Kita bisa belajar dari pengalaman orang lain. Pernah nggak lihat
orang yang nggak berani melakukan suatu hal, padahal bagi kita sebenarnya tidak
semenakutkan itu. Hal itu karena mereka terlalu memikirkan rasa takutnya,
sehingga ia merasa lebih baik dia diam ditempat dan tak bergerak, menghindari
ketidaknyamanan yang pada akhirnya sebetulnya akan merasa nyaman-nyaman saja.
Padahal bisa bergerak tetapi ia malah memilih diam. Padahal
sudah diinjak-injak, tapi masih memilih bertahan, aneh memang atau bodoh, tidak
masalah. Memang begitulah kehidupan, butuh kesabaran dan hidup ini adakalanya
tidak menjadi bahagia, dikarenakan kurangnya keberanian dan rasa ragu yang
terlampau banyak.
Lalu tiba-tiba waktu berlalu dan penyesalan memang. Seperti
dibohongi rasanya oleh diri sendiri, orang lain, kemudian menyalahkan
orang lain, menyalahkan keadaan, sedangkan kita sendiri yang merasakan sesalnya,
merasa sesak, hingga akhirnya bergerak maju, dan percaya bahwa hal yang berat
dan menakutkan itu akan berlalu pada waktunya.
Kalau merasa dibohongi oleh orang lain, tenang saja, sebab
perbuatan mereka dilandasi oleh kepercayaan bahwa mereka lebih berkuasa dan
lebih sombong, padahal hanya Tuhan yang boleh sombong. Bisa-bisanya manusia berlaku
sombong dan berlagak angkuh, ketika tersandung barulah ia tahu rasanya, barulah
mikir-mikir, ingin berbuat baik dan kembali ke jalan yang benar. Sementara dibohongi
oleh diri sendiri, berarti tidak menjalankan apa yang sudah dikatakan dalam
hati. Misal ingin menulis setiap hari, tapi ternyata besoknya tidak
dilakukan.
Lagipula hidup ini bukan tentang kesalahan-kesalahan kita
yang terus-menerus berulang, tetapi adapula kebahagiaan-kebahagiaan yang belum
pernah kita rasakan. Misal mencicipi makanan yang baru, menonton film baru, pergi ke tempat antah-berantah, bertemu dengan orang asing, seakan-akan
kita terus yang salah dalam hidup ini, kita terus yang bodoh dalam hidup,
nggak pintar-pintar juga, nggak belajar dari kesalahan sendiri maupun orang
lain.
Kita sebisa mungkin tidak terlalu berterus terang pada masalah yang dihadapi, meskipun ini boleh dilakukan pada orang yang kita pilih. Kita sebisa mungkin menyimpan rencana yang ingin dilakukan, meskipun boleh diungkapkan kepada orang-orang terpilih. Kita perlu mencobanya dulu, bisa jadi ketakutan besar yang dibayangkan akan berubah menjadi kebahagiaan baru bagi kita suatu hari nanti. Dan kita dapat tersenyum pada diri sendiri karena telah melalui jalan yang terjal tersebut. Bahkan mengucapkan selamat atas lulusnya kita dari ketidakberdayaan selama ini, kepasrahan untuk tidak memaksa keadaan berubah, tapi memaksa diri untuk melaju, berubah atas kemauan dan keputusan diri kita sendiri.
Jika ada kritik, saran, pertanyaan, dapat dikirimkan melalui email aldirahman108@gmail.com. Hopefully can answer and write it for you
0 Comments:
Posting Komentar
Tolong menggunakan bahasa yang baku dan tanpa singkatan, terima kasih.