidak dilihat dan diperhatikan.

Padahal ada yang hanya melihat dirimu. Tanpa embel-embel apapun, meski kadang sulit menemukan orang yang demikian, menemukan sesuatu yang langka itu butuh waktu, menemukan orang yang memperhatikan kembali. Rasanya ada sedikit kelegaan, karena kita ternyata manusia yang bisa diperhatikan.

Dengan memperhatikan penuh kita dapat melihat hal-hal yang seringkali terlewatkan, tapi kadang mengabaikan juga perlu, sebab tidak semuanya mampu kita perhatikan. Jika memang kita bukan aktor utama, mendapat perhatian utama, itu tidak masalah sebab buat apa memperhatikan penuh pada orang yang tidak menaruh kita pada daftar orang yang perlu diperhatikan. Lebih baik membuka kembali, menghilang, dan selesai. Jadi perhatian kita tempatkan pada diri kita sendiri, pada hal-hal yang perlu diprioritaskan, dan nantinya kita akan mendapat perhatian yang tidak kita sangka.

Rabu, 14 Agustus 2024

/

Buku ini berjudul Aerial. Ceritanya tentang putri cahaya yang tertarik dan menyukai pangeran kegelapan. Walau idenya klise tapi dalam eksekusinya bagus juga. Gaya bahasanya agak mirip dengan Tere Liye. Genre fantasi ini memang agak membingungkan diawalnya tapi semakin terus dibaca akan semakin menikmatinya.

Buku yang sudah lima belas tahun lalu terbit ini masuk cukup menyenangkan membacanya. Meskipun dibagian akhirnya agak kurang bagus menurut saya, sebab disambungkan dengan kehidupan nyata jadinya tidak relevan, sebab harusnya tetap di dunia fantasi saja.

Secara keseluruhan saya suka, meskipun awal-awal membutuhkan waktu membacanya, sebab fantasi kalau divisualkan dengan kalimat memang agak rumit. Jadi kalimatnya mesti disederhanakan atau dibuat menarik sekalian. Karena dunia fantasi yang dibayangkan begitu luas. Buku ini diterbitkan oleh Gramedia tahun 2009, penulisnya Sitta Karina.

Untuk kamu yang ingin membaca bukunya bisa datang ke perpustakaan ataupun membeli bukunya langsung dari website penulis maupun official store Gramedia. Terima kasih sudah membaca.

Selasa, 13 Agustus 2024

/

Sekitar 10 juta pemuda-pemudi anggap saja belasan atau puluhan juta, dan bahkan bisa  jadi jumlahnya lebih dari itu. Apakah ini salah pemerintah, lembaga, perusahaan, universitas, salah budaya yang menerima dan menyetujui rekonsiliasi hadirnya orang dalam. Padahal kalau terus menyalahkan keluar diri akan sulit. Bisa saja ini salah mereka yang enggan bertanya dan mencari tahu.

Karena sudah stress duluan, dan bulang mau apa lagi, mau gimana lagi, akhirnya rebahan. Bukannya menghilangkan stress malah justru kepikiran dan bertambah stressnya. Mencari kerja memang butuh kecocokkan dan keberuntungan, tapi jangan selalu mengandalkan itu, melainkan bisa dari doa orangtua, usaha kita untuk mencari tahu dan bertanya, atau kebaikan kita di masa lalu.

Sudah dari dasar ada persaingan, disekolah dasar, SMP, SMA, berbagai tingkatan ada persaingan. Jadi wajar jika masuk kerja pun bersaing. Kita perlu menjadi bagian yang sedikit, yang terus-menerus belajar untuk mengembangkan keterampilan dan kemampuan berpikir.

Sebab teknologi yang semakin canggih dengan adanya AI, chat gpt, Gemini atau google bard, harusnya bisa membuat lebih kreatif. Tapi memang tergantung pada diri sendiri, mau berubah atau membiarkan saja. Yang mana kehidupan akan semakin keras menekan, kalau tidak siap maka siap-siap kita yang akan dipaksa merasakan kepedihan sebab keenganan untuk berubah.


Jumlah Dibaca Bulan Ini

Hansel.id : Dus Makanan Terbaik

Translate

DMCA

Blog Archive

Popular Posts

BTemplates.com

Chrome Pointer

About

Protected by Copyscape