Ramadan Hari Keduabelas

Sabtu, 23 Maret 2024 0 Comments

 
Photo by Monstera Production from Pexels

Penyesalan yang terjadi sepertinya memang tidak nyaman. Seperti harusnya tadi saya begini, harusnya tadi begitu, dan tiba-tiba kita tidak berani bertindak. Kita terlalu banyak berpikir hal-hal yang menjadikan kita semakin takut. Terkadang kita membenci diri kita sendiri karena payah dalam bertindak, sebab tidak menjalankannya sesuai rencana. Padahal kita tidak tahu bahwa bisa saja kita memang belum siap untuk itu.


Kita kadang terlalu perhitungan yang membuat akhirnya terus-menerus menunda. Kalau memang ingin dilakukan, maka lakukanlah. Kalau benar kita menyukai hal demikian, maka lakukan saja. Sebab semuanya dinilai berdasarkan tindakan yang sesuai, bukan hanya dengan niat baik. Sebab niat baik saja tidak cukup, butuh tindakan yang benar pula.


Saya lihat dijalanan semakin banyak orang yang berpakaian kumuh berjalan-jalan, tidur disembarang tempat. Hakikatnya tidak semua orang punya tempat tinggal yang layak, tidak semua orang memiliki pakaian yang indah, tidak semua orang memiliki kecukupan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, makan sekali sehari saja bagi mereka sudah cukup. Melalui bulan Ramadan ini, maka semakin banyak orang berbagi. Semakin banyak orang peduli. Bahwa harga makanan mahal, maka orang-orang yang pernah kelaparan karena tidak makan, menjadikan sebab ia tidak ingin orang lain merasakan hal yang sama. Sedianya kita dapat bersyukur dianugerahkan bulan Ramadan ini.


Bagaimana dengan orang yang bermental pengemis? Ketika dibagi justru marah karena dapatnya sedikit. Tentunya kita akan bertemu dengan orang demikian. Yang sudah dikasih hati minta jantung. Yang sudah diberi malah meminta lebih. Persis seperti benalu yang sudah menumpang diinangnya, tetapi ia tetap menyerap sari-sari makanan lebih banyak. Semoga orang-orang tidak kapok bertemu dengan orang yang demikian, semoga kita dijauhkan dari orang-orang demikian. Sebab kita tidak bisa mengubah orang seperti yang kita inginkan, even kita berusaha keras. Yang bisa dilakukan ialah terus berbuat baik kepada orang lain.


Ada jalanan yang menjadi bau karena truk sampah yang lewat. Sampah sebetulnya bukan hanya tanggungjawab masyarakat, melainkan tugas pemerintah. Karena bagaimanapun pemerintah yang memiliki wewenang terkait hal demikian. Kecuali pemerintahnya abai, tidak ingin mengeluarkan dana untuk mengelola sampah dengan benar, karena stigma negatif bekerja di bidang mengelola sampah. Padahal sampah yang menumpuk itu bisa menimbulkan banyak penyakit. Sayangnya pemerintah kita masih butuh perbaikan kinerja, dan butuh pengawasan lebih oleh masyarakat. Semoga tulisan ini bermanfaat untuk kamu.


0 Comments:

Posting Komentar

 

©Copyright 2011 Suka Narasi | TNB