Diiringi oleh hujan deras kemarin
Seorang kakek membalikkan telapak
tangannya
Sembari mengusap-usap kitab
Membukanya pelan-pelan
Memandang langit tanpa metafor
Sejernih perempatan jalan tanpa
orang
Bahwa awan pun tak selamanya dilangit
Baginya mengigiti sampul buku
Adalah keanggunan jati diri
Tapi pikun datang lagi kemari
Dan berkelahi dengan ingatan
Menjemput sesosok yang tertinggal
Di belakang rumah waktu itu, yang dulu pernah
dilelang
oleh anaknya yang entah dimana
Januari 2022
Jika ada kritik, saran, pertanyaan dapat dikirimkan ke email aldirahman108@gmail.com.
0 Comments:
Posting Komentar
Tolong menggunakan bahasa yang baku dan tanpa singkatan, terima kasih.