Saya tidak paham kenapa orang-orang kalau naik motor suka
sekali menyelak. Seperti suka mendahului yang ada didepannya. Terutama kalau menggunakan
jaket hijau, seakan-akan mesti dimaklumi untuk menyelak. Kebiasaan menyerobot
antrian itu bukan hanya dimotor, tapi dimana-mana yang ada antriannya. Baik itu
di pelayanan publik, maupun di pelayanan lainnya.
Sepertinya sulit untuk menanamkan budaya antri yang baik. Sebab
sudah terbiasa ingin cepat-cepat tanpa menghiraukan orang lain. Yang penting ia
didahulukan, yang lain bisa belakangan. Kalau ingin menyelak lebih baik bilang,
kalau diam saja orang bisa jadi salah paham. Meskipun alasannya masuk akal, ada juga
orang yang tidak berkenan untuk diselak. Karena semuanya ingin cepat-cepat
naik.
Menunggu itu sepertinya tidak menyenangkan bagi sebagian
orang. Padahal menunggu itu bisa dinikmati, jika tahu caranya. Seperti beristirahat
sejenak, berhenti memikirkan apapun, dan memandang alam sekitar. Meskipun
sekarang banyak kendaraan dan pohon sudah mulai berkurang, tapi masih ada
hal-hal yang nyaman untuk dilihat.
Saya tidak peduli kalau dibilang terlalu baik, atau suka
menolong. Mau ini disebut penyakit atau bukan. Saya baik kepada yang saya
kenal, kalau tidak kenal biasanya saya menggunakan feeling. Sebab tidak semua
orang dapat kita bantu. Kita harus memilih-milih, dan lebih berhati-hati dalam
membantu orang.
Orang yang bisa marah dengan lepas, karena merasa lebih kuat
tanpa adanya pembalasan. Kemarahan yang ditenagai oleh kesombongan. Saya mengetahuinya
dari Youtube Mario Teguh. Bahwa memang kemarahan itu terjadi karena kesombongan,
merasa bahwa yang dimarahi tidak akan bisa membalas, jadi ia bisa marah dengan
bebas.
Jikalau kita diremehkan, direndahkan, pastinya kita marah
kepada yang memarahi, dan kepada diri kita sendiri. Rasa marah yang
terakumulasi itu bisa menjadi dendam. Tapi jika diubah menjadi tindakan, bukan
hal yang negatif, melainkan untuk meningkatkan nilai diri. Sebab hidup ini
pastinya bertemu dengan orang lain. Bertemu dengan orang yang tidak disukai. Kita
bisa menjadikan hal itu sebagai pemicu untuk bergerak, dan lebih bersemangat
lagi. Sebab realita memang biasanya tak sesuai dengan harapan Terima kasih
sudah membaca, semoga bermanfaat untuk kamu.
0 Comments:
Posting Komentar