Ramadan Hari Keduapuluhtiga

Rabu, 03 April 2024 0 Comments

 

Photo by Pixabay from Pexels

Saya tidak paham kenapa orang-orang kalau naik motor suka sekali menyelak. Seperti suka mendahului yang ada didepannya. Terutama kalau menggunakan jaket hijau, seakan-akan mesti dimaklumi untuk menyelak. Kebiasaan menyerobot antrian itu bukan hanya dimotor, tapi dimana-mana yang ada antriannya. Baik itu di pelayanan publik, maupun di pelayanan lainnya.


Sepertinya sulit untuk menanamkan budaya antri yang baik. Sebab sudah terbiasa ingin cepat-cepat tanpa menghiraukan orang lain. Yang penting ia didahulukan, yang lain bisa belakangan. Kalau ingin menyelak lebih baik bilang, kalau diam saja orang bisa jadi salah paham. Meskipun alasannya masuk akal, ada juga orang yang tidak berkenan untuk diselak. Karena semuanya ingin cepat-cepat naik.


Menunggu itu sepertinya tidak menyenangkan bagi sebagian orang. Padahal menunggu itu bisa dinikmati, jika tahu caranya. Seperti beristirahat sejenak, berhenti memikirkan apapun, dan memandang alam sekitar. Meskipun sekarang banyak kendaraan dan pohon sudah mulai berkurang, tapi masih ada hal-hal yang nyaman untuk dilihat.


Saya tidak peduli kalau dibilang terlalu baik, atau suka menolong. Mau ini disebut penyakit atau bukan. Saya baik kepada yang saya kenal, kalau tidak kenal biasanya saya menggunakan feeling. Sebab tidak semua orang dapat kita bantu. Kita harus memilih-milih, dan lebih berhati-hati dalam membantu orang.


Orang yang bisa marah dengan lepas, karena merasa lebih kuat tanpa adanya pembalasan. Kemarahan yang ditenagai oleh kesombongan. Saya mengetahuinya dari Youtube Mario Teguh. Bahwa memang kemarahan itu terjadi karena kesombongan, merasa bahwa yang dimarahi tidak akan bisa membalas, jadi ia bisa marah dengan bebas.


Jikalau kita diremehkan, direndahkan, pastinya kita marah kepada yang memarahi, dan kepada diri kita sendiri. Rasa marah yang terakumulasi itu bisa menjadi dendam. Tapi jika diubah menjadi tindakan, bukan hal yang negatif, melainkan untuk meningkatkan nilai diri. Sebab hidup ini pastinya bertemu dengan orang lain. Bertemu dengan orang yang tidak disukai. Kita bisa menjadikan hal itu sebagai pemicu untuk bergerak, dan lebih bersemangat lagi. Sebab realita memang biasanya tak sesuai dengan harapan Terima kasih sudah membaca, semoga bermanfaat untuk kamu.


0 Comments:

Posting Komentar

 

©Copyright 2011 Suka Narasi | TNB