Ramadan Hari Kedelapan

Selasa, 19 Maret 2024 0 Comments

 
Photo by Bruno Silva from Pexels

Tidak apa-apa kita hidup biasa saja. Definitely, tidak perlu apa-apa yang kita dengar langsung kita lakukan, tentunya kita dapat memilihnya. And do not neccesarily mesti bermanfaat untuk orang lain juga. Karena kesenangan tiap orang berbeda, ada yang senang membantu, ada yang senang berbagi, dan ada yang senang mengacuhkan dirinya, jadi nggak perlu memaksakan diri mesti ikut cara yang lain, nggak masalah juga kalau kita capek.


Pengangguran menjadi masalah utama bangsa ini. Sebab persyaratan untuk masuk kerja dibuat seribet mungkin. Tidak ada yang mencarikan kerja buat yang tidak bekerja. Sebenarnya yang bekerja ingin kerja, tapi karena kelamaan menganggur, pikirannya jadi korslet. At least, ada pengembangan kemampuan untuk yang tidak bekerja, selain kartu prakerja yang banyak disalahgunakan.


Saya melihat postingan Instagram yang bagus dari @bilalfaranov, ia mengatakan kalau kita mengambil hal yang mudah maka kita akan sulit kedepannya. Jika kita mengambil yang sulit, dalam jangka panjang akan mudah kedepannya. Seperti pilihan antara rebahan dikasur Minggu pagi, atau mulai berolahraga dengan jalan kaki. Pilihan yang pertama mudah saja, tinggal mengambil handphone, dan bermalas-malasan. Sedangkan pilihan kedua lebih berat, dikarenakan harus bergerak melawan mood dan rasa tidak nyaman. Tapi pilihan kedua akan menjadi kebiasaan jika terus dipilih. Ia akan menyehatkan tubuh dan pikiran. Sementara pilihan pertama akan menimbulkan kenegatifan karena tubuh malas untuk bergerak, dan menjadi mudah sakit.


Oh iya saya suka bingung kalau pergi ke kondangan. Saya melihat ibu-ibu mengambil makan hingga piringnya penuh. Bukan apa-apa, biarpun saya makannya banyak, tapi saya tidak meraup sebanyak itu. Bukan karena terkesan rakus, tapi belum tentu makannya bisa saya habiskan. Bisa saja seleranya kurang cocok, bisa saja karena rasanya hambar. Saya paling tidak suka kalau makan ada sisanya. Banyak saya lihat di piring masih tersisa nasi dan lauknya. Itu disebabkan salah perkiraan, ia tidak mampu memperkirakan seberapa kuat kemampuannya untuk mencerna makanan.


Sama seperti halnya berkendara, ia tidak bisa memperkirakan motor atau mobil didepannya saat menyalip, sehingga nyaris tertabrak. Orang-orang suka sekali menyalip, pengennya cepet-cepet, jadinya budaya antri kian sulit. Sama seperti halnya finansial, tidak mampu memperkirakan berapa kebutuhan dan biaya yang dihabiskan dalam satu bulan. Pengeluaran-pengeluaran tidak terduga yang seringkali mampir. Semakin banyak orang ingin instan, lihat tidak sampai beberapa detik, scroll keatas. Penyebab orang seringkali tidak menyukai proses yang lama. Padahal macet itu karena susah diatur.


Saya menyempatkan diri untuk menulis. Memperkirakan diri untuk bisa menulis setiap hari. Walaupun awal-awal masih sulit, tapi saya yakin ini baik untuk kedepannya. Sebab saya suka menulis. Kita bisa melihat status wa orang lain, tapi kita tidak bisa menyempatkan diri untuk menata pikiran dengan menulis. Saya tahu bahwa kita lelah setiap habis pulang bekerja, setiap habis kegiatan di sekolah, energi terkuras habis. Tetapi jika kita menyempatkan diri pada suatu hal yang kita senangi, maka bisa jadi kita akan semakin baik di hal tersebut. Maaf jika tulisan kali ini agak random, karena dibuat dengan tidak memikirkan templatenya seperti apa, yang penting saya berusaha menulis setiap harinya. I hope you enjoy your life, and see you..


0 Comments:

Posting Komentar

 

©Copyright 2011 Suka Narasi | TNB