Jati Diri Indonesia dan di Masa yang Akan Datang

Minggu, 24 Desember 2023 0 Comments

 



Dimasa lalu Indonesia dikenal sebagai bangsa pelopor bukan pengikut. Bangsa yang punya kemandirian, kepribadian, bukan yang ikut-ikutan. Indonesia bahkan mampu membuat kepentingannya menjadi sebuah kepentingan internasional.

Misal saat kedaulatan Indonesia terancam dengan hukum laut internasional, Indonesia bisa mengeluarkan deklarasi Juanda demi mengamankan wilayah lautnya, yang kemudian peraturan itu justru diadopsi menjadi peraturan internasional.

Ketika banyak negara Asia dan Afrika menjadi daerah jajahan negara Eropa, termasuk wilayah Papua yang masih berada dibawah Belanda. Indonesia mampu menjadi pelopor dan tuan rumah Konferensi Asia-Afrika (KAA) yang berhasil membebaskan banyak negara.

Sejak menjadi tuan rumah KAA, suara Indonesia di dunia internasional jadi lebih didengar. Kekuatan Indonesia pun bertambah di forum PBB sehingga dukungan terhadap kembalinya Papua sebagai bagian Indonesia menguat di PBB dan akhirnya wilayah tersebut kembali ke Indonesia.
 
Ketika dunia mulai terpecah antara Blok Barat dan Blok Timur, Indonesia bangkit memelopori dengan dibentuknya Gerakan Non-Blok (GNB) yang anggotanya menolak untuk ikut menjadi bagian daripada Blok Barat berkiblat ke Amerika, dan Blok Timur berkiblat ke Uni Soviet.

Anggota GNB ini bahkan mempunyai jumlah anggota lebih banyak dari Blok Barat dan Blok Timur. Di 2012, GNB atau yang dikenal dengan istilah The Non-Aligned Movement (NAM) mempunyai 120 negara anggota dan 17 negara pengamat.

Sejarah kali ini membuktikan bahwa bangsa kita bisa di dengar suaranya di dunia internasional. Kini saatnya kita bangkit dan kembali menjadi bangsa yang didengar suaranya. Sejarah juga mencatat begitu banyak orang asing menjadi kaya atau bahkan super kaya dari Indonesia. Bukan hanya orang asing, bangsa dan negara asing pun juga banyak yang kaya raya dikarenakan Indonesia. Puncak kejayaan Belanda ialah saat VOC sedang diatas angin dan sumber penghasilan utamanya yaitu dari kekayaan alam Indonesia. Bendungan-bendungan yang dibangun di Belanda itu dibiayai oleh sumber daya alam Indonesia.

Singapura menjadi salah satu negara termakmur di dunia juga karena Indonesia. Mereka menjadi mediator transaksi yang sebagian besar untuk dan dari Indonesia. Pengunjung terbanyak negeri Singapura juga berasal dari Indonesia. Bahkan Freeport kini menjadi salah satu perusahaan tambang terkaya di dunia juga karena Timika, Papua, Indonesia.

Begitu banyak catatan sejarah yang menampilkan betapa lalai bangsa kita, melewatkan peluang di depan mata dan membiarkan bangsa asing mengeruk kekayaan alam kita. Apakah kita ingin sejarah terus menerus mencatat hal yang demikian? Jika kita mengkaji sejarah, begitu banyak hal yang bisa membuat kita bangga sebagai orang Indonesia.

Sejarah mencatat Indonesia sebagai bangsa yang berani dan punya pendirian. Bangsa yang tidak mudah didikte bangsa lain. Ketika begitu banyak bangsa yang kehilangan jati diri karena dijajah begitu lama selama ratusan tahun hingga melupakan bahasa ibu dan menjadikan bahasa penjajah sebagai bahasa utama, Indonesia justru memilih bahasa sendiri dan melupakan bahasa asing.

Ketika begitu banyak negara takluk dan takut pada sekutu karena menjadi kekuatan paling perkasa setelah memenangkan Perang Dunia II, Indonesia memilih untuk tetap melawan sekutu sebabnya mereka membela kepentingan Belanda di Indonesia.

Begitu banyaknya hal penting dalam sejarah, yang menunjukkan bangsa kita adalah bangsa yang punya kepribadian, bangsa yang punya pendirian, bangsa yang tidak mau didikte, bangsa yang mengutamakan kepentingan nasional diatas lainnya.

Masihkah bangsa kita menjadi bangsa yang mandiri dan berkepribadian? Sekali lagi, sejarah membuktikan bahwa kita mempunyai potensi, dari menerbitkan orang-orang terkaya di dunia, mendirikan gerakan istimewa, menjadi perintis dari berbagai macam kehadiran, tapi sayangnya justru orang asing yang mendapatkan keuntungan dari kebaikan orang Indonesia

Jika orang asing bisa sukses membangun bisnis di Indonesia, maka harusnya kita bisa pula meniru hal yang mereka lakukan. Tidak hanya selalu impor melainkan juga mampu mengekspor. Tidak hanya menunggu, tetapi juga turut andil dengan bergerak, menghasilkan dan berkontribusi dalam kemajuan bangsa. Bahwa kita punya identitas sebagai bangsa yang kuat, maka itulah yang harusnya kita pegang teguh dan kita banggakan sebagai masyarakat Indonesia.


0 Comments:

Posting Komentar

 

©Copyright 2011 Suka Narasi | TNB