Ketika kita melupakan yang dekat, dan mengingat yang jauh.
Sepertinya kita mulai mengingat-ingat pada kenangan ataupun hal yang pernah
terjadi dalam hidup. Kilasan entah itu buruk maupun menyenangkan. Sedangkan
untuk merasakannya, kadang kita tak terlalu mengingatnya. Cuma nama dan waktu masih
teringat, mungkin. Sementara untuk udaranya, ia terus bergerak mencari tempat
yang lebih nyaman.
Terkadang ada hal yang lebih baik kita tidak ketahui. Sebab itu bisa jadi lebih baik bagi kita. Saat kita ternyata tahu malah bisa saja
memunculkan dendam. Sebab ternyata itu merupakan hal yang menyedihkan. Ataupun
itu sesuatu yang enggan untuk dibayangkan. Saat kita tahu justru kita semakin
marah dan tidak terima.
Perkataan yang begitu pedas dari orang lain, bisa jadi hal
yang baik. Seperti obat yang kalau ditelan pahit, tapi memiliki
manfaat baik untuk kesehatan. Seperti dimarahi saat bekerja sebab memang perlu
untuk diberikan instruksi. Tapi saat instruksi itu salah dipahami, maka jelas
akan ada kemarahan, sebab dapat menghambat pekerjaan. Ada yang menganggap bahwa
dimarahi itu jelas merupakan penghinaan yang seharusnya tidak ia terima.
Dimarahi saat bekerja merupakan konsekuensi dari bekerja
dengan orang lain. Sebab benturan komunikasi yang belum selaras itu pastinya
menimbulkan kekacauan. Ketidaksepahaman dan ketidakcocokan bisa saja menjadi
penyebabnya. Tapi jika ia menerima dan mengevaluasi diri, seharusnya ia bisa
menjadi lebih baik. Sayangnya kalau dimarahi, generasi sekarang terlalu mudah
untuk menyerah dan down. Bertahan dan lalui saja.
Mestinya seseorang tahu bahwa perilaku dan kebiasaan orang
itu tumbuh dan berkembang dilingkungannya. Lingkungan masyarakat sekitar
seperti apa, keluarganya, dan apa yang ia dapati dari sekitarnya. Jadi bisa
saja ia pemarah, karena memang lingkungannya yang tidak mendukungnya, ataupun
ia mendapati pengalaman yang membuatnya menjadi demikian. Ia yang tinggal
ditempat yang panas, maupun ia yang melihat bahwa orang yang ditakuti itu harusnya marah-marah
terus.
Saya pulang bekerja dengan mengamati sekitar. Bahwa
orang-orang ternyata banyak yang pulang bekerja dengan perasaan ingin cepat sampai
di rumah. Sayangnya waktunya berada di jalan cukup lama. Jadi saya memaklumi
jika orang memandangi handphone saat menunggu busway. Tapi ada orang yang
mengamati jalanan. Sepertinya ia serupa dengan beberapa orang, termasuk saya, melihat
jalanan untuk menjernihkan pikiran. Terima kasih sudah membaca, semoga ada
manfaatnya.
0 Comments:
Posting Komentar
Tolong menggunakan bahasa yang baku dan tanpa singkatan, terima kasih.