Berkarya tidak memerlukan seberapa banyak yang suka, seberapa banyak yang lihat, tapi menghasilkan karya ialah karena suka membuatnya. Tatkala kita menyukai prosesnya, dan kita sanggup melewatinya. Jadi nggak penting kalaupun ternyata nggak ada satu orangpun yang melihat, dan nggak ada yang suka sama sekali.
Karena ada yang berhenti berkarya akibat kesibukan
sehari-hari, yang berhenti berkarya karena merasa sudah tak lagi
diperhatikan karyanya. Merasa sia-sia saja membuat sebuah tulisan, nggak ada
yang baca, atau ada yang baca tapi cuma sedikit. Padahal sebetulnya ia bangga saat berhasil membuat tulisan yang lebih cemerlang, tapi ia malah berhenti
karena lelah yang melihat cuma itu-itu saja.
Ia tak tahu bahwa dampak dan manfaat dari karyanya.
Sebuah karya yang dianggapnya gagal, dan ia pun penat darinya, entah
karena bosan pun, karena ia sendiri tidak menyukai karyanya. Padahal sebenarnya
ada orang yang menyukai karyanya, walaupun itu hanya 1-2 orang saja. Walaupun
tadinya, dipikirannya karyanya tidaklah menarik.
Kemudian ia lebih memilih berhenti berkarya, sebab rasanya apa yang dihasilkannya ialah suatu kesia-siaan. Ia tak mengerti bahwasannya karya tidak
selalu cocok untuk dinikmati oleh siapapun. Karena selera orang banyak berbeda dengannya, dan dengan berkarya akan membuatnya menyadari kalau ternyata sebetulnya ia bisa bangga dengan dirinya sendiri. Mempersembahkan karya kepada diri
sendiri maupun orang lain. Yang bisa jadi akan menyukai karyanya, entah kapan
pun itu.
Jadi masihkah kita ingin berhenti berkarya hanya karena merasa tidak menghasilkan apa-apa dan belum sehebat yang lain? Ataukah kita mampu merenungi setiap proses dari penciptaan karya itu? Walaupun mungkin belum
seratus persen bersifat orisinal, tapi itulah orisinalitas sesungguhnya. Dimana
kita berkarya dengan menambahkan kesungguhan dan kesenangan pada pembuatannya.
Terima kasih sudah membaca. Jika ada kritik, saran, pertanyaan dapat dikirimkan melalui email aldirahman108@gmail.com.
0 Comments:
Posting Komentar
Tolong menggunakan bahasa yang baku dan tanpa singkatan, terima kasih.